Sunday, February 22, 2015
10:24 PM

Kenang-Kenangan Perpisahan 4 [Nejar's Series]

sebelumnya : http://64.237.43.94/showthread....Nejar-s-Series

Tak kusangka ternyata acara pamitanku beberapa hari ini sungguh membuatku kecapekan karena tiba-tiba ada tambahan kejutan berhubungan seks dengan tiga ibu-ibu muda sebagai tambahan kenang-kenangan untukku. Aku masih rebahan dikamarku sambil memandangi setiap sudut kamarku. Aku terhenyak kaget ketika kulihat ada dua buku yang pernah kupinjam dari perpustakaan sekolah yang ternyata belum aku kembalikan padahal saat ini sekolah sedang libur, sudah beberapa hari ini ingin kukembalikan tetapi selalu kelupaan terus karena keasyikan main terus beberapa hari ini. Aku bertekad untuk mengembalikannya besok karena siapa tahu adik kelasku membutuhkannya untuk belajar.

Besoknya pagi-pagi aku sudah keluar rumah, aku segera ke rumah Pak Bandi yang merupakan pegawai perpustakaan di tempatku sekolah untuk mengembalikan dua buku ini, tetapi ketika sudah samapai di depan rumah Pak Bandi ternyata rumahnya tutupan seperti di tinggal, aku bertanya pada tetangga sekitar rumah pak bandi dan ternyata memang kata tetangga pak bandi sekeluarga lagi pulang kampung ke rumah mertuanya untuk memanfaatkan liburan sekolah. Lalu aku pergi ke pegawai perpustakaan lain yang tak jauh dari rumah pak bandi, tetapi ternyata juga sedang tidak di rumah karena rumahnya kuncian. Berhubung sudah Capek berkeliling-keliling menemui rumah-rumah pegawai perpustakaan yang ternyata tidak ada dirumah semua jadinya aku memutuskan untuk kembali saja ke rumah. Saat aku jalan untuk kembali kerumah aku sempat melewati rumah Bu Lia, terpikirkan olehku bagaimana kalau kadua buku ini aku titipkan saja pada bu lia dan nanti kalau sudah masuk sekolah pasti akan di sampaikan oleh bu lia ke perpustakaan.

ketika sudah di depan pintu rumahnya aku langsung membuka pintunya karena memang sudah sering kesini dan setiap kesini langsung buka pintu aja seperti rumahku sendiri, ketika ku buka pintunya ternyata Bu Lia sedang santai sambil menonton tivi di ruang tamu. Bu lia sempat terkaget kerena memang aku tanpa aba-aba langsung buka pintu pas aku mampir, tapi sempat kaget ternyata bu lia juga seneng kalau aku hari ini main kerumahnya. Kami berdua sempat ngobrol-ngobrol sejenak karena setelah ujian aku jarang sekalli main kerumah bu lia lagi karena sudah kebanyakan keliling-keliling tetangga. Lalu Bu Lia minta tolong padaku untuk membantunya memindahkan box ke atas lemari pakaiannya yang ada di dalam kamar tidur bu lia, karena berhubung suaminya sedang dinas tiga hari ke Cirebon makanya bu lia meminta bantuanku. Kami berdua masuk ke kamar tidurnya yang terlihat sangat bersih dan wangi entah dari mana harumnya tapi yang jelasnya ini memang harum, aku meletakkan kursi di depan lemari pakaiannya dan bu lia membawa box-nya dan memberikannya padaku yang sudah berdiri di atas kursi yang kemudian langsung kuletakkan ke atas lemari pakainnya, Setelah itu Bu Lia malah merebahan tubuhnya di kasur. Aku mengira bu lia kelelahan atau sedang sakit jadinya badannya lemas jadi aku kedapur dan kembali lagi kekamar bu lia sambil membawakan air minum untuknya.

