Wednesday, February 25, 2015
12:05 PM

Janda Emang Menggoda

"Cepetin yank..., aaggghhhh.., enak banget kontolmu.."

"Masak? Dicepetin gimana? Gini?"

"Uuuuuhhh.., iyaaaahh, ahhhhh.."

Wulan makin mengangkangkan pahanya, sedangkan Roni makin agresif menusukkan kontolnya ke dalam memek Wulan.
Dia menggenjot Wulan dengan cepat, kemudian berhenti, mengangkat setengah kontolnya, dan menyodoknya lagi ampe mentok.
Toket Wulan ikut bergoyang seiring tusukan-tusukan kontol Roni.
Wulan terlihat semakin tenggelam dalam lautan kenikmatan, terlihat dia semakin mendesah.
Tubuhnya tiba-tiba melenting ke atas, dan...

"Yaankk..., aaahhhh.., Roonnniiii..., aakkkuuu kelllluarrr.., aaahhhhh....."

Wulan sepertinya mencapai puncak kenikmatannya, sedang Roni malah mempercepat sodokannya..

"Aahhh.., ahhh.., aaaakkku juggaa keluarrrr!"

Roni menancapkan kontolnya dengan keras dan mengeluarkan spermanya di dalam memek Wulan.

Damn!!
Siang-siang gini sepulang bimbingan skripsi yang ga kelar-kelar disuguhin sebuah pemandangan yang bikin menelan ludah.
Tak ku teruskan lagi acara mengintip live show ML nya Roni dan Wulan.
Akupun beranjak dari celah jendela nako yang mungkin mereka lupa menutupnya.
Kemudian aku bergegas menuju kamarku yang letaknya di sebelah kamar Roni.

Akupun langsung menghempaskan tubuhku ke kasur.
Bayang-bayang persetubuhan Wulan dan Roni, ruwetnya skripsi, aaaaarrrggghhh!!!

***

Tak terasa aku sudah belok dari arah jalan besar Jogja-Purworejo menuju arah pantai yang ada di bilangan Jogja barat ini.

Yap, aku memutuskan keluar dari kos buat cari angin karena suntuk, bete karena urusan skripsi sekaligus horny karena disuguhin siaran langsung ML.

Jalan arah selatan menuju pantai menjelang sore ini terlihat lengang.
Akupun menjalankan motorku dengan santai.
Tiba-tiba dari arah berlawanan aku melihat seorang cewek mendorong motor.
Setelah berpapasan sepintas terlihat bodinya yang semampai agak keberatan mendorong motornya.
Akupun berputar arah berniat untuk membantunya.

"Mbak.., kenapa motornya?"

"Ehh.., ini mas kehabisan bensin. Indikatornya eror kayaknya, nih disini masih dua strip, eh bensinnya abis.."

"Waaakk.., yaudah yuk aku bantuin. Mbak naek trus aku dorong pake kaki.."

"Ga ngerepotin mas?"

"Gak lah, aku nyantai kok.."

"Yang terdekat mana ya mas ya yang jual eceran?"

"Arah pantai aja kali ya, tadi kayaknya di belakang si dari jalan gede aku liat ga ada.."

"Gapapa deh, daripada ga bisa pulang.."

Mbak itu pun memutar motornya dan menaikinya.
Aku dorong dia dari belakang dengan kakiku.
Mendekati pantai akhirnya nemu penjual bensin eceran.

"Uuhh.., akhirnya. Makasih banget ya mas.."

"Yap, sama-sama.."

"Eh mas, ga keburu kan? Tuh ada yang jual es kelapa muda, mau ga? haus juga nih dorong motor tadi.."

"Boleh.."

