Tuesday, August 25, 2015
10:52 AM

Balada Rif'ah, Seorang Akhwat Partai - 4

Melalui lubang kunci tersebut, suasana kamar Ummu Nida terlihat jelas terutama ranjang tempat tidur Ummu Nida dan suaminya. Di ranjang tersebut, Rifah melihat Ummu Nida dan suaminya telanjang bulat tanpa selembar pakaianpun menutupi tubuh mereka berdua. Rifah sempat tertegun melihat Ummu Nida dalam keadan telanjang bulat seperti itu. Tubuh ummahat berkulit kuning langsat yang telah beranak tiga tersebut ternyata masih kencang dan terlihat montok dengan sepasang buah dada besar yang menggelayut di dadanya.

Kemaluan Ummu Nida juga nampak bersih dari bulu-bulu kemaluan seperti kemaluan Rifah, hanya bedanya bibir kemaluan Ummu Nida telah menggelambir kehitam-hitaman sementara bibir kemaluan Rifah terlihat rapat dengan warna kemerah-merahan. Ummu Nida terlihat bernafsu menciumi sekujur tubuh suaminya hingga akhirnya terhenti di bagian kontol Abu Nida. Tubuh Rifah gemetar ketika matanya melihat kontol suami Ummu Nida yang tegak mengeras. Kontol suami Ummu Nida itu besar dan panjang dengan otot-ototnya yang terlihat menonjol, dan terlihat sangat kontras dengan tubuh Abu Nida yang kerempeng. Ummu Nida terlihat sangat bernafsu menjilati dan menciumi kontol suaminya tersebut hingga beberapa lama, ummahat ini asyik dengan batang kontol suaminya tersebut. Rifah yang melihat keasyikan Ummu Nida hanya mampu terengah membayangkan dirinya juga ikut menjilati kontol suami Ummu Nida yang besar itu.

Abu Nida terlihat tersenyum-senyum dan terkadang melenguh keenakan menikmati perbuatan istrinya ntersebut. Ketika Ummu Nida kemudian menggenggam kontol suaminya dan diarahkan ke liang kemaluannya, Abu Nida segera membalikkan tubuh montok Ummu Nida sehingga Abu Nida kini berposisi menindih istrinya. Ummu Nida terpekik manja namun beberapa saat kemudian ummahat ini mendesah ketika kontol besar suaminya mulai menembus liang kemaluannya dan beberapa saat kemudian perempuan yang telah beranak tiga ini merintih-rintih jalang ketika suaminya menyetubuhinya.
Rifah yang melihat adegan tersebut melalui lubang kunci hanya terengah-engah dengan tubuh panas dingin ketika kontol besar Abu Nida menyodok kemaluan Ummu Nida berulangkali. Rifah melihat lubang kemaluan Ummu Nida yang tampak lebar karena telah mengeluarkan 3 anak itu seakan tidak muat dimasuki kontol suaminya. Tubuh montok Ummu Nida tampak terguncang-guncang oleh gerakan kontol suaminya sementara kedua payudara ummahat dengan puting susu yang tegak kecoklatan ini tampak dikunyah-kunyah oleh Abu Nida dengan penuh nafsu. Adegan-adegan di ranjang Ummu Nida ini membuat Rifah terangsang, jauh lebih terangsang dibanding waktu melihat film porno di warnet sehingga akhwat cantik ini kemudian menggosok-gosokkan kemaluannya sendiri. Rifah membayangkan kontol Abu Nida yang besar itu juga menyodok kemaluannya, dan kemaluan akhwat PKS ini sendiri telah basah kuyup.

Ummu Nida merintih-rintih kenikmatan dengan tubuh yang terguncang-guncang.

Ohhohhhssshh.terusss.enaaaaaak..ahhh

Sstjangan keras-keras nanti kedengaran Rifahkasihan dia belum nikah bisik suaminya membuat Ummu Nida tertawa manja.

