Lagi lagi Pak Kuntoro masuk kedalam kelas untuk memberikan pelajaran yang paling kubenci. Pak Kuntoro adalah guru mata pelajaran fisika disekolahku. Entah kenapa setiap kali pelajarannya jam terasa begitu lama sekali untuk berputar.
"Teeettttt" inilah saat yang kutunggu tunggu dimana bel sekeloh berbunyi menandakan jam pelajaran fisika telah habis sekaligus waktunya untuk pulang.
Akhirnya pelajaran yang sangat amat kubenci ini selesai juga. Aku segera memasukan buku buku pelajaranku kedalam tasku dan langsung pergi meninggalkan kelas dimana Pak Kuntoro masih ada didalamnya. Aku berjalan pelan pelan menuju rumahku maklum anak SMP belum boleh menggendarai kendaraan bermotor. Sebenarnya orang tuaku menyurhku untuk kesekolah memakai sepeda tapi akunya aja yang menolak dengan alasan sekolah sama rumahkan deket ngapain naik sepeda. Aku terus berjalan menuju rumahku hal ini sudah menjadi rutinitasku sehari hari, mungkin udah kebiasaan iya makanya aku gak merasa capek.
Oh iya perkenalkan namaku Toni usiaku baru 15 tahun. Aku termasuk anak yang bongsor diusiaku bagaimana tidak tinggi badanku aja 162cm dan berat badanku 58kg jelas saja aku terlihat paling besar dikelasku bahkan disekolahku. Wajahku sih termasuk anak yang bisa dikatagorikan sebagai anak yang cakep apalagi ditambah kulitku yang putih dan hidungku yang mancung mebuat banyak cewek cewek centil disekolahku yang naksir aku tapi aku gak mau dengan alasan aku masih fokus untuk belajar, sebenarnya bukan itu juga alasannya tetapi aku lebih suka ama cewek yang usianya jauh lebih tua dariku.
Siang itu aku terus berjalan menuju rumahku, terasa sekali terik sang mentari yang menyegngat kulit putihku ini, rasa dahaga kini mulai menyiksaku sehingga kuputuskan untuk berhenti sejenak disebuah warung yang sudah dekat dengan rumahku hanya sekedar membeli minuman dingin pelepas dahaga setelah itu baru kulanjutkan perjalanan menuju rumahku. Sampai dirumah kulihat rumah seperti dalam keadaan kosong.
"Ma Mama" kupanggil Mamaku tapi tak ada jawaban darinya mungkin Mama lagi keluar pikirku.
Setelah mencari Mama keliling rumah tapi tak juga ketemu yasudah aku langsung masuk kekamarku untuk segera menganti pakaian seragamku. Karena cuaca hari ini begitu panas aku putuskan untuk tak memakai baju. Setelah kulepas semua pakaianku aku langsung tidur dan hanya menutupi tubuh bugilku dengan sebuah selimut. Ketika sedang enak enak terttidur tiba tiba Mamaku masuk kedalam kamarku dan membangunkanku.
"Ton bangun bangun" Mama mencoba membangunkanku yang sedang tertidur siang itu.
"Ada apa sih ma Toni capek banget nih mau istirahat" aku masih saja enggan untuk bangun dari tidurku.
"Kamu gak makan siang dulu apa?" Tanya Mama sembari mencoba untuk membanggunkanku lagi.
"Nantik aja Ma Toni masih males masih pengen tidur" jawabku kepada Mamaku
"Yaudah kalau gitu Mama juga mau tidur siang dulu. Awas iya kalau nantik Mama udah tidur kamu bangunin kayak biasanya" Mamaku lalu keluar dari kamarku. Aku sendiri langsung melanjutkan tidurku yang sempat terhenti akibat Mama.
Kenalakan Mamaku bernama Indri usianya 39tahun tapi diusianya yang sudah hampir menginjak kepala empat Mama masih terlihat sangat cantik dan terbukti apabila Mama keluar rumah banyak sekali lelaki lelaki buaya yang selalu menikmati kecantikan wajah Mama. Tak berhenti disitu kulit Mama juga putih dan mulus seperti tak ada cacatnya sama sekali. Dengan tinggi badan 165cm dan dipadu dengan berat badan 55kg membuat tubuh Mama terlihat ideal. Ditambah lagi payudaranya yang besar kira-kira ukurannya 38B dan bongkahan pantat yang tak terlalu besar tapi masih kenceng membuat mata lelaki seperti mau copot bila melihatnya.