Kamipun menuju ke sebuah warung di pinggir sungai sebelum pintu masuk pantai.
Terlihat beberapa perahu bersandar di pinggir sungai dan orang yang lagi mancing.
Dia lalu membuka helmnya beserta masker yang dari tadi dipakainya.
Waw.., biutifuuulll...
Terlihat wajahnya yang cantik dengan rambut sebahu, lantas dibuka juga jaketnya.
Waw (lagi) , dada nya terlihat membusung, proposional dengan tubuhnya yang semampai.
Aku pun mengalihkan pandanganku agar tak terlalu terlihat memperhatikannya.
Akhirnya pesenan kelapa muda kami datang.

"Sssrruuupphh..., ahhhhh. Segernya.."

"Iya mbak.., kayak mbak nya juga seger, ekekeke.."

"Hahahaha.., bisa aja"

"Aku, Ale 24 m yk. Kamu? Asl pls?"

"Hahahaha.., emang chatingan di mirc? Aku Kurniati.

"Oohh, Kurnia. Sodaraan ama kiper timnas ya? Kurnia Meiga.."

"Hahahaha.., ga lah! mas itu lucu.."

Kamipun ngobrol ngalor ngidul sambil menikmati es kelapa muda.
Pada akhirnya aku tau dia berumur 26 tahun dan seorang janda karena suaminya meninggal dan dia punya anak satu berumur 2 tahun.
Dia tinggal di Purworejo, dan kerja sebagai karyawan sebuah toko swalayan.

"Eh mas, ada acara apa kok bisa nyampe sini?"

"Duh, panggil Ale aja jangan mas lah, masih unyu-unyu gini kok, ekekeke.."

"Hahaha.., iya deh.., tapi kamu juga panggil aku nama aja ya, belom tua-tua amat kan?"

"Hhhmm.., aku panggil Nia aja yah.."

"Iya, gapapa"

"Aku tu tadi di kos bete urusan skripsi ga kelar-kelar, trus malah liat temenku lagi ML di kamar sebelahku.."

"Wahahahaha.., jadi hasrat tak terlampiaskan nih?"

"Aseemmm kowe Ni, yaa.., iya juga sih, ekekeke.."

"Nah kan ketauan.."

"Udah ah, jadi malu. Terus mbak kenapa ada disini? Ga kerja?"

"Tuh kan, pake mbak lagi.."

"Ekekeke.., lupa."

Nia lalu tengak-tengok melihat sekeliling, akupun juga jadi ikut tengak-tengok juga.
Mimik Wajahnya berubah menjadi sedih.
Duh, kenapa ya dia?

"Aku abis ditipu orang Le.."

"Lah, kok bisa?"

"Tadi janjian ama cowok, tapi ternyata ngerjain doang.."

"Ciee.., pacar nya yah? Ciee.."

"Bukan.., tapi...."

"Tapi apa Ni, cerita aja gapapa.."

"Nggg.., aku tadi janjian ama cowok yang mau bantuin aku duit tapi dia cuma ngerjain, ga dateng."

Air matanya mulai menetes, dia pun melanjutkan ceritanya.

"Dia mau bantu aku duit, tapi dengan imbalan. Aku tadinya ragu, tapi dia ngeyakinin aku. Makanya tadi aku ijin pulang cepet buat kesini, eh.., cuma di kerjain doang.."

"Oohh.., sabar yah Ni.., emang dia minta imbalan apa?"

"Grepe-grepe susu.."

"Duh Ni.., sampai segitunya.."

"Aku terpaksa Le, aku butuh duit hari ini, kemaren aku pinjem temenku. Dan besok pagi harus udah siap, sedang ini masih tengah bulan, gajianku masih lama."

Nia menghapus airmata nya dengan tisu.
Aku lalu beringsut mendekat ke sampingnya, dan merangkulnya punggungnya mencoba memberi ketenangan.
Nia pun kembali menceritakan seputar kehidupannya.
Aku mencoba menjadi pendengar yang baik dan sesekali memberi Nia kata-kata bijak penyemangat, heran juga aku bisa jadi sok bijak, ekekeke..

"Duh Ale.., maaf jadi curhat.."

"Gapapa Ni, sekarang jadi plong kan?"