Wajah Rifah memerah mendengar obrolan diantara suara-suara persetubuhan suami istri ini yang membicarakan dirinya. Mendadak ada rasa bersalah yang menyergap Rifah yang tengah mengintip aktivitas suami istri ini di kamar sehingga membuat Rifah berniat kembali masuk ke kamar. Namun niat itu buyar ketika Rifah melihat tubuh Ummu Nida mengejang dan memeluk suaminya erta-erat. Gadis cantik ini melihat Ummu Nida rupanya telah sampai di puncak kenikmatannya.

Ahhhhh AbiiiUmmi keluarrrr..aaahhhhh..ssshhhh pekik Ummu Nida sambil memeluk erat suaminya dan melingkarkan kedua pahanya membelit tubuh suaminya dengan pantat yang terangkat tinggi. Rifah melihat ekspresi wajah Ummu Nida terlihat merasakan kenikmatan yang luar biasa. Beberapa saat kemudian Rifah melihat tubuh ummahat ini lemas.

Aku belum keluar, sayang desis Abu Nida yang disambut dengan senyuman lemah istrinya. Rifah melihat cukup jelas cairan kenikmatan Ummu Nida keluar dari liang kemaluan yang masih dimasuki kontol suaminya.

Tuntasin aja bi, desis Ummu Nida kelelahan.

Tubuh lemas Ummu Nida kemudian kembali terguncang-guncang oleh gerakan kontol suaminya. Cukup lama tubuh montok ummu Nida terguncang-guncang sebelum akhirnya suami Ummu Nida menggeram lantas memeluk istrinya erat. Laki-laki bertubuh kurus namun berkontol besar itu membenamkan kontolnya dalam-dalam. Tubuh Ummu Nida tersentak ketika suaminya juga mengeluarkan mani dengan bergelombang di dasar kemaluannya. Ummhat inipun balas memeluk suaminya dengan erat.

Kamar yang semula riuh oleh bunyi beradunya dua tubuh yang bersenggama mendadak sunyi. Hanya terdengar dengus nafas keduanya yang masih berpelukan dengan kontol Abu Nida masih tertanam di kemaluan istrinya. Mata Ummu Nida tampak terpejam dnegan senyum tersungging di bibirnya.

Aku mau ke belakang dulu, kata Abu Nida sambil mencabut kontolnya dari liang kemaluan istrinya. Ummu Nida mengangguk sambil memandang mesra suaminya.

Rifah yang masih mengintip melalui lubang kunci terkejut mendengar Abu Nida ingin ke WC. Dengan cepat akhwat PKS ini masuk ke kamar tempat dia tidur tanpa menimbulkan suara. Abu Nida ternyata perlu waktu sebelum dia keluar kamar, mungkin dia memakai celana terlebih dulu. Rifah yang kini berbaring di pembaringan dalam kamar, mendengar Abu Nida masuk ke kamar mandi dan beberapa saat kemudian suami Ummu Nida ini kembali masuk ke kamarnya.

Main lagi yuk, mi. Ummi belum capek kan, terdengar suara Abu Nida mengajak istrinya yang membuat Rifah berdebar-debar mendengarnya.

Ah..abi besok lagi aja.ummi capek ..tadi sore habis senam sih jawab Ummu Nida beberapa saat.Ummi khan nggak semuda dulubi

Ah..ummi khan baru 36 tahun..masih mudasanggah Abu Nida.

Capek bi.Ummi janji besok malem lagiyah

Abu Nida tidak menyanggah lagi. Terdengar beberapa suara sebelum kemudian suasana kamar suami istri ini akhirnya terdengar sepi bahkan beberapa saat kemudian, terdengar dengkur lirih Abu Nida. Rifah yang gelisah berbaring di kamar sebelah itupun tak berapa lama kemudian akhirnya ikut tertidur.

Pagi harinya.

Rifah terbangun ketika mendengar pintu kamar diketuk-ketuk cukup keras oleh seseorang.

Dik Rifah, ayo bangun sudah siangujar orang yang mengetuk-etuk pintu yang tak lain adalah Ummu Nida.

