Tuesday, February 24, 2015
11:44 PM

Pembantu-pembantu yang Seksi

Di sebuah rumah di kota P, terdapat laki-laki muda
yang masih single. Pria tersebut bernama Bonsa
(samaran). Perawakannya ganteng dan berbody
atletis, berkulit putih dan memiliki batang kemaluan
yang besar dan panjang, dengan panjang 18 cm dan
diameter 5 cm. Dia mempunyai libido sex yang tinggi,
tidak jarang melakukan onani sampai setiap hari jika
sedang bernafsu. Di rumahnya dia ditemani 3 orang
pembatu yang masih muda dan seksi.
Pembantunya semua wanita, yang pertama (dari
umur), Mirna asal Malang, umurnya 25 tahun, sudah
menikah (suaminya tetap di Malang) dan mempunyai
dua orang anak. Walau sudah menikah, tubuhnya
masih bagus, body seksi dan kulitnya putih susu.
Payudaranya masih kencang, berisi, dan montok
dengan ukuran 36B. Lubang kemaluannya masih
rapat walau sudah pernah melahirkan 2 anak. Kedua,
Marni asal Lumajang, status janda tanpa anak (cerai),
umur 19 tahun, tubuhnya tinggi sekitar 175 cm.
Bodynya seksi, payudaranya berukuran 36B juga tapi
sudah menggantung, alat vitalnya bagus dan sedikit
sudah longgar, tapi masih enak, rapih karena bulu
kemaluannya dicukur habis. Ketiga, Parni asal
Jember, umur 16 tahun belum menikah tapi sudah
tidak perawan lagi, tubuhnya biasa dibandingkan
dengan yang lain, tetapi sangat menggairahkan.
Payudaranya besar berukuran 39A, kulitnya putih dan
liang senggamanya masih sempit (baru satu kali
melakukan hubungan sex).
Hari kamis Bonsa pulang kerja lebih awal, tetapi dia
sampai di rumahnya baru sore hari, karena dia tadi
bersama temannya nonton film biru dulu di
kantornya (ruangannya). Setelah sampai di rumah,
Bonsa ingin langsung masuk kamar untuk
melepaskan nafsunya yang terbendung dengan
melakukan onani. Tetapi ketika hendak masuk kamar,
Bonsa melihat pembantu-pembatunya bersenda
gurau dengan menggenakan baju yang seksi, dengan
hanya memakai rok mini dan atasannya “you can
see”. Dia memperhatikan senda gurau pembantunya
yang bercanda dengan memegang payudara
temannya. Otak Bonsa cepat berpikir kotor, apalagi
sudah dari tadi dia sedang bernafsu.
Bonsa berjalan mendekati pembantunya yang berada
di taman belakang, dia mengendap-ngendap
mendekati Marni yang paling dekat dan
membelakangiinya. Setelah dekat, dipeluk tubuh
Marni yang berdiri dan langsung bibirnya bergerilya di
leher Marni.
“Tuann.. lepaskan Tuan, saya pembantu Tuan..”
katanya.
Tapi Bonsa tetap acuh saja dan terus menciumi leher
bagian belakang milik Marni, sedangkan yang lain
hanya diam saja ketakutan.
“Aug..!” desah Marni saat Bonsa mulai meremas
payudara miliknya.
“Kamu semua harus melayaniku, aku sedang ingin
bercinta..!” kata Bonsa seraya melepaskan
pelukannya tapi tidak melepaskan genggamannya di
tangan Marni.
“Tappii.. Tuuan..” jawab mereka ketakutan.
“Tidak ada tapi-tapian..” jawab Bonsa sambil kembali
memeluk Marni dan mulai menciumnya.
“Augghh..” desah Marni saat tangan Bonsa
menyelinap ke selangkangannya dengan mereka tetap
berciuman, sementara Parni dan Mirna hanya
melihatnya tanpa berkedip (mungkin sudah
terangsang), tangannya pun mulai masuk ke dalam
roknya masing-masing.
Ciuman Bonsa mulai turun ke arah payudara milik
Marni, dikecupnya payudara Marni walau masih
tebungkus BH dan kaosnya, sedangkan tangan
Bonsa meremas-remas susunya yang kiri dan
tangannya yang satunya sudah berhasil melewati CD-
nya.
“Augh..” desah Marni.
Dibuka bajunya dan BH-nya, “Wau besar juga
susumu Mar..” kata Bonsa sambil tangannya
memainkan susu Marni dan memelintir puting
susunya.
“Ah, Tuaan bisaa aja, ayo dong nyusu duluu.. augh..!”
jawab Marni sambil mendorong kepala Bonsa higga
susunya langsung tertelan mulut Bonsa.
“Augghh..” desah Marni merintih kenikmatan, sedang
tangannya Marni masuk ke celana Bonsa dan
langsung mengocok batang kejantanan Bonsa.
