Thursday, August 20, 2015

My Lovely Queen

My Lovely Queen

Aku mulai terbayang soal dirinya sejak dia upload foto dirinya setengah badan di grup wa. Wajahnya hanya keliatan dari bibir kebawah, tanpa full face. Namun dari foto sekilas, aku tahu bahwa dia kimcil tocil, sebutan untuk cewek kecil mungil berpayudara kecil. Perutnya rata, rambutnya tergurai sampai ke bawah payudaranya yang rata. Kulitnya kuning langsat bersih, jemarinya lentik. Beughh, bagai bidadari... Aku hampir yakin pasti, dia pasti harum.. Cewek seseksi itu pasti banyak cowok yang mengejarnya. Karena kumenilai dari postingan dan komen2 dia grup maupun di forum, bahwa dia cewek yang halus dan baik. Benar benar bagai bidadari. Bagaimana aku tak terbayang pada dirinya?

Sayang dia berada jauh di kayangan... Hehehehe.... Beda pulau maksudku. Coba kami sepulau, sudah kutemui dia dan mengagumi kecantikannya, mendengar merdu suaranya dan menikmati geriknya yang manja. Ouggh... Membayangkannya saja sudah membuatku bahagia...

"Dor! " teriak Cici persis di telingaku. Alih alih kaget, Aku malah melirik tajam ke matanya.

"Apaan sih... Usil banget," ucapku

"Ihh... Dikagetin kok gak kaget. Dikagetin mah kudu kaget, kudu teriak -auww!- gitu... Ini malah cemberut. Lagi ngelamunin apa teh?" cecarnya.

Cici ini mojang parahyangan, kulit putihnya adalah bukti bahwa dia cewek sunda. Gaya bicaranya yang khas membuatnya tambah menarik. Tak heran sih, sebagian cowok lajang di perusahaan berlomba2 merebut hatinya.

Aku tak menjawab pertanyaan Cici, aku sibuk menutup hp ku, agar dia tak tau bahwa aku sedang membayangkan sosok bidadari dalam foto itu. Aku beranjak dari dudukku, menuju sudut ruangan untuk mengambil air putih. Sementara kulirik Cici yang sedang menunggu jawabanku, wajah sensualnya sering membuatku hampir tak bisa menahan diri untuk menciumnya. Bibirnya mungil, merah merekah, enak untuk dicium.

"Laporan kemajuan sudah selesai? Besok mau aku bawa ke ruangan si bos." tanyaku mengalihkan perhatian. Cici mendengus kesal, sambil.cemberut dia berkata :

"Ye... Si teteh mah nyebelin... Ditanyain malah gak jawab. Uh.. Laporan belum kelar, nih bentar lagi," ujarnya seraya membelakangiku dan duduk menghadap laptopnya kemudian asyik memencet mencet keyboard nya.

Aku tersenyum simpul, menggemaskan sekali gadis ini. Pengen rasanya memeluk dan menciumnya. Aku berjalan menuju mejaku dan mulai melanjutkan pekerjaanku lagi.