Wednesday, August 26, 2015

Binalnya pacarku, Fina

"Sayang, baju ini bagus ga? Aku baru beli kemarin lho. Murah lagi dapet diskon 40%! Bagus kan ya?" tanya pacarku kepadaku yang 15 menit lalu baru sampai dirumahnya.

"Bagus kok sayang. Motifnya juga bagus, pas sama warna kulit kamu." jawabku kepada pacarku.

Aku sering sekali ditanyakan pertanyaan yang seperti ini. Maklum, pacarku, Fina adalah seorang shopaholic. Ditunjang dengan muka yang sangat cantik, body yang sangat sexy, dan pemikiran yang cukup tajam, Fina adalah bukti bahwa aku merupakan cowok yang cukup beruntung. Malam ini aku dan Fina akan pergi makan malam di sebuah restoran yang cukup ternama di Jakarta, sehingga dia merasa "perlu" untuk membeli baju baru. Alasannya, supaya tetap terlihat cantik di mataku.

"Ah kamu bisa aja hahaha. Yuk jalan!" kata Fina kepadaku. Sambil mengiyakan, aku berjalan bersamanya menuju mobilku yang kuparkirkan di depan rumahnya. Fina tinggal sendiri dirumahnya, karena dia ingin hidup mandiri. Bahkan dia tidak menyewa pembantu agar dia mengerjakan semuanya sendirian.

Setelah masuk di mobil, aku langsung mengendarai mobilku menuju restoran yang sudah aku booking sebelumnya. Di perjalanan, Fina bercerita banyak soal kehidupannya selama seminggu tidak bertemu denganku, karena aku sendiri ada tugas di luar kota sehingga tidak bisa bertemu dengannya.

"Yo, tau ga, masa kemarin temenku di kantor ada yang ketawan nonton film porno di komputernya. Hahaha! Dipanggil sama pak Ridhwan deh kemaren. Aku cuma denger pak Ridhwan marah marah di dalem. Pas keluar, temenku cuma diem aja terus pulang. Hahaha" kata Fina sambil tertawa. Aku cuma ikut tertawa tanpa tau apa yang harus kukatakan, sebab aku tau Fina sendiri juga sering menonton video porno, walaupun bukan di kantornya. "Untung aku ga nonton di kantor ya, daripada ketawan kan serem Yo" kata Fina. Aku balas menimpali "Nah itu kamu sadar sendiri lho kamu juga doyan nonton, pake ngatain temen kamu lagi. Dasar ga sadar diri! Hahahaha" kataku yang langsung disambut dengan cubitan di lengan kiriku dan pipiku. Aku hanya tertawa dan tetap meneruskan perjalananku.

Sesampainya di restoran, kami segera menuju meja yang telah di booking. Pelayan datang dan memberikan menu. Setelah memesan makanan dan minuman, tiba tiba Fina berbisik kepadaku "Sayang, aku hari ini ga pake daleman lho!" sambil tersenyum kepadaku. Aku langsung memperhatikan bagian dadanya, dan baru kuperhatikan kalau nipplenya sedikit menonjol di dadanya yang cukup proporsional itu. Aku menelan ludah, karena sudah hampir seminggu aku dan Fina tidak melakukan hubungan sex yang biasa kami lakukan. Penisku mulai sedikit menegang membayangkan tanganku meremas payudaranya dan menghisap nipplenya. Fina yang menyadari kalau aku mulai nafsu, berbisik kepadaku "hari ini kita have sex tapi kayak yang belum pernah kita lakuin sebelumnya yuk sayang!" . Aku pun bertanya "boleh, kamu maunya gimana? Aku sih ngikut aja". "Aku mau blowjob kamu, disini, dibawah meja ini. Please, boleh ya?" jawab Fina. Aku melihat kedaan sekitar, dimana meja kami memang berada di pojok ruangan dengan penerangan yang tidak begitu tenang, ditambah pengunjung resto yang tidak terlalu banyak, membuat diriku berani untuk menerima ajakan Fina. "Boleh, tapi nanti ya abis makan, biar makannya tetep nikmat" kataku yang dibalas dengan senyuman dari Fina.

Sekitar 10 menit kemudian, makanan pun diantarkan ke meja kami. Kamipun langsung menyantap makanan yang sudah kami pesan, walaupun aku sendiri tidak begitu berkonsentrasi pada makananku. Konsentrasiku tertuju pada payudara Fina yang membuat penisku makin berdiri. "Sayang, diliatin mulu, mau liat beneran apa?" tanya Fina tiba-tiba. Aku yang hanya menganggukan kepala, kaget ketika Fina tiba-tiba menurunkan baju di bagian dada yang memang sedikit rendah sehingga langsung terlihat payudaranya. Darahku berdesir keras melihat langsung nipple Fina yang menurutku sangat indah. Berwarna coklat muda, dengan areola yang tidak begitu besar, sehingga sangat pas dengan payudara idamanku. Fina yang melihat mukaku yang sangat serius dan memerah melihat payudaranya, kembali menaikkan bajunya dan tertawa sehingga aku menjadi semakin penasaran. "Nanti ya, sabar. Nanti kamu bisa liatin sepuasnya!" katanya. Akupun menganggukan kepala dan kembali melanjutkan makan, kali ini sedikit terburu-buru agar cepat selesai.

