Jam sekolah sudah berakhir, aku bersiap-siap untuk pulang.
Tiba-tiba seorang temanku yang bernama Agus, menghampiriku. "Be, mau ikut ga?" Tanyanya.
"Kemana?" Jawabku singkat.
"Ke villa di atas, ada acara berisik." Katanya. Dia bilang acara berisik untuk menyebutkan acara musik hardcore.
Ia, dulu aku suka dengerin musik seperti itu. Lumayan bisa liat orang teriak-teriak.
"Oya? Kapan?" Tanyaku lagi. Sambil berjalan keluar kelas.
"Ya sekarang. Inikan sabtu. Besok minggu jadi bisa istirahat langsung pulangnya." Jawabnya sambil mengikutiku keluar dari kelas.
"Emang jam berapa?" Aku bertanya lagi.
"Malam sih jam nya. Kamu mau pulang dulu?" Jawabnya.
"Engga ah. Aku kan ga pake baju seragam. Kalo cuma rok sih ga apa-apakan pake rok sekolah?" Kataku.
Iya, dihari-hari tertentu kalau hatiku sedang badmood, aku memang suka tiba-tiba membuka kemeja seragam sekolah. Aku tinggal pakai kaos dalam lalu sweater yang agak ketat.
Guru? Bukannya aku tidak menghargai mereka, tapi kalau tubuhku sudah tidak nyaman dengan kemeja seragam sekolah, aku akan sakit mendadak. Makanya, guru memaklumi. Ditambah, aku memang lumayan bebas disekolah itu, secara aku satu-satunya anak emas seorang guru paling disegani di sekolah. Kepala sekolah saja malah lebih segan ke guru itu.
"Iya ga apa-apa. Sambil nunggu, kita kerumah temen-temenku aja gimana?" Ajak Agus.
"Ayu aja." Jawabku singkat.
Agus ke parkiran sekolah, mengambil motornya. Aku menunggu di depan gerbang sekolah sambil ijin ketemen-temenku kalau aku gakan ikut main dengan mereka.
Aku dibonceng oleh agus menuju suatu tempat. Disebuah rumah sudah pula banyak anak-anak yang berpakaian sekolah juga yang sedang melakukan aktifitasnya masing-masing. Semua laki-laki. Disalah satu pojokan rumah, kulihat banyak botol bear dan beberapa botol anggur merah dan anggur putih. Disana sudah seperti basecame saja.
Aku duduk dikursi ruang tamu. Kami saling berkenalan. Entah ada berapa orang dirumah itu. Aku berkenalan dengan yang punya rumah, namanya Erik. Dia ramah sekali, terlihat sedikit mabuk. Agus menuju belakang rumah. Entah mau ngapain.
Tak lama, dari arah belakang, muncul 3 orang perempuan yang juga memakai seragam sekolah sambil tertawa-tawa. Mereka lalu melihatku. Aku tersenyum. 3 perempuan itu lalu menuju keluar rumah.
"Mereka pacar-pacarnya 3 orang yang suka kumpul disini juga Bee." Kata Erik tiba-tiba sedikit mengagetkanku.
"Oh." Suara yang keluar dari mulutku hanya itu.
Tiba-tiba dari pintu depan rumah masuk seorang laki-laki tinggi dan tegap, ditangannya penuh tatto. Ternyata aku mengenal dia. Dia salah satu kaka angkatku. Seorang preman yang menguasai daerah disekolahku dan sekitarnya. Aku memanggilnya dengan sebutan Aa. Aku memang sengaja mendekati dia, alasannya, dia bisa aku jadikan bodyguard ku. Ya, karna aku memang termasuk cwe yang suka kebebasan.
Dia melihat padaku dan tersenyum, lalu menghampiriku, duduk disamping kananku. Erik yang duduk disampingkiriku menganggukan kepalanya dan tersenyum pada Aa. Semua yang berpapasan dengan nya pun begitu. Sepertinya, Aa disini juga sangat disegani.
"Bee, kamu disini juga? Ngapain?" Tanya nya sambil mencolek daguku.
"Ia a. Temenku Agus mengajak aku nonton acara musik." Jawabku sambil tersenyum semanis dan semanja mungkin.
"Ia, hati-hati ya? Kalo kamu kesana, nanti Aa nyusul kalo gitu." Katanya.
Kami akhirnya ngobrol bertiga dengan Erik. Sampai waktu yang ditunggu datang.
Aku tetap dibonceng Agus menuju ke villa di atas. Atas itu adalah suatu tempat kawasan tempat liburan. Terdapat banyak pohon teh disana.
Sampai ditempat, kami langsung menuju halaman belakang villa yang ternyata kolam renang besar, disalah satu sisi kolam ada sebuah panggung cukup besar. Acara sudah dimulai. Kami bersuka ria. Aku pun ikut mabuk bersama teman-teman. Malam semakin larut. Kami semakin dibakar nafsu dari alkohol-alkohol yang kami minum.
Dengan keadaan mabuk, aku kurang bisa membedakan mana teman-temanku dan mana yang bukan. Acara selesai tengah malam. Tempat itu terlihat sedikit lenggang. Ada yang sedang berenang, tiduran di tepi kolam renang, bahkan ada yang sedang bercinta didalam kolam. Aku diajak seseorang untuk mengikutinya.
Aku kira dia salah satu teman-teman baruku dari rumah erik. Aku dituntun nya, dibelakangku banyak laki-laki yang mengikuti kami. Dengan keadaan mabuk, aku ditarik masuk kerimbunan kebun teh yang membentang.