"Lagi kurang enak badan ya Bu?" tanyaku.
"Enggak kok. Cuma, ibu positif hamil aja dua bulan," katanya.
"Kok perutnya nggak besar?", kulihat perutnya masih rata dari balik dasternya.
"Kalau baru dua bulan memang belum kelihatan. Nanti kalau sudah empat bulan baru mulai kelihatan", jawabnya.
"emang hamil bayi laki-laki apa perempuan bu?" tanyaku penasaran.
"ya belum tau toh..kan baru dua bulan. Mana bisa di USG?" jelas bu lia.
"USG?" tanyaku bingung.
"USG itu untuk liat keadaan bayi yang masih dalam kandungan, bisa ngintipin bayi nya cewek atau cowok" jelasnya sambil tersenyum.
"kapan bu, bisa di USG ?" tanyaku penasaran lagi.
"sekitar bulan ke tiga atau ke empat." jawab bu lia.
"boleh pegang gak bu, perutnya? Pengen ngelus dedek-nya?" tanyaku.
"ya udah sana, pegang aja." kata bu lia membolehkan.

Kugerakkan tangan kananku untuk memegang perutnya yang ternyata memang masih rata dan halus meskipun masih terhalangi daster batik bu lia yang menurutku tipis sekali untuk menghalangi tanganku dari lembutnya kulit perut bu lia dan tak lupa ku elus-elus senyaman mungkin agar tak menyakiti bu lia dan calon bayi nya. Bu lia hanya tersenyum simpul sambil memandangku yang sedang mengelus-elus perut rata miliknya. Entah pikiran apa yang ada dalam benakku, aku malah langsung tidur disamping Bu Lia sambil tanganku terus mengelus-elus perutnya. Bu lia menatap mataku dengan tajam seakan-akan matanya sedang berbicara pada mataku.

"Kalau hamil susunya makin besar ya Bu?", aku bertanya sambil memindahkan tanganku dari perutnya ke dadanya. Bu Lia hanya menganggukan kepala dengan pelan dan tersenyum lagi padaku dengan senyuman indah yang menyejukkan hati ini. Tanganku memberanikan diri untuk menyingkap baju dasternya dari sela-sela kerah baju nya yang longgar dan kemudian bh nya pun bernasib sama, sehingga muncullah susunya yang mulai sedikit membesar dari biasanya yang mungkin di karenakan untuk dipersiapkan menyusui bayi bu lia nantinya. Aku terus menerus membelai-belai dengan penuh kelembutan pada kedua susunya yang putih bersih itu dan putingnya ku pelintir-pelintir dengan penuh kelembutan pula karena aku tak ingin menyakiti bu lia walaupun susu nya bukan kali ini saja kupegang apa lagi kulihat tapi walaupun sudah berulang kali melihat dan memegangnya aku masih saja bernafsu dengan kedua susu putih menggemaskan miliknya ini, bu lia hanya memandangku dengan sayu seperti tatapan-tatapannya yang dulu ketika sudah naik birahinya sehingga aku makin berani untuk melakukan lebih karena bu lia ternyata menginginkannya juga bersama denganku. Kuhisap-hisap kedua putingnya bergantian dengan penuh kelembutan, tangan Bu Lia malah membelai kepalaku dari belakang seperti aku ini benar-benar bayinya dan akupun merasa seperti di penuhi kasih sayang walaupun juga berselimutkan nafsu. Tanganku kemudian beralih untuk masuk kebalik dasternya sepaha milik bu lia dan ku gerayangi pahanya terus hingga ke celana dalamnya, tanganku langsung masuk ke balik celana dalamnya dan mengusap jembut sekarang sedikit lebih banyak dari yang terakhir kali ku sentuh, tak lupa pula menyentuh bibir vaginanya yang sudah membasah dan lembut itu bahkan lubang vagina seperti menghangat lebih hangat dari yang terakhir kali kusentuh dan juga itilnya yang tetap kecil seperti dulu membuatku begitu terangsang. Bu Lia mulai hanya mendesah-desah menikmati apa yang kulakukan pada tubuh indah miliknya yang selalu merangsangku ketika melihatnya.

segera kulepaskan celana dalamnya dan ku lempar entah kemana, lalu kuciumi dan kumainkan vaginanya dengan penuh nafsu tapi juga dengan tetap lembut pada bu lia yang memang lembut luar dalam. Bu Lia menikmati semuanya dengan desahan suaranya yang membakar birahiku, lalu bu lia bangkit untuk segera menyuruhku mencopot celanaku agar lebih leluasa seperti dahulu.