Ya, ya mbak, jawab Rifah meloncat bangun lantas segera menyambar jilbabnya. Di rumah Ummu Nida, Rifah memang harus selalu berjilbab jika di luar kamar karena khawatir terlihat suami Ummu Nida, baru setelah Abu Nida pergi ke kantor, Rifah baru bebas membuka jilbabnya.

Kok sampai kesiangan, ayo cepat sana kata Ummu Nida melihat Rifah muncul dari kamar.

Yaa..yaa..mbak sahut Rifah sambil bergegas ke kamar mandi.

Begitu di kamar mandi, Rifah segera mandi mengguyur tubuhnya karena semalam dia telah bermasturbasi.

Ummu Nida yang mendengar suara Rifah mandi hanya tersenyum penuh arti.

Kok mandi dik, mimpi apa yah semalam. Kangen sama Faizah ya? goda Ummu Nida begitu Rifah keluar dari kamar mandi.

Ah..nggak mbakjijik malah ngebayangin Faizahsergah Rifah

Makanya nikah..banyak ikhwan yang mau sama anti kok, atau mau mbak carikan

Rifah hanya tertawa dan segera masuk ke kamarnya kembali.

Tak berapa lama kemudian Rifah keluar kamar dengan jilbab lebar dan jubah panjangnya. Akhwat PKS ini segera pergi ke dapur ketika di dengarnya Ummu Nida sibuk di dapur.

Ummu Nida tersenyum melihat Rifah muncul di dapur.

Memang semalam mimpi apa kok sampai basah segala? todong Ummu Nida membuat Rifah tergagap.

Ah mbak ini.mbak juga pagi-pagi dah mandi ujar Rifah balik menggoda melihat rambut panjang yang dimiliki Ummu Nida tampak basah.

Ummu Nida yang tengah menggoreng telur itu tertawa mendengarnya.

Wajar dong diknamanya juga wanita bersuami..anti tahu apa masalah itu

Rifah memandang sekujur tubuh Ummu Nida yang berbalut daster warna hijau nampak kontras dengan kulitnya yang kuning langsat. Rifah teringat kembali tubuh bugil Ummu Nida yang dilihatnya semalam. Tubuh ummahat separuh baya yang berkulit kuning langsat memang montok dan menggiurkan.

Ngomomg-ngomong umur mbak berapa?

Ummu Nida menoleh ke arah akhwat cantik ini.

Emang kenapa?.coba tebak

Mbak masih keliatan muda.mungkin 33 tahun

Ummu Nida tersenyum mendengarnya. Umu Nida terlihat berpikir sesaat

Tahu Intan Savitri, Izzatul Jannah..cerpenis itu?

Rifah mengangguk. Akhwat PKS mana yang tidak kenal dengan cerpenis kondang tersebut, apalagi Rifah satu kota dengannya dan dia memang mengenal cerpenis itu secara pribadi.

Dia adik angkatan. Satu tingkat di kampus

Oo..kalo gitu berarti mbak sekitar 36-37..soalnya setahuku mbak Ije udah 35 th..?

Ya sekitar itu

Tapi tubuh mbak masih kencang, sintal. padahal anak pertama mbak Nida juga sudah 11 tahun, pantesan abinya betah..lagian wajah mbak cantik

Oyatapi dibandingkan dik Rifah masih kalah..ibaratnya mbak dapat nilai 6, dik Rifah 8

Tapi payudara mbak gede.. sergah Rifah sambil memandang dada Ummu Nida yang membusung

Yah dulu waktu seumur dik Rifah..payudara mbak juga segede dik Rifah..tapi setelah punya anak jadi bengkak kayak gini, entar kalo dik Rifah punya anak juga akan segede mbak

Rifah tertawa mendengarnya.

Ummu Nida menoleh ke arah Rifah

Daripada nganggur, tolong dik Rifah.. nasinya diletakkan di meja makanabinya mau makan dulu nanti baru kita, dia lagi buru-buru

Rifah mengangguk sambil membawa magic jar berisi nasi hangat ke meja makan.