"Iya, lega bisa ngeluarin unek-unek di ati.., aku percaya kok kamu bisa jaga mulut."

"Nggg.., bisa sih.., asal ada imbalannya, ekekeke.."

"Hahaha.., iihh apaan si Ale, nyindir nih ceritanya?"

"Nah gitu dong, senyum.., ketawa.., cantiknya jadi nambah kan tuh.."

"Gombal!"

"Ekekekeke.."

"Ale.., tangan kamu.."

"Emang kenapa tanganku? Nih megang rokok.."

"Yang kanan Ale, tangan kanan kamu di susu ku.."

Waaaaakkk...
Ternyata tangan kananku yang tadi merangkul punggungnya udah nemplok di toket nya Nia.

"Wah, pantesan dari tadi ngerasa empuk, ternyata toket toh? Ekekeke.."

"Iiiihhh.., laki-laki dimana-mana sama aja!"

Sebuah cubitan pun mendarat mulus dipinggangku.
Tapi syukur deh, Nia udah ga keliatan sedih lagi.

"Duhh Ni.., ampe merah nih, cubitanmu sakit juga ternyata.."

"Sukurinn.., abisnya sih nyebelin!"

"Iya-iya maaf deh, ga sengaja kok tadi.."

"Ga sengaja apa curi-curi kesempatan?"

"Ga sengaja Ni, sueer. Tapi Tuhan ngasih rejeki tanganku nyasar ke toket. Ekekeke..."

"Tu kan tu kan.., Ale nyebelin!"

Aku lalu mengambil dompetku dan melihat isinya.

"Ni.., aku ada duit 500, nih kamu pake yang 400 buat keperluanmu. Yang 100 buat aku pulang ntar, ekekeke.."

"Apaan si.., gak! Aku bisa cari cara lain.."

"Udah ambil, aku masih ada pegangan kok. Mau cari gimana? Sekarang udah jam segini, besok udah harus siap duitnya, udah gapapa.."

"Tapi Le..."

"Ga pake tapi-tapian,titik! Aku ngasih bukan karena aku punya banyak, tapi karena aku tau gimana rasanya saat tak punya apa-apa. Tapi janji ya besok-besok ga boleh gini lagi.."

Mata Nia berkaca-kaca hampir menangis melihat aku nyodorin duit ke dia.

"Iya Le, Nia janji.."

"Tuh kan, mewek lagi. Udah napa.."

"Makasih ya Le.., kamu baik. Besok kalo udah ada aku balikin.."

"Salah, aku ga baik.., aku ganteng. Ekekeke..."

"Hahaha.., paling bisa ya kamu buat aku ketawa."

"Yuk cabut, dah jam setengah lima nih, ntar kamu di cariin hlo.."

"Emmmm.., Ale, abis ni kamu kemana?"

"Ke pantai.."

"Aku ikut yah.."

"Oke deh.."

Kamipun beranjak dari warung es kelapa muda, dan menuju motor.
Saat mau jalan, tiba-tiba...

"Maaaass...!!!, mbaaakkk...!!!, es nya belum bayar...!!!"

Asuuu!!!
Aku lupa bayar es!
X_X

***

"Mmmmhhh.., ahhhh.., mmmmhhh..."

Nia tiba-tiba merangkulku dan mencium bibirku dengan lumatan-lumatan menggairahkan begitu pintu kamar tertutup.
Aku yang masih kaget hanya berdiri mematung dan belum mengimbanginya.
Aku kemudian meraih pinggangnya yang ramping, memepetkan tubuhnya ke tubuhku dan mulai membalas pagutan bibir Nia.

*Tokk..!! tokk..!! Tok..!!

Duhh.., baru juga mulai pintu kamar di ketok ama seseorang.
Aku melepas Nia dan berjalan membuka pintu kamar.
Ternyata penjaga losmen mengantarkan minuman paketan kalo cek in buat short time.

"Mas, ini teh manisnya.."

"Ohh.., makasih mas."