"Seperti dulu lagi ya Bu", tanyaku. Bu Lia hanya senyuman manis nya..
"Bagusnya sih sekalian bugil", aku mencopot bajuku. Bu Lia juga mencopot baju dan bh nya hinggga bugil dan begitu menggairahkan.

Dalam keadaan kami berdua sama-sama bugil membuat kami berdua tak lagi segan-segan memandangi tubuhnya dan tubuhku dengan hasrat yang terus semakin membesar dan mendebarkan, aku langsung naik kekasur dimana bu lia sudah terlentang dengan begitu menggodanya dikasur itu dan kami langsung saling memainkan kelamin. Bu Lia memainkan penisku dengan tangannya yang lembut itu dan aku memainkan vaginanya yang sungguh hangat. Kemudian bu lia langsung merebahkan tubuhku dan naik ke atas tubuhku dengan terbalik sehingga penisku langsung bersemayam di mulut hangatnya sedangkan wajahku yang di hadapkan dengan vagina hangat miliknya itu membuatku langsung melahapnya sebagai pelampiasan rasa nikmat yang kurasakan dari kehangatan mulut bu lia di penisku, Orang bilang posisi ini adalah posisi 69. Cukup asyik rasanya menjilati vagina yang sedang basah dan sedang hangat-hangatnya ini, barangkali pemain film porno keranjingan main dengan posisi karena asyik sekaligus bikin tubuh panas dingin karena gesekan lidah di kemaluan nya dan memang rasanya begitu yang kurasakan bahkan seperti orang merinding karena demam tapi memang nikmat juga. lama kami bermain dengan posisi 69 ini dan aku sudah tak sabar ingin memasukkan penis ke vaginanya untuk merasakan kehangatan vaginanya yang benar-benar hangat bahkan mungkin sedikit panas tapi sungguh-sungguh sangat menggoda iman.

"ibu kan sekarang sudah hamil sama Pak Endang kan?, jadi sekarang boleh dong", aku minta izin mencoblos. Bu Lia tersenyum lagi dengan begitu manisnya dengan tebaran nafsu yang melandanya. Seolah mendapat izin, segera aku mengambil posisi menindih tubuhnya agar aku bisa segera memasukkan penisku dan kalau bisa sedalam-dalamnya. Tapi Bu Lia malah menahan tubuhku dengan tangannya.
"ada bayi diperut ibu. Jadi gak boleh ditindihin", katanya dengan lembut. Aku bingung harus bagaimana. karena Selama ini aku cuma bisa menindih dan berdiri saat beradegan seks terlebih berhubungan dengan wanita hamil, kan belum pernah sama sekali.

Melihat aku kebingungan, akhirnya Bu Lia turun tangan dengan merebahkanku kembali untuk terlentang, lalu bu lia mengambil posisi duduk di atas diselangkanganku. Di raihnya penisku dengan tangan kirinya dan di luruskan penisku mengarah ke vaginanya kemudian bu lia mengoles-olesi kepala penisku di bibir vagina nya yang terasa hangat nyaman beberapa kali dan di teruskan dengan mulai menekan pantatnya kebawah dengan perlahan-lahan. Penisku mulai masuk sedikit demi sedikit ke dalam vaginanya yang bukan sekedar hangat lagi kurasakan tapi seperti panas dan terasa lembut sekali. Terlihat jelas di wajah Bu Lia yang sedang meringis dan kemudian menghentikan tekanan pantatnya. Lalu bu lia kembali mencoba menekankan pantatnya lagi kebawah untuk berusaha memasukkan lebih dalam penisku, sedikit demi sedikit membuah kan hasil sehingga penisku masuk lebih dalam. Lalu bu Lia berhenti sejenak seperti mengambil nafas sesaat sambil tetap terlihat sedikit meringis yang di wajah cantiknya. Lalu bu lia menekan lagi pantatnya. Lalu berhenti sejenak untuk mengambil nafas lagi walaupun sesaat. Demikian terus-menerus seperti itu sampai penisku tak bisa masuk lebih dalam karena terasa seperti kepala penisku bertemu dengan kedutan-kedutan di ujung sana dan terasa mentok, entah seberapa dalam yang masuk tapi yang jelas itu terasa nikmat juga bagiku dan semoga saja tak menyakiti bu lia.