Dia lalu memelukku dan menciumiku. Aku kaget dan berontak. Tenaga dia lebih besar dariku. Aku terjatuh dan mengangkang. Dia menindihku dan menciumiku kembali. Aku teriak-teriak. Tapi siapa yang mau menolong ditengah kebun teh seperti itu? Terdengar banyak suara laki-laki yang menuju kearahku. Aku teriak terus.
Laki-laki yang meniduriku mengangkat rok seragamku. Melucuti celana dalamku. Aku benar-benar pusing dan lemah.
"Hikkss, jangan macem-macem kamu!" Kataku membentak tapi sambil menangis. "Toloonngg,, tolooonggg..." Teriak ku kembali.
Aku meronta, tapi rontaanku sama sekali tidak berpengaruh pada laki-laki itu.
"Diem kamu, ini pasti enak." Katanya sambil terus menciumiku.
Aku dikangkanginnya, terasa ada sebuah benda tumpul memasuki memekku. Dia dengan kasar nya menghentakkan kontolnya lebih masuk kedalam memekku.
"Anjiiingggg sakkiitttttt.. aaghhh.." Teriakku kesakitan.
Ya, rasanya memang sakit.
"Ga apa-apa nanti juga enak." Katanya sambil mulai menggenjot memekku.
Aku menangis, dan tetap berusaha memberontak. Kakiku berusaha menendang-nendang. Menggerakkan pinggulku agar kontolnya copot. Tapi bukannya copot, malah makin terlihat membuat laki-laki itu keenakan.
"Aaghhhh... " Desahnya.
Kontolnya terus terasa menggesek kedalam memekku. Masih terasa sakit.
Tiba-tiba terdengar banyak orang berbicara disekelilingku. Disana gelap tapi aku bisa sedikit melihat. Ternyata disana sudah banyak menunggu laki-laki yang melihat aku diperkosa.
Bajingan mereka! Kenapa hanya melihat? Bukan menolongku.
"Eh Wid, buruan, aku juga mau." Terdengar salah satu dari mereka berbicara.
"Hu'uh cepetlah." Kata suara yang lain. Entah aa beapa orang mereka yang menungguku.
"Bentar atuh, lagi enak-enaknya ini. Sumpah pulen euy ieu memek." Kata orang yang sedang menggagahiku.
Aku terdiam sejenak, lalu meronta lagi. Tapi ada yang aneh, aku sudah mulai merasakan kenikmatan didalam memekku. Aku mulai mendesah.
"Aaghhhh, oughhh.. memeknya sakittt..." Desahku sambil sedikit berontak. Aku gak mau terlihat sedang menikmatinya.
"Diem atuh neng, lagi enak banget ini. Masa ga ngerasain?" Kata laki-laki itu sambil terus menggenjotku.
Oh bagaimana ini? Ini rasanya sangat enak. Memberontak sedikit tapi dengan kasarnya laki-laki itu menekanku, melawan gerakanku dan itu membuat aku keenakan. Ada apa dengan diriku?
Aghh kalau terus seperti ini, aku akan klimak dan dia akan senang, begitu pula semua laki-laki yang menunggu gilirannya untuk memperkosaku. Malam ini, aku akan habis. Fikirku.
"Aaghhh, aghhhhhh toloongg lepasiinn.. sakiitt aaa sakiitt memekku.. kontolmu terlalu masukkkk.." teriak ku, ya kali ini aku sudah tidak mendesah. Karna aku tidak ingin memperlihatkan kalau aku sedang menikmati pemerkosaan itu.
Genjotan laki-laki itu makin terasa cepat.
"Aaghhh, aghhh enakkk nenggg. Memeknya pulen." Kata lelaki itu sambil menciumi leherku.
Dia terus mempercepat genjotannya. Aku menutup mataku, kali ini air mataku sudah tidak keluar.
Bruk! Tiba-tiba terdengar suara benda berat terjatuh.
"Aaawwww..." Terdengar juga teriakan-teriakan disekelilingku.
Aku membuka mata.
Lalu aku merasa laki-laki yang sedang menggagahiku terangkat tubuhnya keatas. Kepalanya menengadah. "Aaaaaaaaghhh awwwww..." Teriaknya.
Aku langsung bangun untuk duduk.
Aku melihat ada beberapa sosok tubuh yang sedang berkelahi. Laki-laki yang memperkosaku terlihat menungging di tanah. Sepertinya dia tidak sadarkan diri.
Aku masih merasa bingung. Lalu seseorang mengangkat tubuhku. Membopongku. Aku melihat wajahnya. Ternyata dia Aa. Wajahnya terlihat tegang. Akhirnya pandanganku memudar dan menghitam.
Terasa ada yang mengelus-elus pipiku. Aku bangun. Melihat sekeliling. Lalu aku lihat Aa ada disampingku.
"Kamu dirumah sakit Bee." Katanya lembut sambil tersenyum.
"Maaf Aa datang telat semalam. Aa nyari-nyari kamu sama temen-temen. Kata mereka, kamu tiba-tiba menghilang. Untungnya disana ada yang membicarakan kalau ada seorang wanita yabg akan digilir. Dan kami mengikuti mereka. Akhirnya, kami menemukan kamu Bee." Lanjut Aa menjelaskan panjang lebar.
Huft... Akhirnya aku selamat. Biarlah, ini menjadi pelajaran untukku. Salah satu pengalaman dikehidupan kelamku.
Sunday, February 22, 2015