Setelah berlalu, aku menutup pintu dan menguncinya.
Nia berjalan menuju ke arahku dengan senyum yang menggoda.

"Duh Ni.., kenapa kita jadi kesini ya?"

"Hehe.., ga tau juga Le, tadi sapa yang ngajak cek in coba?

"Ekekeke.., ya aku sih, tapi niatnya si biar ga dingin kena angin laut ngobrolnya.."

"Terus? Sekarang kalo aku yang mau gimana? Kamu ga mau?"

"Tttapii Ni..., mmmhhhh.., mpphhhh"

Nia kembali merangkulku dan mencium bibirku.
Huaaahhh..., bodo amat dengan ketakutan-ketakutanku kalo ke belakangnya akan terjadi apa-apa.
Naluri ku pun menuntun untuk membalas pagutan Nia.

Kami saling pagut, lidah saling mengait, nafas saling memburu.
Aku makin erat memeluk pinggang Nia, dan Nia makin meremas rambutku.
Saat birahi makin panas, reflek tanganku menyusup ke dalam t-shirt nya dan berusaha menuju toketnya.
Tahu aku agak kesulitan karena t-shirt yang dipakainya agak ketat Nia menahan tanganku dan melepas ciumannya.

Kemudian sambil menatapku Nia melepas t-shirtnya, dan tangannya menuju ke punggungnya melepas kaitan BH nya.
Disaat yang bersamaan akupun melepas t-shirtku, dan wow..
Sepasang toket bulat kenceng terpampang dihadapanku.
Akupun beranjak menuju Nia dan memeluknya dari belakang.
Aku sibakkan rambutnya, lalu tanganku melingkar di perut ratanya.
Aku ciumi telinga Nia dari belakang, perlahan menjalar ke bawah ke lehernya.

"Ni.., tubuh kamu bagus..,"

"Mmmmmhhh.., Alee.."

Sambil terus menciumi dan menjilat leher Nia, tanganku menuju kaitan celana Nia.
Tau aku kesulitan Nia lalu melepas sendiri kaitan celananya dan menariknya kebawah beserta CD nya.
Akupun segera mengikuti apa yang dikerjakan Nia.
Tubuh kami sekarang udah telanjang tanpa sehelai benangpun yang menempel.
Aku mengangkat tubuh Nia, menggendongnya menuju ranjang dan menghempaskan pelan tubuhnya.
Aku tertegun, sesosok wanita cantik dihadapanku kini tergolek pasrah menanti apa yang akan dikerjakan sang lelaki.

"Ihh Ale!! malah bengong.."

"Ekekeke.., abis ga nyangka ada wanita secantik kamu telanjang bulat di depanku.."

"Paan si.., eh matiin dulu lampunya, malu"

"Gak, sayang kalo bidadari secantik ini dinikmati dalam gelap.

"Tu kan gombalnya keluar lagi kan, udah ihh cepet buruan sini.."

Aku pun menuju Nia, aku cium bibirnya, sambil tanganku mengelus dan meremas toket Nia.
Ciuman, kecupan dan jilatanku perlahan turun menuju lehernya.
Tanganku pun memainkan puting toketnya.
Nia mendesah menahan geli, tangannya pun mendorong kepalaku agar menuju ke toketnya.

"Aaahhh.., susu ku Le.., udah lama banget ga di kenyot."

Uhhh.., puting pink udah mencuat .
Akupun mendaratkan mulutku ke puting mungilnya.
Aku kulum putingnya, aku puter-puter lidahku sambil tanganku terus merayap mengelus menuju pangkal pahanya.
Sambil terus lidahku menggarap kedua toketnya, jari tengahku kini telah menemukan klitorisnya.
Nia makin mendesah dan kakinya bergerak kesana kemari menahan rangsangan yang kuberikan.

"Aaah Ni.., aku sekarang ga cuma grepe-grepe, tapi menikmati setiap lekuk tubuhmu Ni..

"Aahh.., Alee.., enaak banget Le emutanmu, uuugghhh...