"ohh.." desah kami hampir bersamaan.
"punyamu panjang, jar. jadi nggak muat semua di memek ibu", desahnya sambil menatapku.
"trus gimana nih, bu?" tanyaku bingung takut menyakitinya.
"gak papa. Tapi biar ibu aja yang goyangin ya" jelasnya dengan lembut.
"kok aku gak boleh bu?" tanyaku bingung.
"takutnya nanti kamu nyodoknya kuat-kuat. Gak bagus buat ibu yang lagi punya bayi di dalem." Ujarnya pelan sambil mengusap perutnya yang membuat mataku membelalak karena nafsu.

Bu Lia perlahan-lahan mengangkat lagi pantatnya ke atas lalu ke perlahan-lahan di tekannya lagi pantatnya kebawah, terasa sekali kalau bu lia agak kesulitan di awal gerakannya karena penisku terasa sekali agak seret dan rapat sekali tapi itu semua justru nikmat bagiku. Bu lia terus menekan dan mengangkat lagi pantatnya ke atas hingga agak lancar karena sudah lebih sedikit licin dan tak lagi terlihat wajah cantiknya yang meringis, yang tersisa hanya senyuman dan desahan nafas yang membuatku semakin bernafsu padanya. Belum lagi kalau bulia mulai menggoyang-goyangkan pantatnya agak cepat kadang di ubah menjadi keatas kebawah, kedepan kebelakang, ke kiri ke kanan pokoknya komplit dan heboh banget sampai-sampai aku tak bisa membuka mataku karena kenikmatan ini. Bu lia terus bergoyang-goyang dengan kadang cepat kadang agak pelan sambil bibirnya bergetar-getar seperti kumat kamit tapi aku juga merasa bibirku seperti bergetar-getar juga karena ini sungguh membuatku seperti merinding. Aku merasakan enaknya digoyang-goyang dengan goyangan maut bu lia sampai terbersit pikiran bahwa pak endang sungguh beruntung bisa setiap saat merasakan kenikmatan yang merinding ini. Goyangan Bu Lia benar-benar membuatku lupa daratan dan lupa untuk bisa berbuat apa-apa lagi, semakin kencang dan semakin kencang goyangan-goyangan bu lia semakin rapat pula mataku terpejam tak bisa membuka. Sampai ranjang tempat tidur bu lia gaduh dengan goyangan mautnya apalagi saat vagina bu lia kurasakan meremas penisku dengan luar biasa kuat dan semakin kuat pula goyangan bu lia sampai akhirnya ia mengerang panjang dan menjatuhkan tubuhnya diatas tubuhku dengan vagina memijat kuat penisku. Rasanya sungguh nikmat walaupun bu lia berheni bergoyang. 'aaahhh..'

"Bu hati-hati, bayi-nya dalam perut kegencet", aku mengingatkan.
"hhhe" ia tersenyum dan tertawa tersengal. Bu Lia tetap rebah diatasku. Aku tak bisa bergerak.
"Bu, aku belum keluar", kataku berbisik
Bu Lia tersenyum, "dari belakang saja" katanya sambil bergerak menungging di kasur
"cepet masukin lagi, jar" ujarnya.

