sebelumnya : http://www.semprotku.com/showthread....Nejar-s-Series
Aku gagal menjadi pelajar teladan SM* di tingkat kabupaten, sehingga aku tidak ikut seleksi tingkat propinsi di Bandung. Namun panitia kabupaten minta aku dan beberapa siswa lain untuk ikut ke Bandung. Katanya utk pembelajaran sekaligus cadangan kalau pada hari lomba nanti, si juara pelajar teladan kami berhalangan. Di Bandung kami bertemu dengan teman-teman siswa SM* se propinsi. Diantaranya aku kenalan dengan Soraya, gara-gara minumannya tumpah didekatku dan sedikit nyiprat ke bajuku. Ternyata dia sama seperti aku, besar di Bengkulu dan sekarang tinggal bersama orangtuanya di Bekasi, dan datang ke Bandung juga sebagai cadangan. Karena sama-sama cadangan dan tidak berlomba, jadi kami sering bertemu dan dalam beberapa hari menjadi akrab.
Dihari terakhir ada acara tour keliling beberapa tempat di Bandung. Aku izin tidak ikut karena ingin menjenguk nenek di rumah om yag di Bandung. Ternyata Soraya juga tidak ikut tour karena mau kerumah tantenya yang di Bandung.
Sama dong. Main ke tanteku dulu yuk. Baru nanti ke om kamu. Terus baru ke sini lagi, Soraya mengajak jalan bareng. Aku oke saja. Dan kami jalan naik angkutan umum.
Di rumah tante Soraya, aku dikenalkan dengan tantenya. Ternyata mereka ada darah arab di kakek buyutnya. Pantesan hidung Soraya mancung dan foto keluarga tantenya yang ditempel didinding berwajah kearab-arab an. Tak berapa lama anak tante yang sulung datang bersama teman sekolahnya. Katanya kelas dibolehkan pulang karena guru-guru sekolah mau rapat.
Begitulah anak SMA sekarang, sudah pacaran, tante mengomentari kedatangan putranya dan pacarnya.
Halo Soraya, apa kabar? kata sepupunya menyalami Soraya
Ini siapa? Pacar ya.., dia menyalamiku juga
Hush.., Soraya memukul sepupunya, Dia memang suka godain begitu
Iya dong. Kalau bukan pacar, masak jalan berdua terus dibawa kesini terus dikenalin. Ini aku juga bawa pacarku, sepupunya terus menggoda. Lalu ia dan pacarnya berlalu ke beranda belakang.
Tante jemput sibungsu dulu ya. Sudah kelas 3 S* masih minta dijemput. Kalau mau tambah minum, ambil sendiri di kulkas. Ada eskrim juga di kulkas. Jangan pulang dulu ya, tante belikan karedok enak, kata tante sambil terus pergi meninggalkan rumah.
Makan es krim yuk, Soraya mengajak sambil menuju kulkas. Aku mengikutinya. Dan kami menyantap eskrim dimeja makan. Dari situ kami bisa melihat taman belakang yang rapi, ada tempat duduknya dimana anak tante dan pacarnya duduk berduaan. Sambil menyantap eskrim soraya dan aku ngobrol tentang keluarga dan pengalaman di Bengkulu.
Ditaman kami lihat anak tante juga asik ngobrol. Saling berpegangan mesra. Lalu berpelukan dan berciuman. Soraya dan aku kaget melihatnya. Tak lama kemudian tangan putra tante meremas-remas dada pacarnya. Soraya dan aku terus menonton sambil makan eskrim. Lalu tampak putra tante membuka kancing baju sekolah pacarnya, menyibak bh dan meremas serta mencium susu pacarnya. Tangannya menggerayangi paha dan selangkangan. Soraya dan aku jadi terdiam melihatnya.
Lalu putra tante berdiri menggandeng pacarnya dan membawa masuk kesalah satu kamar.
Sejenak Soraya termangu, ia menatapku lalu kelihatan salah tingkah. Belum selesai kaget kami, entah sengaja atau lupa, korden kamar itu tidak ditutup, sehingga masih terlihat sepintas oleh kami, putra tante dan pacarnya mencopot baju mereka. Setelah itu tak terlihat di jendela karena mereka merebahkan diri. Aku merasakan jantungku berdebar dan demikian juga Soraya. Kupegang tangan Soraya dan dia membalas meremas tanganku. Kami tetap menatap ke jendela kamar itu. Sesekali terlihat punggung dan dada putra tante atau pacarnya, lalu hilang lagi karena merebahkan diri.
Karena tak terlihat, aku keluar mencari tempat yang lebih jelas untuk melihat. Dan kutemukan bahwa pemandangan dikamar akan terlihat jelas dari tempat jemuran dilantai atas.