Dijilat dan dihisap payudara Marni, tangannya
meremas serta mempermainkan puting susunya,
kadang digigit dan disedot payudara Marni.
“Auughh..!” Marni berteriak kencang saat susunya
disedot habis dan tangan Bonsa masuk ke liang
senggamanya.
Ciuman Bonsa turun setelah puas menyusu pada
Marni, dijilatnya perut Marni dan membuka roknya.
Setelah terbuka, terlihat paha putih dan liang
senggamanya yang telah basah yang sangat
membuat nasfu Bonsa bertambah. Sedangkan Mirna
dan Parni sudah telanjang bulat dan melakukan
masturbasi sendiri sambil melihat tuannya bercinta
dengan temannya.
Diciuminya bibir kemaluan Marni yang masih
terbungkus CD.
“Augghh..” desah Marni tidak kuat.
Karena tidak kuat lagi, Marni mendorong kepala
Bonsa dan langsung menurunkan CD-nya, setelah itu
didorong masuk kepala Bonsa ke liang senggamanya.
“Auughh.. ughh..” desah Bonsa saat lidah Bonsa
menjilati bibir kemaluannya.
Lidah Bonsa semakin liar saja, dimasukkan lidahnya
ke liang itu dan dijilati semua dinding kemaluan itu
tanpa ada sedikitpun yang terlewati. Klitorisnya pun
tidak ketinggalan digigit dan dijilati.
“Aauugghh.. aagghh..!” desah Marni.
Lidah Bonsa terus menjilati bagian dalam vagina
Marni. Marni mulai mengejang bagai tersambar petir
jilatan lidah Bonsa. Tangannya mulai menjabak
rambut Bonsa, tapi Bonsa tidak marah dan
sebaliknya malah mempercepat jilatan lidahnya.
“Aagghh.. aku mau keeluu.. uuaarr.. Tuua.. an..”
rintih Marni.
Dijilati terus Marni dengan lidahnya, dan akhirnya,
“Croott.. crroott..!” cairan kental, panas, dan asin
keluar dengan deras di lidah Bonsa, dijilati cairan itu
dan ditelan Bonsa.
Setelah itu Bonsa berjalan ke arah Parni yang sedang
tiduran dan masturbasi. Ditidurinya langsung tubuh
Marni, dicium payudaranya yang sudah mengeras.
Dijilat dan digigit puting susu Parni dan Parni hanya
mendesah saja, tapi tangannya masih di dalam liang
kemaluannya. Sedangkan Marni masih menjilati
tangannya yang habis membersihkan ciran yang
keluar dari lubang senggamanya. Tangan Bonsa
bergerak turun membelai semua sudut pahanya dan
jilatannya mulai turun dari payudara Parni.
Setelah puas menjilati bagian bawah dari payudara
Parni (perut dan sekitarnya), Bonsa mulai
memasukkan lidahnya ke liang kemaluan Parni yang
sudah banjir.
“Aaugghh..!” desah Parni ketika lidah Bonsa menjilati
dinding kemaluannya.
Tangan Parni meremas susunya sendiri menahan geli
dan nikmat, dipelintir-pelintir sendiri puting susunya.
Lidah Bonsa ditarik keluar dan digantikan tangannya,
langsung masuk tiga jari sekaligus dan mulutnya
beraksi lagi di susu Parni.
“Auugghh.. aagghh.. ugghh.. ugh..!” desah Parni
yang bergerak ke kanan ke kiri, menahan nikmat
yang luar biasa.
“Aagghh.. Parni.., mau.. kee.. luar Tuaa.. ann..!”
teriak Parni sambil memasukkan tangannya ke liang
senggamanya.
Dengan maksud membantu mempercepat keluar
karena Bonsa mengetahui Parni mau keluar, tangan
Bonsa diganti dengan lidahnya dan tangannya
memelintir serta meremas payudara Parni.
“Aaaghh.. Parni.. keluu.. uarr..! Croott.. ccrroott..!”
cairan panas membasahi lagi lidah Bonsa dan
langsung Bonsa bersihkan serta menelannya (prinsip
Bonsa menelan cairan dari kemaluan wanita adalah
dapat membuat awet muda). Parni lemas sekitika, dia
hanya meremas pelan buah dadanya, dan Bonsa
mengecup bibir Parni.
Kemudian Bonsa bergerak ke Mirna yang sedang
berciuman dengan Marni temannya. Kaki Mirna sudah
terbuka lebar dan terlihat lubang kemaluannya yang
merah menyala, memperlihatkan banjir oleh cairan
kental. Tangan Mirna terus meremas-remas payudara
Marni dan demikian sebaliknya. Karena sudah terbuka
kaki Mirna, maka Bonsa berlutut dan langsung
menancapkan lidahnya ke liang milik Mirna.