Sore harinya aku terbangun dari tidurku karena perutku terasa lapar sekali. Seperti biasanya aku langsung keluar dari kamarku dan mencari keberadaan Mamaku. Aku langsung saja menuju kamarnya tapi Mama gak ada disana padahal tadi dia bilang mau tidur tapi kok gak ada iya. Mungkin Mama udah bangun dan seperti biasanya kalau sore Mama pasti lagi dihalaman belakang ngerawat bunga bunga kesayangannya. Benar dugaanku Mama memang ada disana saat itu.
"Ma Toni laper, makan apa nih?" Tanyaku pada Mama yang masih asik merawat bunga bunga kesayangannya.
"Tadi katanya males makan" ucap Mama tanpa menoleh kearahku.
"Ayolah Ma masak gitu aja Mama marah?" Aku berusaha memlas pada Mamaku dan biasanya kalau pakai jurus ini selalu berhasil meluluhkan hati Mama.
"Tadi Toni beneran capek Ma"
"Iyaiya kamu ini selalu kok" mama mulai beranjak dari tempatnya merawat bunga dan berjalan masuk kearah rumah. Tiba-tiba langkahnya terhenti.
"Aaaahhhhhh" teriak Mama saat Mama melihatku. Aku sebenarnya juga bingung kenapa Mama teriak seperti itu.
Setelah lama berpikir akhirnya aku sadar kalau aku lupa memakai baju, jadi aku saat ini dalam keadaan benar benar telanjang.
"Maaf maaf Ma Toni lupa kalau Toni belum pakai baju" aku spontan langsung menutupi kemaluanku yang sudah mulai ditumbuhi bulu bulu tipis dengan kedua tangganku.
"Kok bisa lupa gak pakai baju ituloh?" Kelihatan kalau Mama seperti tidak menutup matanya dengan sungguh sungguh terlihat dia sedikit mengintip disela sela jari tanggan yang menutupi matanya.
"Namanya aja orang lupa Ma, wajar ajakan Toni juga baru bangun tidur" jawabku seadanya.
"Yaudah cepet sana masuk pakai bajumu Mama mau nyiapin makanan buat kamu" mendengar kata kata itu aku langsung masuk kekamarku dan langsung memakai baju.
Setelah memakai baju aku keluar dari kamarku menuju meja makan, tampak disana ada Mama yang sedang sibuk menyiapkan makanan untukku. Sampai dimeja makan aku sangat terkesima melihat pakaian yang sedang digunakan oleh Mama, dia munggunakan daster tipis tanpa lengan dengan belahan dada yang sangat rendah sehingga tampak jelas belahan payudaranya yang menggoda dan panjang daster bagian bawahnya hanya 10 centi dibawah pangkal paha. Melihat pemandangan yang seperti ini sontak membuat Si Jago langsung berdiri seketika. Ketika Mama sudah selesai menyiapkan makanan untuku dia langsung menggambil posisi duduk disebelahku dengan otomatis daster yang dipakainya tertarik keatas, kini paha mulusnya semakin terlihat jelas. Aku tak kuasa melihat pemandangan ini ingin sekali kuelus paha mulus milik Mama.
"Ton itu kenapa kok bisa seperti itu?" Tanya Mama sembari menunjuk kearah Si Jago. Hal ini benar benar membuatku sangat malu.
"Ehhh anu Ma Toni sendiri juga gak tau kenapa kok tiba tiba seperti ini" kataku yang gelagapan menjawab pertanyaan dari Mama.
"Gak mungkin ah kamu gak tau penyebabnya" sepertinya Mama tau apa penyebab Si Jago junior berdiri.
"Ahh Mama beneran Toni gak tau" sebenarnya saat ini aku benar benar maulu banget sama mama, gara gara Si Jago yang gak bisa diajak kompromi.
"Yaudah deh kalau gak tau" sekarang Mama sudah memalingkan pandangannya kearah lain dan tidak lagi memandang Si Jago yang sedang berdiri tegak menantang.
"Panas juga iya Ton cuaca sore ini? Pantas kamu tadi gak pakai baju" ucap mama sambil mengibas ngibaskan tanggannya kemukanya.
"Iya Ma" sekarang aku sedikit lega karena mama tak lagi memandangi penisku.
"Sepertinya enak juga iya Ton kalau buka baju?" Mama langsung bangkit dari tempat duduknya dan melepas daster yang sedang dikenakannya. Kini terpampang jelas BH dan CD Mama yang berwarna putih.