Aku segera kebelakangnya dan melihat vagina bu lia yang dari belakang seperti tertutup rapat tak ada celah itu membuatku sedikit bingun, ternyata bu lia mengetahui kebingunganku dan langsung mengulurkan tangannya untuk menggapai penisku untuk di tuntunnya masuk kedalam vaginanya yang memang kecil tapi rapat itu. Aku terus mendorongkan pantatku kedepan untuk memasukkan penisku ke vaginanya sedalam-dalamnya dengan perlahan. Lalu kuhunjamkan penisku dengan mengehntakkannya sedikit kuat karena aku sudah tak tahan lagi dengan kenikmatan ini sampai kepala penisku seperti membentur dinding di dalam vagina Bu Lia. Bu lia mengaduh sakit dan membuatku ketakutan tapi kata bu lia itu juga nikmat jadi aku bingung sebenarnya sakit atau nikmat. Tak ku hiraukan ucapan bu lia karena aku sendiri sedang merasakan hangatnya jepitan kuat dari vagina bu lia yang nikmat ini. Aku langsung memompa dan menghentak-hentakan dengan semantap mungkin sambil meresapi kenikmatan vagina bu lia, tanganku tak bisa berpindah lagi kemana karena sudah terpatri di kedua pinggul bu lia sambil terus menerus merasakan maniku untuk semakin dekat dan semakin dekat dengan di kawal erangan dan desahan syahdu bu lia yang membuatku meremang penuh nafsu. Entah berapa lama lagi aku mampu menggenjot-genjot vagina nya ini karena rasanya aku sudah tak bisa menghitung lagi berapa waktuku, dan saat maniku sudah seperti benar-benar di ujung aku menggenjot dengan semakin kuat dengan tangan yang mencengkram pinggul bu lia dan di iringi dengan kembali kurasakan remasan luar biasa kencang dari vagina bu lia yang membuatku benar-benar tak bisa menahan maniku lagi dan langsung ku hujamkan kuat-kuat dengan semprotan demi semprotan kuat maniku mengahantam vagina bu lia yang memeras dengan kuat dan nikmat ini. Aku terkulai lemas menindih tubuh bu lia yang terbaring tengkurap dan tenagaku sudah agak mereda aku langsung tidur di sebelah bu lia, karena capek berkeliling sekaligus bekerja keras dengan bu lia, aku langsung terlelap sejenak dalam buaian indah mimpiku.

mungkin ada sekitar Lima belas menit aku tertidur dan kemudian aku terjaga, kulihat Bu Lia berada di depan meja yang ada di kamarnya ini dan sedang menyiapkan minuman sirup untukku yang di letakkannya di atas meja itu. Ia hanya menggunakan daster tipis dan terlihat jelas cahaya menembus daster tipis itu memeberikan pemandangan siluet tubuh bu lia yang meliuk-liuk seperti liukan-liukan badan keris yang memancarkan aura yang berpendar di seluruh kamar ini, dari bayangan tubuhnya terlihat ia tidak memakai bh dan celana dalam. Aku yang saat itu belum memakai pakaian melihat itu penisku langsung berdiri lagi dengan rasa agak nyeri sedikit, aku jadi terangsang dengan tegangan tinggi.

Dalam keadaan masih bugil, aku menghampiri Bu Lia dan memeluk pinggulnya nya dari belakang. Bu Lia tersenyum,
"Mau lagi?". Aku mengangguk sambil terus mengecupi leher bu lia.

Bu Lia mencopot dasternya dengan begitu mudahnya, membalikkan badannya dan mencium bibirku, meghisapi lidahku dan kurasakan ludahnya yang terasa sedikit manisnya sirup. Aku meraba-raba seluruh lekuk tubuhnya yang aduhai seperti perempuan yang ada di film porno dulu yang pernah ku tonton dan menggesek-gesekan penisku yang sudah ngaceng itu ke depan vaginanya yang berbulu agak tipis itu. Bu Lia tersenyum dan sesekali masih mengecupi bibirku dengan ringannnya, kemudian bu lia melepaskan pelukannya dan langsung berjongkok di depan penisku yang sedang mengacung berhadapan dengan bibirnya yang langsung mencium kepala penisku dan tangannya menggenggam penisku sambil bu lia berdiri lagi untuk membimbingku lagi ke kasurnya yang masih sedikit kusut sehabis kerja keras kami berdua beberapa saat yang lalu. Dikasur itu bu lia kembali merebahkan dirinya sambil membuka pahanya untuk memperlihatkan vagina dan sekitar selangkanganya yang terlihat basah kembali. Aku merayap diatasnya dan mulai menusukkan kembali penisku ke vaginanya. Agak canggung atau lebih tepatnya agak sulit untuk memposisikan diriku karena aku tidak mau menindih perutnya yang sedang hamil muda itu. Tapi Bu Lia tersenyum menanggapi kebingungan dan kesulitanku ini kerena bu lia langsung mengangkat kedua kakinya dan meletakkan dipundakku. Posisi ini memudahkanku untuk menggenjot tanpa harus menindih perutnya sambil kedua tanganku terus berpegangan pada kedua lututnya yang kurapatkan sehingga memberikan kenikmatan yang lebih nikmat lagi.