“Agghh..!” desah Mirna saat lidah Bonsa sudah
menjilati liangnya dan juga menghisap klitorisnya.
Mirna dan Marni terus berciuman, sedangkan Parni
melakukan masturbasi lagi.
Bonsa terus menjilati dan memasukkan tanganya ke
kemaluan Mirna, dijilat dan dihisap terus sampai
Mirna berhenti berciuman dan mengejang. Tubuhnya
bergerak ke kanan dan ke kiri. Tangan Marni
meremas susu Mirna, dan mulutnya menjilati
susunya yang sebelah lagi, sedangkan tangannya
masuk ke kemaluannya sendiri sambil dimaju-
mundurkan.
“Aagh.. uugghh.. saya mau.. keluar Tuu.. ann..!” jerit
Mirna, dan Bonsa masih terus menjilati dengan cepat
dan terus bertambah cepat.
“Ccrrott.. ccrroott..!” keluar cairan panas membasahi
lidah dan wajah Bonsa lagi, dan seperti sebelumnya,
dijilati dan ditelan cairan yang keluar dari kemaluan
Mirna.
Setelah selesai menjilati kemaluan Mirna, Bonsa
menarik tangan Marni dan menyuruhnya berposisi
nungging atau doggy style. Dipukul pantat Marni
dengan batang kejantanannya dan tangannya
meremas susu Marni agar membangkitkan
rangsangan lagi. Setelah terlihat merekah lubang
kemaluan Marni, batang keperkasaan Bonsa pun
langsung ditancapkan ke vagina Marni.
“Aaagghh..!” desah Marni saat batang kejantanan
Bonsa masuk semua ke lubang senggamanya.
Bonsa pun mulai memompa secara teratur dan stabil,
diselingi hentakan-hentakan yang tiba-
tiba,”Aaagghh..!” desah Marni.
Bonsa terus memompa dan sekarang mulai
bertambah cepat, karena melihat Marni yang
kepalanya mendangak ke atas dan berteriak semakin
keras mengucapkan kata-kata kotor.
“Agghh.. Tuan, rudal Tuan ennakk banget.. Saya mau
keluar Tuu.. an..!” teriak Marni yang malah
mempercepat sodokan Bonsa ke liang senggamanya.
“Aagh.. saya keluu.. arr..!” tubuh Marni mengejang
dan cairan keluar membasahi batang kemaluan
Bonsa, terasa panas cairan tersebut.
Dan setelah selesai, Bonsa mencium punggung Marni
dan berkata, “Liang kamu juga enak, kapan-kapan
layani tuan lagi ya..?”
Marni hanya diam berbaring di rumput dan tangannya
meremas susunya sendiri.
Bonsa merangkak ke arah Parni yang duduk dan
sedang masturbasi sendiri, sedangkan Mirna sedang
menikmati jilatan lidah Marni yang bangun lagi ke
kemaluannya. Diacungkan batang keperkasaan Bonsa
ke arah Parni dan disuruh memasukkan ke mulutnya.
Parni langsung menyambar batang kemaluan tuannya
dan mulai menjilati serta memasukkan ke mulutnya.
“Aagghh..!” desah Bonsa, “Kamu hebat juga ya kalau
ngemut beginian..!” kata Bonsa memuji hisapan
pembantunya.
Parni memang ahli, dia menjilat dari ujung sampai ke
buah zakar tuannya, kadang dimasukkan semua
batang tuannya ke mulutnya dan disedot serta
dimaju-mundurkan mulutnya. Setelah puas dengan
kepunyaan tuannya, Parni meminta tuannya
memasukkan keperkasaannya ke lubang
kenikmatannya. Bonsa berbaring di rumput dan
menyuruh Parni berada di atasnya. Parni menuntun
batang kejantanan tuannya ke liangnya dalam posisi
dia duduk di atas tuannya.
“Aggh..!” desah Bonsa dan Parni saat kejantanan
Bonsa masuk ke liang Parni.
Bonsa mendorong pinggulnya untuk menekan
kemaluannya masuk dan Parni menggoyangkan
pinggangnya agar batang tuannya bisa maraba
semua bagian dalam vaginanya. Naik turun dan
bergoyang memutar Parni untuk mengimbangi
sodokan liar tuannya. Tangan Bonsa pun meremas
susu Parni yang bergoyang mengikuti gerakan Parni.
“Agghh.. uuggkkhh..!” desah Parni.
Parni pun terus berteriak mengeluarkan kata-kata
kotor dan mendesah ketika dia merasa sudah mau
keluar.
“Aaghh.. ruu.. dall.. Tuan.. enak, saya.. mau..
keluarr..! Enakk..!”
Bonsa mempercepat gerakannya dan demikian juga
Parni.