Melihat apa yang dilakukan oleh Mama membuat penisku semakin tegang seperti tak terkendali, nafasku kini mulai memburu, dan jantungku seakan terpacu dengan begitu kencang. Beda sekali dengan Mama yang terlihat sangat santai memamerkan bentuk tubuhnya dihadapanku.
"Loh ada apa Ton kok kamu ngelihatin Mama seperti itu? Ada yang salah sama Mama?" Ucapan Mama sepertinya tidak merasa bersalah sama sekali.
"Ee....eeenggakk kookk Ma" jawabku yang terbatah batah karena perasaan gugup yang melandaku saat ini.
"Kok kamu malah gugup gitu seh? Hayo kamu horni iya ngelihat Mama dalam keadaan seperti ini" Mama terus saja mengodaku sepertinya dia tau bahwa aku saat ini sudah sangat terangsang oleh tingkahnya.
"Apaan sih Mama ini" aku yang sudah tidak kuat melihat hal ini langsung meninggalkan meja makan dan langsung menuju kamarku.
Didalam kamar aku terus saja memikirkan hal yang baru saja kualami. Aku terus memikirkan hal itu sampai malam harinya aku susah untuk tidur alhasil besoknya aku bangun kesiangan dan dengan terpaksa juga akhirnya aku bolos sekolah.
"Kok baru bangun sih Ton? Sudah jam berapa ini?" Sapa Mama ketika aku keluar dari kamarku.
"Iya Ma maaf semalam Toni gak bisa tidur, gak tau kenapa kok semalam mata Toni kayaknya gak mau buat dipejamin" jawabku kepada Mama sambil mengucek ngucek mataku yang masih sulit untuk melek.
"Yaudah sana mandi dulu gih habis mandi terus sarapan" setelah selesai ngomong mama langsung pergi meninggalkanku.
Aku segera mandi dan setelah mandi seperti perintah mama aku langsung sarapan karena makanannya sudah disiapkan sama mama. Saat aku sedang asik asiknya makan Mama mendatangiku dan alangkah kagetnya aku Mama kini hanya memakai BH dan CD yang berwarna hitam kontras sekali dengan warna kulitnya yang putih. Melihat hal itu dengan cepat penisku berdiri seperti kemarin. Kini Mama mengambil posisi duduk disampingku.
"Gimana Ton enak masakan Mama? Tanya Mama ketika dia sudah duduk disebelahku.
"Ehhhh anu anu enak kok Ma"
"Iya udah terusin makannya iya sayang"
"Iiiiyyaaa Mmmaaaa" aku semakin gugup saat ini melihat BH dan CD Mama yang sangat mengairahkan menurutku.
"Kok kamu kayak orang gugup gitu sih sayang? Emangnya ada apa?" Tanya Mama yang sebenarnya sudah mengerti keadaanku saat ini.
"Gapapa kok ma" jawabku singkat.
"Mama kok gak pakai baju lagi sih?" Aku mencoba protes dengan hal yang dilakukan oleh Mama.
"Kan Mama tadi habis senam jadi Mama gerah sayang makanya Mama gak pakai baju gini" Mama mencoba menjelaskan kepadaku.
"Emang kenapa sih sayang? Ada yang salah kalau Mama seperi ini? Toh disini juga gak ada siapa siapa cuma ada kamu" kini Mama yang mencoba protes kepadaku.
"Yaudah deh terserah Mama aja kalau gitu" kataku sok cuek dengan perilaku Mama padahal aku sangat menikmati apa yang dilakukan Mama saat ini.
Setelah makan aku langsung nonton TV sedangkan Mama sibuk untuk mencuci piring yang dipakai untuk sarapan tadi. Setelah mencuci piring Mama langsung duduk disebelahku.
"Waduh gara gara cuci piring nih BH mama jadi basah" Mama memegang BHnya yang memang basah terkena cipratan air, dan tanpa diduga Mama mencopot BHnya yang basah hinga kini menyembulah dua bongkahan payudara Mama yang bebas tanpa penutup apa-apa.
"Loh kok dicopot BHnya Ma?" Tanyaku yang pura pura bingung melihat tingkah Mama tapi penisku seakan tak bisa berbohong kalau aku menikmati pemandangan ini.
"Kan BHnya basah sayang, nantik malah Mama masuk angin kalau BHnya gak dilepas" Mama kini memegang payudaranya seolah olah mengelapa payudaranya yang basah akibat terkena cipratan air tadi.
"........" Aku hanya diam tak menjawab dan mataku terus mengamati setiap adegan yang dilakukan oleh Mama disampingku.