posisi ini sungguh mengasyikan sekaligus menyenangkan, karena dengan posisi ini terasa sekali vagina Bu Lia menjadi lebih dangkal, sehingga penisku cepat mentok. Terasa nikmat bagiku dan bagi Bu Lia yang selalu mendesah-desah tanpa henti walaupun desahannya hanya lirih terdengar.
"Ahh uhh ahhh uhhh..", Bu Lia mengeluh setiap penisku menyentuh ujung dinding dalam vaginanya.

posisi ini bagiku sangat baru, karena memang ini baru kuketahui dan langsung ku praktekan. Sebenarnya agak menyesal kenapa baru kali ini aku tahu dan langsung mempraktekannya, karena dengan posisi ini kepala penisku seperti selalu diemut-emut oleh bagian vagina bu lia yang lebih dalam. Belum lagi kedua kakinya yang kurapatkan dengan pelukan kedua tanganku, menjadikan vagina bu lia malah semakin menjepit dan sempit walaupun terasa lancar karena licinnya vagina bu lia yang sudah dua kali ini ku pompa. Bu lia hanya mendesah-desah terus menerus sambil kedua tangannya kadang memegangi perutnya, mungkin bu lia sedikit khawatir pada calon bayi nya tapi kadang juga tangannya memegangi kedua susunya agar tak terhempas-hempas waktu aku memompanya agak cepat. Entah berapa lama aku mengayuh kenikmatan berdua bersama bu lia ini, tapi aku rasanya baru sebentar dan mau lebih lama lagi dan lebih lama lagi dengan nikmatnya vagina bu lia yang di tambah dengan nikmatnya posisi ini. Tapi memang aku sudah tak bisa menahannya lagi jadi ku pompa agak sedikit cepat karena rasanya sudah di ujung, tapi ketika penisku sudah akan keluar ternyata remasan kuat dari vagina bu lia yang sempit ini membuatku menyemprot bersama remasan-remasan kuat dari vagina bu lia dengan di iringi erangan-erangan yang agak kuat dari kami berdua. Sepertinya bu lia juga mencapai klimaksnya karena vagina nya juga berdenyut seperti ketika dia klimaks sebelumnya, mungkin ini semua karena sensasi baru dari posisi yang entah apa namanya ini.

Setelah sama-sama mencapai puncak kami akhiri adegan seks kedua ini dengan rebahan sejenak di ranjang ini sambil sedikit memulihkan tenaga dan pikiran kami yang sempat melayang entah kemana, lalu bu lia mengajakku untuk minum sirup bersamanya untuk menghilangkan dahaga dan memberikan sedikit tenaga sehabis bekerja keras meraih kenikmatan tadi dengan masih dalam keadaan bugil. Rasanya memang agak sedikit aneh karena kami berdua harus berjalan-jalan di dalam kamar ini dengan masih dalam keadaan sama-sama bugil, walaupun memang sedikit memberikan kenyamanan untuk kami berdua dengan saling bebas menatap tubuh lawan main kami tadi di kasur apalagi kalau aku melihat vagina nya yang sekarang sudah begitu basah karena lelehan cairan klimaknya dan juga karena maniku yang mulai keluar. Sesudah minuman ku tenggak habis dengan sedikit obrolan dan candaan kami berdua, aku memutuskan untuk pulang karena takut memancing kecurigaan orang-orang walaupun aku ini hanyalah murid bu lia.