Tiba-tiba Nia bangkit dan mendorongku, hingga posisiku kini bersandar pada tembok.
Nia dengan bernafsu menggenggam kontolku dan aaahhhh..., kini mulutnya mengulum kontolku.

"Uuuuugghhh.., anget Ni, ahhhh..."

Hanya beberapa kali kontolku keluar masuk ke dalam mulutnya, Nia meludahi kontolku.
Nia lalu naik ke pangkuanku, tangan kanannya berpegangan pada pundakku sedang tangan kirinya menggenggam kontolku dan diarahkan ke lubang memeknya.
Dengan sedikit menaikkan pantatnya kontolku pun sudah berada di bibir lubang memeknya.
Perlahan Nia menurunkan pantatnya, kepala kontolku berhasil masuk, dan sekarang kedua tangannya memeluk leherku.
Ditekannya lagi pantatnya kebawah, lalu diangkat nya lagi sedikit, dan..
Blesssss...., seluruh kontolku udah tenggelam ke dalam memeknya.

"AaaaaHhhh..., Alee.., enak banget"

Tubuh Nia memelukku erat, dia diam sesaat menikmati hal yang telah lama tidak dia rasakan.
Toketnya terasa empuk menghimpit di dadaku, dan perlahan Nia menggerakkan pinggulnya.
Gerakannya lembut, tidak liar hingga kontolku terasa seperti dipijit.
Sambil terus bergoyang, Nia terus memelukku erat sambil sesekali menggigit-gigit kecil leherku.

Tak lama, tubuh Nia melenting indah ke belakang dan menekan pantatnya ke bawah dengan agak keras.

"Aaaaaaggghhh..., akuuu daappat Leee..., ahhhhh"

Tubuhnya lemas ambruk ke pelukanku, nafasnya terengah-engah.
Terasa sedikit cairan hangat meleleh keluar dari celah memeknya yang tersumpal kontolku.
Aku biarkan dia menikmati orgasme nya, aku elus2 punggungnya yang mulai berkeringat.

"Aahh.., memekmu anget banget Ni, enak banget kontolku di dalem."

"Hihihi.., bo'ong, orang udah buat keluar bayi kok dibilang enak.."

"Aku menyesal Ni.."

Nia yang masih ambruk didadaku lalu bangkit dan menatapku.

"Nyesel kenapa Le? Kamu nyesel ML ama aku? Memekku ga enak yah?"

"Enggak, bukan itu. Aku tu nyesel kenapa ga dari dulu kita ketemu dan ML, ekekeke..."

"Iihhh, Ale!!!"

Tanpa mencabut kontolku, aku mengangkat Nia dan merebahkannya ke posisi telentang.
Pelan tapi pasti aku mulai menggoyangkan pinggulku, aku menggenjot Nia dengan ritme pelan.

"Ahhhhh...., berasa banget urat kontol kamu Le di dalem, uuugghhh..."

"Mosok?"

"Ahhhh.., kontol kamu gede, memekku terasa penuh, ahhhh.., kkallo akku ketagihaan gggimanaa Lee, uuuhhh.."

Nia yang mulai bangkit lagi nafsunya meracau ga jelas.
Aku kangkangkan pahanya, sehingga aku makin leluasa menggenjot memeknya yang makin kesini makin licin.
Ritme sodokanku aku tambah menjadi sedang, butiran keringat mulai muncul membasahi dahiku.
Dengan kedua tangannya Nia mengelap keringatku.

"Ale..."

"Aahhh.., iya Ni, kenapa? Aahh sumpah memek kamu nikmat banget uggghh.."

"Kamu ganteng kalo lagi gini.."

"Ehh, apa?"

"Kamu gant..., ahhhhh...., nakal banget si kamu, aahhh...."

Aku pura-pura ga denger apa yang Nia katakan, saat belum merampungkan omongannya aku tekan dalam-dalam kontolku ke dalam memeknya.
Lalu Nia mengangkat kepalanya dengan tangannya memegang pinggangku berusaha melihat ke arah selangkangan kami.