"Hayo kamu lagi liat apa? Kamu horni iya" Mama kembali mengodaku.
"Eee....eenngggaakkk kkoookkk Maaaa" jawabku mengelak.
"Gak apa? Ini buktinya kemaluanmu udah berdiri" kini Mama sudah mulai meremas remas penisku.
"Eehhhh eeehhhh aaddduuu Maaaa" aku mengeluh menahan nikmat sensasi yang diberikan oleh Mama.
"Enak sayang? Sekarang dilepas iya celananya" Mama kini menarik celana kolor yang kupakai saat itu beserta CDku juga.
"Wow besar juga iya kontolmu Ton" seprtinya Mama sangat terkesima melihat ukuran penisku yang lumayan besar.
Mama lalu mengocok dengan lembut batang penisku, nikmat sekali rasanya mungkin karena ini pertama kalinya penisku dijamah oleh seorang wanita. Dengan telaten Mama terus mengocok batang penisku. 10 menit lebih Mama sudah masih saja mengocok penisku dengan tempo yang naik turun kadang cepat kadang pelan tapi cara itulah yang membuatku semakin merasakan nikmat. Kini Mama mendekatkan bibirnya kearah batang penisku, mula mila dijilati terlebih dahulu kepala penisku.
"Uuuhhhhh aaaahhhhh eeeennnnaaakkkk baaangggeeettt Maaaa" aku terus meracau merasakan nikmatnya jilatan dari Mama pada ujung penisku.
Tampaknya Mama sangat mahir memperlakukan batang seorang lelaki. Kini Mama mulai memasukan penisku kedalam mulutnya, dikulumlah penisku oleh Mama. Hangat sekali rasanya dan ketika Mama mulai memajukan mundurkan mulutnya lagi lagi rasa nikmat kurasakan hingga penisku terasa sangat geli sekali seperti ada sesuatu yang berontak ingin keluar dari lubang penisku. Rasa geli semakin lama semakin parah hingga aku benar benar tank mampu menahannya dan akhirnya "cret cret cret" entah berapa kalo spermaku tumpah didalam mulut Mama. Yang membuatku heran saat itu Mama tanpa rasa jijik sama sekali menelan seluruh spermaku yang ada dimulutnya.
"Ton tolong jilatin tetek Mama dong" Kini posisi Mama berbaring tepat disebelahku.
Aku hanya mengangguk menangapi perintah yang diberikan oleh Mama. Mula mula kukulum puting susu Mama, terlihat Mama hanya meringis menahan geli karena puting susunya kukulum. Semakin lama kulumanku berubah menjadi sedotan pada puting susunya. Kusedot terus puting susu Mama hingga puting yang awalnya berwarna coklat kin berubah menjadi putih pucat. Kini Mama mengarahkan tangganku kearah payudaranya yang satunya, aku tau apa maksud dari Mamaku. Segera kuremas remas payudaranya sedangkan mulutku tak berhenti dengan kegiatan mengulum dan menyedot.
"Aaaahhhh uuuusssshhhhh tteeerrruuussss Rrrroooonnnn tttteeerrruuussss" kini mulai terdengar racauan yang keluar dari mulut Mama.
Mama sepertinya tidak ingin aku menghentikan kegiatanku ini terlihat dari tanggannya yang terus menahan kepalaku agar terus berada dipayudaranya. Mama sepertinya sudah sangat terangsang dengan kegiatan yang aku lakukan.
"Stttoooppp Tooonnn hhhheeennnttttiiiiiikkkaaaannnn" mendengar hal itu aku sempat kaget dan menghentikan kegiatan yang kualakukan saat ini.
"Sekarang kamu jilatin memek Mama"
Bagai kerbau yang dicucuk hidungnya aku menuruti saja apa perintah yang diberikan oleh Mamaku. Kubuka CD Mama yang masih melekat ditubuhnya, ternyata CD Mama saat itu sudah sangat basah. Ketika CD Mama sudah terlepas aku dengan cepat menjilati memek Mamaku seperti apa yang diperintahkan olehnya. Bau khas kewanitaan Mama membuatku semakin bernafsu untuk segera menjilati vagina Mama.
"Uuuhhhhh uuuhhhhhh sssssttttthhhhh ennnnaaakkk tttttooonnnn tteeerruuuussss aaaaauuuhhhhh" racau Mama saat aku mulai menjilati lubang kewanitaaannya.