tapi ternyata Bu Lia malah menyuruhku untuk mandi dulu dan makan bersamanya karena memang bu lia juga merasakan lapar setelah beliau menggapai 3 kali orgasmenya, aku yang 2 kali sudah terasa lapar apalagi bu lia yang sampai 3 kali. Bu lia kemudian menggenggam tanganku untuk di ajaknya mandi bersamanya di kamar mandi yang ada di dalam rumahnya ini, saat mandi Bu Lia menyirami diriku dan menyabuniku. Aku juga melakukan hal yang sama dengan menyirami bu lia dengan air dan kemudian ku sabuni seluruh tubuh bu lia sambil bu lia masih tetap meremas-remas penisku yang kata bu lia biar bersih karena sudah di pake dua kali sambil tersenyum, tapi tanganku juga malah tak mau lepas dari kedua susunya dan terkadang ku belai-belai vaginanya. mungkin karena merasakan enaknya remasan tangan bu lia yang lembut di penisku, jadinya aku kembali ngaceng dengan sekeras-kerasnya dan ternyata bu lia juga sepertinya kembali bernafsu karena sekarang vagina beliau begitu basah kembali dengan penuh kehangatan. Sepertinya mau tidak mau bu lia harus bertanggung jawab atas kebangkitan penisku ini, jadinya bu lia langsung membalikan badannya membelakangiku dengan kedua tangannya berpegangan pada bibir bak mandi yang hanya sepinggul itu sambil menunggingkan kedua pantatnya yang putih dan mulus itu, cepat-cepat aku kembali menghunjamkan penisku di vagina Bu Lia. Yang tak terduaga adalah ketika penisku sudah masuk semuanya malah bu lia merapatkan kedua pahanya dengan kencang sehingga terasa sekali penisku seperti terjepit kuat sekali sama seperti posisi di ronde kedua tadi, berhubung ini sungguh nikmat luar biasa jadinya pantatku bergerak dengan sendirinya dan semakin cepat sampai terdengar tepukan-tepukan pantat bu lia dengan selangkanganku di kamar mandi yang lumayan lega untuk dua orang ini. Mungkin bu lia juga merasakan nikmatnya posisi ini, karena terasa sekali bu lia juga membatuku memompakan penisku di dalam vagina nya dengan menggerakkan pantatnya juga maju mundur berlawanan dengan gerakan-ku. Memang karena begitu nikmatnya ronde ke tiga ini di tambah takut di curigai orang-orang karena suara tepukan pantat dan selangkangan kami yang di iringi desahan kami berdua, jadinya jantungku ini terasa seperti di geber untuk berpacu dengan waktu yang semakin sempit. Pantatku bahkan tak pernah secepat ini bergerak, bahkan maniku sudah siap di ujung penisku ini. Tanpa berpikir dua kali dan tanpa menghiraukan desahan-desahan bu lia yang menggema di kamar mandi ini, ku semprotkan maniku yang tak lama kemudian di iringi remasan-remasan kuat dari vagina bu lia lagi. Sungguh nikmat memang ketika mencapai klimaks dengan merasakan sensasi remasan kuat vagina bu lia yang luar biasa nikmatnya ini.

aku kelelahan dengan memeluk tubuh bu lia dari belakang, sambil tetap berpelukan kami berdua berusaha menenangkan nafas dan memulihkan sedikit tenaga kami yang sempat terkuras dengan cepatnya. Ketika kucabut penisku dari vagina bu lia, bu lia langsung berjongkok untuk membersihkan vaginanya dari semprotan-semprotan maniku yang sudah sedikit karena sudah diperas 3 kali oleh vagina nikmat bu lia ini. Bu lia juga membersihkan penisku dengan sabun hingga bersih dan kemudian kami berdua mandi lagi sebentar untuk membersih kan keringat kami yang bercucuran saat kami berburu kenikmatan berdua, setelah itu kami keluar kamar mandi menuju ke kamar bu lia dan mengenakan kembali pakaian kami dan akupun pulang dengan membawa kepuasan luar biasa di hari ini.

Tidak ada angin tidak ada hujan, hari ini aku mendapat anugerah menyetubuhi guru favorit yang menggemaskan itu. Bahkan hari ini kami bersetubuh sampai tiga kali. Mungkin karena merasa akan berpisah jauh, jadi kami benar-benar memanfaatkan waktu tersisa.

selanjutnya : http://64.237.43.94/showthread....post1890632178