Dari atas kelihatan, aku mengajak Soraya. Ia tidak bergerak, jadi segera aku tarik Soraya keatas.
Memang dari atas terlihat jelas dibalik jendela, putra tante dan pacarnya dalam keadaan bugil dan sedang bersetubuh di kasur. Meskipun agak jauh, terlihat bahwa ukuran susu sicewek cukup besar, dan penisnya putra tante terlihat panjang, mungkin karena turunan arab. Mereka berhubungan seks penuh semangat dengan berbagai posisi. Soraya meremas tanganku dan bersandar dibahuku. Kami menonton mereka sampai selesai.
Mereka sudah pada mau pakai baju. Turun yuk., aku menarik Soraya yang masih terkesima. Soraya sama sekali tak berkata-kata masih berdegup kencang dan lemas. Sampai dibawah, kuberi ia minum air putih dan kembali mengambil es krim, lalu pindah duduk ke ruang tamu di depan dan membaca majalah sambil makan eskrim.
Nanti kalau mama pulang, bilangin aku ngantar pacar pulang ya? putra tante keluar dari belakang bersama pacarnya
Karena Soraya tidak menjawab, maka segera kujawab, Iya kak. Kami menunggu tante karena katanya mau dibelikan karedok
O iya, memang karedoknya enak. Oke sampai ketemu lagi. Kakak pergi dulu ya... Lalu kami bersalaman dengan mereka.
Tak berapa lama tante datang dan bilang sudah berpapasan dengan putra dan pacarnya. Lalu tante memperkenalkan anak bungsunya dan menyajikan karedok bagi kami. Aku lahap memakannya, sedangkan Soraya masih agak terdiam. Selesai makan karedok, karena sudah siang kami berpamitan, dan langsung menuju ke rumah om. Tante telah menelpon taksi untuk kami. Di dalam taksi, Soraya masih banyak diam. Sehingga kuberanikan diri memeluknya. Dan ia bersandar dipundakku sepanjang perjalanan.
Sesampai di depan rumah om kami berpapasan dengan Bi Oyah pembantu om , baru keluar rumah.
Eh Asep.. Nenek baru tidur, jadi Bibi pulang dulu mau beres-beres di rumah Bibi. Nanti bibi ke sini lagi, katanya
Iya Bi. Ini Soraya teman dari Bekasi. Om ada? aku memperkenalkan soraya.
Om pulangnya sore. Paling-paling dua jam lagi sampai di rumah. Duduk-duduk dulu dan minum-minum dulu ya Sep, kata bi Oyah dan berpamitan.
Di rumah om, Soraya dan aku duduk di ruang tamu.
Kamu nggak apa-apa kan Soraya, tanyaku
Aku masih kebayang-bayang kejadian tadi. Sampai sekarang aku masih gemetaran, katanya pelan.
Kupeluk dan kudekap erat Soraya. Cukup lama. Diapun mendekapku. Kucium keningnya. Lalu pipinya, Kenapa kamu gemetaran?
Liburan lalu aku nginap di rumah saudara di kampung, dan tengah malam dari sebelah kamartidurku terdengar orang ngobrol-ngobrol mesra lalu main gituan. Aku gemetaran mendengarnya. Sejak itu aku jadi penasaran, tapi tak pernah dapat jawaban. Tadi aku lihat dengan mata kepala sendiri cara orang gituan. Makanya aku gemetaran, jelasnya.
Soraya memandangku, kamu kok tidak gemetaran?
Aku sudah pernah lihat orang gituan dari dekat, kataku
Hah?!, Soraya tidak percaya.
Sebentar.., tiba-tiba aku teringat video porno paman. Siapa tahu paman meninggalkan videonya di dalam player. Waktu kubuka playernya, ternyata ada satu video, dengan tulisan yang tak kukenal. Mungkin tulisan China, Korea atau Jepang. Langsung saja kustel. Lalu duduk kembali memeluk Soraya.
Film apa?, tanya Soraya
Lihat saja, jawabku
Sepasang remaja Jepang bermain dan bercanda dipantai dengan pakaian minim dan bikini, lalu masuk ke kamar hotel. Di kamar mereka mencopot pakaian, bugil dan mandi bersama. Kulihat Soraya sangat serius menonton video itu. Sambil mandi pasangan remaja itu saling berciuman dan menciumi bagian-bagian tubuh lawan mainnya. Yang cowok menciumi susu dan vagina cewek, sedangkan yang cewek menciumi dada dan penis cowok. Sambil bersandar di bahuku, Soraya mendekap erat. Aku membelai-belai dan meremas dadanya.