"Napa Ni? Mau liat kontolku lagi kerja ya?"

"Ahhh...,"

"Bagus kan? Kontolnya cowok ganteng ketemu memeknya cewek cantik, ekekeke..."

"Ihh Ale, becanda mulu! Kalo memekku melar gimana? Sesek banget kontolmu di memekku Le.."

Nia menghempaskan lagi kepalanya ke ranjang, kakinya kini merangkul di pinggangku, tangan Nia merangkul leherku.
Mendengar kata-kata Nia akupun makin semangat, ritme sodokan aku naikkan secepat aku bisa.

*Plak.. plak.. plak..

Suara benturan selangkangan kami, erangan nikmat kami makin menambah panas suasana.
Tak lama kemudian Nia menggigit leherku, mempererat pelukan dan kaitan kakinya, pantatnya dihempaskan ke atas menyambut sodokan kontolku.

"Aaallleeee.., aaaahhh.., akuuu daapett lagggiiihhh.., aaaggghhh..."

Aku tak mempedulikan orgasme Nia, aku terus menggenjotnya dengan cepat.
Tak berselang lama pertahanku akhirnya jebol juga.
Aku tekan kontolku sedalam dalamnya ke dalam memek Nia.

*Creett.., creett.., creett..

"Aaaahhhh..., Niiiaaaa..., akku kkkleuuaaarr..."

Spermaku beberapa kali menyemprot di dalam memek Nia, nikmat yang tak terkira, aaahh surga!
Aku ambruk di atas tubuh Nia yang udah lemas karena orgasme duluan.
Nafas kami terengah-engah, keringat membanjiri tubuh kami berdua.
Tak ada kata yang keluar, saling menikmati gelombang orgasme masing-masing.
Setelah beberapa saat, aku kecup mata Nia yang matanya masih terpejam, lalu bibirnya.

"Maaf yah Ni, keluar di dalem.."

Nia membuka mata mengecup bibirku lembut dan menatapku.

"Ga apa, aman kok.."

"Abis memek kamu bikin sayang nyabut sih, ekekeke.."

"Biasa aja kali Le, ga usah lebay deh muji nya.."

"Hhhmm.., kontolku enak ga?"

"Gak!!"

"Yakin?"

"101%"

"Tapi kok keluar dua kali? Skor kita 2-1 lohh, kamu kalah. Ekekeke.."

"Dasar Ale ihh!! Senengnya bikin malu deh.."

"Kalo gitu bilang ganteng dong.."

"Ogah! Ganteng.., aneh iya.."

"Kok?"

"Itu, mosok ketawanya gini; ekekeke.."

"Ekekekeke.."

"Tuhh kaan.."

Aku sodokkan kontolku yang masih setengah tegang di dalam memek Nia.

"Ale!! Iseng banget si jadi orang.."

***

Seminggu kemudian...

"PING!!!"
"PING!!!"
"PING!!!"
"Hai Ale, apa kabar?"

"Hey Nia.., alhamdulillah msih berasa enaknya, ekekeke.."

"Ihh.., bisa aja deh"

"Becanda kok, gmn? Udh beres kan masalah kmaren?"

"Udah kok, berkat bantuan kamu, makasih ya Le.. :*"

"Syukurlah klo gitu.."

"Tapi ak skr butuh lagi ni Le.., bsk bs ketemu ga?"
"Aku libur, aku maen ke kosanmu boleh ga?"

"Boleh.., Duh Ni tapi ak lg ga pegang duit bnyak nih.."

"Bkan itu"

"Trs?"

"Pengen ituu.."

"Hah? Pngen ap? Durian? Emng lg musim skr.."

"Hhmm.."

"Knp?"

"Ihh.., ga peka bgt si jadi cowok!"
"Pengen di ml-in lagi ama kamu!"
"Puas?!"

"Emmm.., gimana ya?"

"Bodo!"

***

THE END?