Terus kujilati bibir vagina Mama dan sesekali kucoba memasukan lidahku kedalam liang vaginanya. Kini tanggan Mama seperti menahanku agar aku tidak menghentikan kegiatanku pada vagina Mama. Kini vagina Mama sudah semakin basah karena jilatan yang kuberikan. Puas dengan lubang vagina Mama kini keletitnya yang menjadi sasaranku. Tubuh mama bergetar ketika lidahku menyentuh keletitnya. Melihat hal itu aku semakin bersemangat untuk memainkan keletitnya. 5 menit aku bermain dengan keletit Mama tiba tiba tubuh Mama mengelijang dengan hebat, tanggannya seperti menekan kepalaku sampai sampai aku sulit untuk bernafas.
"Oooooohhhhhhhhhhh" teriak Mama yang dibarengi dengan cairan yang keluar dari dalam vaginanya. Kepalaku yang masih ditahan oleh kedua tangan Mama membuatku dengan terpaksa harus menerima cairan yang keluar dari vagina Mama.
Mama melapaskan tanggannya dari kepalaku, akhirnya aku bisa bernafas dengan lega. Tapi tiba tiba mama mendorongku hingga aku jatuh terlentang dilantai rumahku. Tak lama kemudian Mama beranjak menuju keatas tubuhku dan mengarahkan penisku agar masuk kedalam lubang segama milik Mamaku. Dengan telaten Mama memasukan penisku kedalam vaginanya dan pelan tapi pasti akhirnya penisku masuk sedikit demi sedikit kedalam lubang vagina Mamaku. Rasa hangat terasa menjalar didaerah penisku saat penisku masuk kedalam vagina Mama. Kini Mama mulai mengerakan badannya naik turun. Semakin lama gerakan yang dilakukan Mama semakin cepat, sesekali Mama melakukan gerak memutar seperti goyang ngebor milik artis dangdut Inul Daratista. Semakin lama goyangan Mama terasa semakin nikmat.
"Aaahhhh nniikkkmmmaaatttt sssseeekkkkaaaallllllllliiiii Maaaaaa"
"Aaaauuuuuhhhhh aaauuuhhhhhhhh iiiiiyyyaaaaa Sssaaayyyyaannngg kkoooonntttoollllllmuuuu jjuuugggggaaa eeennnaaakkk"
"Aayyyoooo Maaaaa lllleeeebbbbiiihhh ccceeepppaatttt llllllaagggiiiii Maaaaaa"
"Iiyyyaaaaaa Ssssaaayyyyaaannngggg iiiiiiiiiyyyyyaaaaa"
Kami berdua terus meracau menahan nikmat yang tiada tara. Goyangan Mama semakin lama juga semakin cepat membuatku semakin kelonjotan melayaninya.
"Ton Mama...........Mama mauu keeelllllllluuuuuaaaarrrrrr aaaahhhhhh" racau Mama semakin menjadi kini tubuhnya mngeliat seperti cacing kepanasan dan jatuh menimpahku.
Kubalikan tubuhnya tanpa melepas penisku dari lubang vaginanya. Aku mulai mengerakan badanku maju mundur memompa vagina ibuku.
"Aaaahhhhhh ahhhhh aaaaahhhhhhhhwwww" Mama terus mendesah menerima genjotan yang kuberikan.
"Aaahhhhhhh eeennnaaakkkkk Saaaayyyyaaaannnggg eeeeennnnaaakkkk"
Mendengar desahan demi desahan yang keluar dari mulut Mama membuatku semakin bernafsu, kupercepat gerakanku hingga terdengar keras sekali suara kemaluan aku dan Mama beradu. Hampir 15 menit aku terus memompa vagina Mama kini saatnya orgasmeku datang, terasa sangaty geli sekali sehingga aku tak mampu untuk menahannya dan akhirnya "crrreeettttt cccrrrrreeetttttt cccrrrrreeettttt" entah berapa kali spermaku menyembur menyirami rahim dan vagina Mamaku. Setelah itu tubuhku tergeletak lemas diatas tubuh Mama. Peniskupun tetap kubiarkan berada didalam vagina Mama, tapi lama kelamaan penisku menyusut menjadi kecil hingga terlepas dengan sendiri dari vagina Mamaku. Akhirnya kami berdua tidur didepan tv berdua dengan keadaan telanjang.
Sorenya ibu membangunkanku karena Ayahku akan segera pulang. Mendengar kabar itu sontak aku langsung bergegas lari menuju kamarku. Kami terus melakukan hubungan terlarang ini ketika aku pulang sekolah karena tak mungkin bila malam hari kita melakukan hubungan ini.
TAMAT
Tuesday, January 27, 2015