Langkah Rifah sempat terhenti ketika dia melihat Abu Nida tampak bermain-main dengan Ayyash, anak mereka yang paling kecil dan baru berumur 2 tahun. Laki-laki ini duduk di kursi yang dekat meja makan sementara Ayyash tampak bermain-main di lantai.

Sedikit gugup, Rifah meletakkan magic jar di meja makan. Rifah sempat melirik ke arah Abu Nida terutama di bagian selangkangan suami Abu Nida. Terbayang kembali kontol suami Ummu Nida yang dilihatnya semalam. Namun ketika matanya kemudian memandang wajah pria berbadan kurus ini, Rifah kaget ketika ternyata suami Ummu Nida ini tengah memandanginya. Rifah menjadi gugup luar biasa dan dengan tergesa-gesa, magic jar itu diletakkan di meja makan dan segera kembali ke dapur.

Kenapa dik?tanya Ummu Nida.

Nggak papa..mbak..ada tikus..bikin kaget jawab Rifah tergagap.

Oo.. Ummu Nida tersenyum geli.

Rifah berusaha menenangkan diri dan meyakinkan diri kalau Abu Nida memandanginya bukan karena perbuatannya semalam. Terbayang kembali kejadian semalam dan dia yakin Abu Nida tidak memergokinya mengintip ke dalam kamar mereka berdua. Rifah meyakini bahwa pandangan Abu Nida tadi tak lebih sekedar kekaguman kepada kecantikan wajah yang dimilikinya. Selama ini banyak pria yang betah memandangnya lama-lama bahkan di kalangan ikhwan PKS sendiri dan Rifah menganggapnya wajar saja.

Setelah Abu Nida pergi ke kantor, barulah Rifah merasa bebas. Seharian di rumah Ummu Nida, Rifah hanya sekedar membantu Ummu Nida sebagai ibu rumah tangga. Memang berulangkali kali Faizah menelpon dan sms ke hpnya tapi atas saran Ummu Nida, semuanya tidak usah dilayani. Ummu Nida menyatakan akan membantu Rifah menghadapi Faizah dan Rifah yakin kalau Ummu Nida akan dapat mengatasi Faizah karena dari yang dipahaminya, kemampuan beladiri Ummu Nida lebih tinggi dari Faizah lebih dari itu Ummu Nida berjanji untuk mengusir Faizah dari tempat kost dan memecatnya dari keanggotan Santika di DPD PKS.

Malam harinya, walaupun sebelumnya seringkali diliputi rasa bersalah, Rifah tak mampu menahan diri untuk kembali mengintip aktivitas Ummu Nida dan suaminya di kamar. Bahkan kali ini persetubuhan sepasang suami istri ini lebih hebat dan lebih lama daripada malam kemarin sebagaimana yang dijanjikan Ummu Nida kepada suaminya. Rifah hanya mampu gemetaran di depan lubang kunci pintu kamar suami istri tersebut mengintip persetubuhan mereka berdua yang membuat gadis cantik aktivis PKS ini akhirnya bermasturbasi seperti kemarin malam. Namun tidak seperti kemarin malam, kali ini Rifah segera mandi seusai masturbasi baru kembali tidur.

Dik Rifah suka mandi malam yah? tanya Ummu Nida beberapa hari kemudian setelah Rifah sering mandi malam seusai masturbasi sambil ngintip ummahat ini bersetubuh dengan suaminya..

EngghYa mbak..kebiasaan di kostbiar seger aja jawab Rifah sedikit grogi

Untuk menutupi kegugupannya Rifah balik bertanya

Mbak kok tiap pagi keramas?.

Ummu Nida terkejut mendengar pertanyaan Rifah yang tidak diduganya.

Nggak tahu tuh abinya..jawab Ummu Nida sambil tertawa lepas.