Pasangan remaja itu mengeringkan tubuh dengan handuk, lalu melanjutkan permainan seks mereka di kasur. Dengan cewek dibawah, si cowok mengarahkan dan memasukkan penis ke vagina cewek. Soraya sedikit meringis menyaksikan adegan itu. Di tivi cowok itu menghunjamkan penis berulang-ulang, sedangkan aku menyusupkan tangan ke paha dan selangkangan Soraya. Ia memejamkan mata, maka kucium bibirnya. Ia kaget, tapi diam dan akhirnya membalas ciumanku. Lama kami berciuman, dan adegan hubungan seks terus berlangsung. Akhirnya kumatikan video, kucium Soraya dan kuraba dadanya, lalu perlahan kutuntun dia ke salah satu kamar yang pintunya terbuka, yang biasanya menjadi kamar tamu. Bersama kami duduk ditepi tempat tidur.
Soraya duduk menatapku. Aku berjongkok didepannya, mencium bibirnya lagi dan meremas dadanya. Lalu aku membuka kancing bajunya, menyingkap bhnya dan menciumi susu-susunya. Akhirnya kucopot semua pakaian, rok dan cdnya hingga ia bugil, lalu kurebahkan dikasur. Aku juga segera mencopot seluruh pakaian, sambil melihat tubuh mulus Soraya. Susunya masih kecil tapi hampir sama besar dengan susu Diah, dengan puting kecil berwarna coklat muda. Bulu jembutnya masih sedikit sehingga terlihat bibir vaginanya yang tipis.
Setelah sama-sama bugil aku menghampirinya, rebah disampingnya. Soraya menatapku diam dan menunggu. Maka mulailah aku mencium bibirnya yang dibalas dengan ciuman dan pelukan. Tanganku bergerak meraba-raba susu, puting, perut, paha, dan vaginanya. Aku juga menuntun tangannya untuk memegang penisku. Saat memegang penis, ia kaget dan segera melepas. Tapi kutuntun lagi tangannya memegang penisku yang semakin ngaceng. Dan kubantu tangannya untuk mengelus-elus penisku.
Aku merangkak keatas tubuh Soraya dan menindihnya. Menggesek-gesekkan penisku di vaginanya. Waktu aku mau melihat vagina dan memainkan vagina seperti di video porno, dia menarikku dan memelukku dan mencium bibirku, seolah melarangku melihat vaginanya.
Setelah merasa sangat ngaceng, aku meluruskan dan mengarahkan penisku ke vaginanya. Perlahan aku menurunkan pantat dan mulai menekan penis untuk masuk ke vaginanya. Soraya memegang pinggulku dan menahan agar tidak turun.
Jangan.., katanya memohon agar penisku jangan menembus vaginanya.Aku juga tersadar bahwa kami masihlah anak-anak SM*
Akhirnya aku melakukan gerakan berhubungan seks tanpa memasukkan penis ke vaginanya. Penisku bergerak menggesek-gesek vagina Soraya. Adegan dan gerakan ini merangsang Soraya sehingga dia terengah-engah. Kubalikkan posisi sehingga aku dibawah dan Soraya diatasku. Gantian dia yang menggerak-gerakkan pinggulnya, menggesek-gesekkan vaginanya ke penisku yang ngaceng. Terus kami lakukan itu bergantian berguling-gulingan. Sampai akhirnya Soraya mengerang dan lemas.
Aku meneruskan menggesek-gesekkan penis ke vaginanya sampai akhirnya maniku keluar. Seperti di video porno, maniku kumuncratkan di perut Soraya. Akhirnya kami sama-sama lemas. Aku segera mencari tisu atau lap untuk membersihkan mani di perut Soraya atau yang berceceran. Lalu kami segera memakai baju dan bergantian ke kamar mandi. Setelah bersih kami merapikan kembali tempat tidur.
Kami kembali duduk di ruang tamu dalam keadaan lemas. Soraya tak hentinya memegang tanganku, mencium pipiku dan merebahkan kepalanya di dadaku. Ia terus tersenyum. Kelihatannya ia telah lega sekarang.
Tak lama kemudian Bi Oyah datang, nenek bangun dan om pulang. Kami ngobrol sebentar dan mohon pamit karena ditunggu rombongan untuk pulang ke kota masing-masing.
Akhirnya Soraya dan aku pulang ke kota masing-masing dengan kenangan yang sangat indah. Disitulah aku pertama kali bergumul bugil-bugilan dengan wanita, walaupun hanya sampai menggesek-gesekkan penis di vagina.
Konyolnya, soraya dan aku lupa menanyakan alamat, sehingga kami tidak bisa berkirim surat atau menelepon. Yang tinggal hanyalah kenangan dan kerinduan. Tetapi aku sudah tahu kira-kira rumah tantenya, dan Soraya sudah tahu kira-kira rumah om ku. Mudah-mudahan nantinya, kedua rumah kenangan itu bisa menjadi penghubung yang mempertemukan kami lagi.
Monday, January 26, 2015