“Croott.. croott..” keluar cairan panas yang kali ini
lebih panas dari milik Marni ke batang kemaluan
Bonsa.
“Kamu hebat Parni..” kata Bonsa sambil mengecup
susu Parni.
“Aghh.. Tuan juga hebat, kontol Tuan enak..!”
Bonsa menarik Mirna yang menjilati bibir kemaluan
Marni dan digantikan Parni. Setelah mengistirahatkan
kemaluannya, Bonsa menyuruh Marni menjilati dan
menyedot rudalnya agar berdiri kembali. Dan setelah
berdiri, maka Bonsa memasukkan batang
kejantanannya ke lubang kenikmatan Mirna dalam
posisi tiduran (Mirna di bawah dan Bonsa di atas
menindih).
“Agghh..!” desah Marni saat batang kemaluan
tuannya baru masuk setengah.
“Rapet banget lubangmu Mir..!” kata Bonsa ketika
agak kesulitan memasukkan seluruh batang
kemaluannya.
Dihentakkan dan disodok rudal Bonsa ke
pembatunya, dan secara spontan Mirna berteriak
merintih kesakitan karena milik tuannya terlalu besar
dan dimasukkan secara paksa.
“Aaghh.. iighh..!” teriak Mirna.
Bonsa mendiamkan sebentar rudalnya yang telah
masuk ke kemaluan Mirna. Setelah itu mulai dipompa
pelan dan semakin lama semakin cepat.
“Aghh.. uugghh.. koonn.. tooll Tuaann.. enakk..!”
teriak Mirna saat sodokan Bonsa mulai tambah cepat
dan mulut tuannya menghisap susunya.
Bonsa terus menghisap dan memompa cepat
rudalnya, dan Mirna mulai bergerak ke kiri ke kanan
dan kemaluannya secara spontan mulai menjepit
rudal tuannya yang berada di dalam sarangnya.
“Aaaghh, sayaa.. keluarr.. uughh.. ughh..!” Mirna
menjerit kencang tidak beraturan karena nafasnya
mulai kehabisan menahan kenikmatan sodokan
batang rudal tuannya.
Akhirnya, “Crroott.. ccrroott..!” keluarlah cairan panas
ke kemaluan Bonsa, dan cairannya sangat banyak
hingga keluar mengalir dari liang senggamanya.
“Boleh juga memek kamu dan susu kamu, nanti
malam ke kamarku..!” kata Bonsa setelah mengecup
bibir kemaluan Mirna yang sudah banjir dan masih
mengeluarkan cairan.
“Ah Tuan bisa aja, memang saya hebat..? Nanti
malam saya akan jadi pembatu sexx tuan, dan saya
berikan layanan super special dari memek saya ini,
Tuan..”
Karena masih berdiri tegak dan masih belum
ejakulasi, maka Bonsa menyuruh pembantunya
bertiga untuk menghisap dan menjilat kemaluannya
sampai mengeluarkan sperma. Marni, Parni dan Mirna
berebutan menghisap dan memasukkan batang
kemaluan tuannya ke mulut mereka. Bonsa sudah
merasa mau keluar dan ditariknya kemaluannya
sambil mulai mengocok dengan cepat di hadapan
wajah pembantu-pembantunya.
“Aaaghh..!” desah Bonsa saat dia mengeluarkan
beban sex-nya yang ada di alat vitalnya.
Semburan sperma tadi mengenai wajah Mirna, Parni
dan Marni. Karena sperma yang dikeluarkan sangat
banyak, maka sampai mengalir ke susu mereka
bertiga. Bonsa menyuruh Parni membersihkan sisa
sperma di batang kejantanannya dengan mulut Parni,
sedangkan Parni membersihkan kemaluan tuannya.
Yang lainnya menjilati dan menelan sperma yang
mengalir dan menempel di mulut, wajah, dan susu
mereka masing-masing.
Setelah selesai, Bonsa berkata, “Kalian semua hebat
dan terima kasih atas pelayanan kalian. Kalian akan
mendapatkan bonusku setiap akhir minggu atau
semau kalian atau saya. Dan Mirna, jangan lupa nanti
malam..!”
Bonsa berrjalan mengambil pakaiannya dan masuk ke
dalam untuk mandi.
“Terimah kasih Tuan telah memuaskan kami, dan
kami akan mengambil bonus Tuan.” jawab pembantu
Bonsa ketika melihat tuannya masuk ke rumah.
Mereka bertiga saling mencumbu, dan setelah itu
masuk dan mandi bertiga.
Demikianlah pengalaman sex Bonsa dan
pembantunya yang masih berlangsung sampai
sekarang, walaupun Bonsa sekarang sudah
mempunyai istri dan dua orang anak laki-laki.
Mungkin anak laki-lakinya meneruskan perilaku
ayahnya.
TAMAT