Tak terasa hampir seminggu Rifah di rumah Ummu Nida dan hampir tiap malam Rifah mengintip aktivitas malam Ummu Nida dan suaminya sehingga membuat akhwat PKS ini sangat hapal betul lekak-lekuk tubuh suami istri ini. Rifah juga hafal betul bentuk dan ukuran kontol Abu Nida bahkan gadis ini hafal kalau di pangkal kontol suami Ummu Nida itu terdapat 2 buah tahi lalat yang cukup besar. Rifah merasa takjub ketika selama akhwat ini tidur di rumah Ummu Nida, tiap malam suami istri ini bersetubuh dan yang mendebarkan Rifah, gadis ini tahu suami Ummu Nida-lah yang selalu meminta bercumbu tiap malam. Aktivitas mengintip suami istri itu ternyata telah menjadi candu tersendiri bagi Rifah dan akhirnya membuatnya sering berkhayal disetubuhi Abu Nida karena diam-diam Rifah mengagumi keperkasaan Abu Nida menyetubuhi istrinya tiap malam.

Tepat 6 hari Rifah berada di rumah Ummu Nida ketika pagi itu Rifah diajak bicara oleh Ummu Nida.

Dik Rifahmaaf mbak baru cerita sekarang .kemarin sore Faizah datang ke kantor DPW PKS cari dik Rifah..

Rifah tegang mendengar pembukaan cerita Ummu Nida. Ditatapnya ummahat ini dalam-dalam. Ummu Nida mengibaskan sejenak rambutnya yang basah setelah keramas pagi tadi.

Rifah tahu betul kalau semalam Ummu Nida telah disetubuhi suaminya kemudian bekas cupang di leher yang terlihat memerah juga bekas gigitan suaminya., bahkan di balik jubah panjang yang dipakainya pagi ini Rifah tahu bahwa payudara, perut dan selangkangan Ummu Nida penuh dengan cupang bekas gigitan suaminya tadi malam.

Terus mbak.desak Rifah sambil mengusir bayangan cupang di leher Ummu Nida yang membuatnya teringat persetubuhan suami istri yang dilihatnya semalam.

Mbak ceritakan semuanya. Mbak cerita kalau mbak tahu aktivitas dia dan dik Rifah, mbak nasehati agar dia insyaf karena perbuatan itu adalah perbuatan yang tidak wajar.

Rifah semakin tegang mendengarnya..

Faizah marahdan itu membuat mbak marahdan mbak katakan mbak akan usir dia dan pecat dia dari Santika DPD dan mbak akan ingatkan kepada seluruh akhwat PKS agar berhati-hati dengan dia, akhwat lesbian. dia ngajak berantem dan hampir mbak layani untunglah dilerai akhwat-akhwat lainya.

Rifah tertegun melihat wajah Ummu Nida yang tampak memerah, tangannya kini menimang-nimang HP Nokia miliknya.

Kemudian dia keluar dari kantor DPW PKS tanpa bicara apa-apambak diamkan dan mbak sms minta maaf kalau telah berbuat kasar kepadanya dan mbak juga sms bilang belum ada yang tahu jadi masih ada kesempatan memperbaiki diri.eh dasar kurang ajar anak ini.. dia malah menantang

Menantang bagaimana?

Anak ini SMS kalau dia menantang mbak bertarung, jika kalah dia bersedia untuk dikeluarkan dari PKS secara tidak hormat dan dia berjanji untuk tidak mengganggu dik Rifah lagi.

Terus.

Kalau dia yang menang, dia minta jabatan komandan Santika di DPD dan ingin satu kost lagi dan satu kamar dengan dik Rifah

Rifah ternganga mendengarnya. Wajah cantiknya kontan pucat pasi mendengar ucapan Ummu Nida.

Kalau misalnya dik Rifah tidak maudia minta wanita pengganti untuk memuaskan nafsunya yang menyimpang

Wajah Rifah sudah pucat pasi dan gadis cantik berjilbab ini hanya tertegun tak mampu berkata apapun. Ummu Nida tersenyum.

Tapi tenang aja dikanak itu tidak mungkin menang tandas Ummu Nida, dia khan baru sabuk hijau..masih dua tingkat di bawahku, kalaupun naik paling banter dia sabuk coklat

Jadi mbak sudah mengiyakan tantangannya?