Setelah kami berdua sama sama sudah selesai makan, tiba tiba Fina berkata "okay, siap ya sayangku!". Aku yang belum begitu siap, melihat Fina turun dari meja dan langsung menuju kolong meja. Aku hanya bisa merasakan ada jemari yang menyentuh penisku yang sudah berdiri maksimal. Jemari Fina sangat lihai bermain di pangkal penisku, membuat aku kegelian. Tanpa ada aba-aba tiba tiba retsleting celanaku dibuka, dan celana dalamku langsung diturunkan sehingga penisku langsung keluar dan berdiri dengan tegak. Aku yang tidak bisa melihat Fina, tiba tiba merasakan lidah Fina langsung menjilati lubang kencingku. Sumgguh, ini merupakan sebuah penyiksaan bagiku, karena mau tidak mau aku harus menahan desaham agar tidak dicurigai oleh pengunjung maupun karyawan restoran tersebut. Aku yang hanya bisa pasrah, semakin dibuat pusing ketika Fina memasukan seluruh penisku kedalam mulutnya, dan memaju mundurkan kepalanya sehingga aku semakin kegelian. Jemari Fina pun tanpa ampun memainkan scrotumku sehingga aku hanya bisa menahan kegelian. Setelah sekitar 10 menit aku disiksa oleh Fina, tiba tiba dia berhenti menghisap penisku dan kembali duduk di kursinya semula sambil sedikit merpapikan baju dan rambutnya. "Enak kan? Aku belajar dari film film porno baru yang kamu kasih lho!" kata Fina. "Awas aja, abis ini kamu yang aku kerjain. Liat aja" balasku. "Mau ngebales? Mobil yuk. Aku juga pengen dibales sama kamu" balas Fina sambil menggigit bibir bawahnya.

Aku langsung memanggil pelayan dan meminta bill untuk makanan yang telah kami pesan. Setelah aku selesai membayar, kamipun langsung menuju ke mobil. Di dalam mobil, akupun langsung memagut bibir Fina, yang dibalas dengan pagutan yang lebih liar lagi. Tanganku pun bergerak menuju ke payudaranya dan langsung meremas payudara kirinya. Fina pun melepaskan bibirnya dari pagutanku dan langsung menurunkan baju bagian dadanya sehingga sekarang kedua payudaranya sudah menggantung bebas. Aku yang tidak tahan langsung melumat nipplenya yang kiri dan memainkan nipplenya yang kanan, yang dibalas Fina dengan mendesah keras dan menjambak rambutku seakan tak mau aku melepaskan hisapanku pada nipplenya.
"Oh sayangku aku kangen jilatan kamu di nippleku! Ooooh shit honey suck it wildly!" jerit Fina yang membuatku semakin liar menjilati dan menghisap nipplenya. Tangan kananku turun ke bagian perutnya, dan terus turun sampai ke selangkangannya. Fina yang memakai rok hari ini memudahkanku untuk langsung menyentuh bagian vaginanya yang tidak tertutupi celana dalam. Tanpa basa-basi langsung kumainkan clitorisnya dengan tetap menjilati nipplenya. "Oh shit sayang terus disitu! Ooooooh shit hun aaaaahhhh fuck me baby! Aku pelacur kamu malem ini sayang!" jerit Fina. Fina sendiri tidak tinggal diam. Dia meremas penisku yang sudah menegang sehingga aku pun mendesah. Untungnya, parkiran restoran itu sangat sepi sehingga desahan kami tidak terdengar oleh siapapun.

"Oh shit honey! Fuck me sayang! Aku pengen ngerasain kontol kamu masuk ke memek aku! Please sayang" pinta Fina yang vaginanya sudah sangat basah karena aku mainkan terus. Tanpa basa basi, aku menyuruh Fina untuk pindah ke kursi belakang, yang langsung dilakukan oleh Fina. Aku pun pindah ke kursi belakang dan langsung membuka celanaku. "Masukkin ya sayang, aku ga tahan" bisik Fina kepadaku. Aku posisikan diriku duduk di kursi, dan Fina diatasku. Fina langsung memposisikan penisku diatas vaginanya, dan langsung memasukan penisku kedalamnya. Aku langsung merasakan betapa rapat vagina Fina yang memang selalu dirawat agar tetap rapat dan bersih.
"Oh sayang kontol kamu enak banget" kata Fina sambil memelukku. Tanpa basa-basi dia langsung menggoyangkan pinggulnya keatas dan kebawah dengan cepat sehingga desahannya pun semakin liar. "Ohh sayang i love you dick honey! Aaah aaaaaaaah fuck aaaaah aaaah" teriak Fina sambil menggigit bibir bawahnya. Akupun menjilati nipple Fina sambil mendesah. Tanganku meremas pantat Fina sambil membantu Fina menggerakan pinggulnya.
Setelah 15 menit di posisi itu, Fina pun berteriak "sayang aku mau keluar!" sambil menaikkan tempo gerakan pinggulnya. Tiba tiba Fina berhenti seaaat dan bisa kurasakan vaginanya menyemprotkan cairan hangat ke penisku di dalamnya. Aku yang sedikit lagi akan keluar, kembali menggenjot vagina Fina. Kali ini aku yang bergerak dari bawah, dimana Fina sesekali membantu menggerakan pinggulnya.
"Oh sayang oooh fuck my pussy baby!" teriak Fina yang pasrah aku garap. Mengetahui sebentar lagi aku akan orgasme, akupun meghujamkan penisku makin cepat kedalam vagina Fina.
"Sayang bentar lagi aku keluarrrr.... Aaaaaaaahhhhhh shit sayang aku keluar!" diiringi dengan semprotan spermaku kedalam vagina Fina. Kami berdua sama sama terdiam, berpelukan di kursi belakang. Penuh dengan keringat hasil dari permainan kami barusan. Kamipun berciuman dengan mesra, dan kemudian Fina berkata "makasih ya sayang buat makan malem dan suguhan dessertnya!" sambil mencolek hidungku. Aku pun memeluknya dan berkata "aku sayang kamu, Fin" yang dibalas dengan "aku juga sayang kamu, Aryo."