Ummu Nida mengangguk

Tempatnya nanti di Markas DPD Kota.. dan Ummu Rosyid, komandan Santika DPD yang akan menjadi juri

Rifah mengenal Ummu Rosyid, seorang ummahat PKS mantan menwa saat dia masih kuliah dan suaminya adalah ketua DPD PKS Kota

Apa hari ini di kantor DPD nggak banyak orang terus apa Ummu Rosyid tahu kesepakatan ini?

Tidak dik Rifah tahu khan DPD PKS sementara lagi reses jadi para pengurusnya belum pada ngantor dulumasalah kesepakatan Ummu Rosyid hanya tahu kalau mbak kalah dia akan menyerahkan komandan Santika DPD PKS kepada Faizah

Rifah bergetar. Akhwat berhati lembut ini tak mampu menahan air matanya tumpah. Tak disangkanya persoalannya menjadi rumit. Dipeluknya Ummu Nida dan akhwat ini menangis di pelukan ummahat ini. Akhwat ini merasa bersalah telah merepotkan akhwat di PKS.

Sudah dikMbak juga tidak mau kalahdoakan mbak yabentar mau bicara dengan abinya anak-anak kata Ummu Nida ketika melihat suaminya telah muncul dengan mobil sewaan dan sopirnya. Hari ini mereka berdua berencana menjemput Nida dan Yasmin di rumah neneknya yang berjarak sekitar 60 km dari kota tersebut.

Rifah melihat Ummu Nida menghampiri suaminya yang berada di mobil sewaan bersama Ayyash anaknya. Cukup lama suami istri ini berbicara namun Rifah tak terlalu memperhatikannya karena pikirannya tegang teringat ucapan Ummu Nida. Suatu hal yang mengerikan kalau dia harus satu kamar dengan Faizah akan terulang lagi. Jika dia tidak bersedia melayani Faizah apakah ada perempuan yang mau menggantikannya. Rifah menjadi gelisah namun keyakinannya mantap kalau Ummu Nida akan mudah mengatasi Faizah.

Pagi ini dik Rifah ada acara..? tanya Ummu Nida membuyarkan lamunan Rifah.

Rifah terkejut mendengarnya.

Eh..iyaa mbakkebetulan ada jadwal ke kampus pagi ini sampai siang atau sore jawab Rifah Mungkin kita bisa berangkat bareng, nanti mbak turun di DPD

Jangan, Sebaiknya kita berangkat sendiri-sendirirepot kalau dia melihat dik Rifah kata Ummu Nida.

Saya doain mbakbiar mbak menang

Pasti itu dik..! sahut Ummu Nida mantap sambil mengantar Rifah ke teras rumah. Mobil sewaan itu tidak ada lagi, jadi rupanya Ummu Nida minta ditinggal dan biar Abu Nida dan Ayyash yang menjemputnya.

Mbak berangkat sekarang?

Ya..sama Ummu Rosyid

Selesai Ummu Nida bicara tiba-tiba muncul seorang wanita berjilbab lebar bersepedamotor. Ummu Nida tersenyum melihatnya.

Itu Ummu Rosyid sudah datang kata Ummu Nida bergegas masuk ke rumah mengambil segala hal yang diperlukan.

Rifah menyalami Ummu Rosyid berpelukan dan saling menempelkan pipi.Akhwat PKS ini sempat berbincang sejenak dengan Ummu Rosyid sampai Ummu Nida keluar dari rumahnya. Ummu Nida sempat berbincang dengan Ummu Rosyid sebentar sebelum dia naik ke boncengan motornya.

Hati-hati ya mbakkata Rifah ketika akhirnya kedua ummahat itu meninggalkan Rifah. Rifahpun segera menyalakan motornya dan kemudian meluncur ke jalan raya dengan arah yang berlawanan dengan arah yang ditempuh Ummu Rosyid dan Ummu Nida.