Friday, January 30, 2015

Seks Setengah Sadar [Nejar's Series]

sebelumnya : http://www.semprotku.com/showthread....Nejar-s-Series

Pengumuman kelulusan membuat kami bergembira. Mencoret-coret baju kami, saling memberi kenang-kenangan. Saling traktir makan dan bergoncengan motor berkeliling kota. Salah satu teman mengajak untuk merayakan kelulusan di diskotek di Bandung. Banyak yang tidak bisa ikut, jadi hanya berenam menggunakan tiga motor menuju Bandung.

Aku belum pernah ke diskotek, jadi aku benar-benar mengikuti teman-teman saja. Mereka pesan minum dan makanan, aku ikut. Mereka berjoget, aku juga ikut joget. Tapi lama-lama kepalaku pusing, sehingga aku memilih duduk.

"Hai..", seorang wanita menyapaku.Aku seperti mengenal wanita itu, tetapi dimana? Siapa?
"Aku Heni, sepupunya Soraya", dia memperkenalkan diri. Aku ingat, dia adalah pacar anaknya tante Soraya yang ketemu saat aku mengantarkan Soraya kerumah tantenya di Bandung.

Kami ngobrol-ngobrol dan Heni mentraktirku minum dan makanan ringan. Tak lama teman-temankuku mengajak keluar untuk jalan-jalan ke tempat lain di kota Bandung, lalu pulang ke Tasik.

"Nanti saja pulangnya, atau kamu nginep di rumah om malam ini , besok baru pulang", Heni memberi saran kepadaku sambil memperkenalkan diri sebagai sepupu jauhku. Aku mengangguk. Karena tahu aku sering nginap di rumah om di Bandung, teman-teman setuju dan meninggalkanku.

Heni dan aku melanjutkan mengobrol, makan minum, dan sesekali berjoget. Mataku semakin berat, aku merasa sulit berpikir. Sayup-sayup aku diajak pulang naik mobil. Dimobil aku tertidur. Saat turun dari mobil, sayup-sayup aku dituntun untuk tidur dikasur, lalu tertidur lelap.

Dalam tidur aku bermimpi. Kembali berjoget dengan Heni, bukan didiskotek tapi dirumah. Saat kecapekan berjoget aku merebahkan diri di lantai. Heni tersenyum lalu menghampiriku. Mencium kening dan pipiku dan aku hanya tersenyum memandangnya. Sambil tetap tersenyum Heni membuka kancing baju, menciumi dada dan perutku. Lalu ia membuka celana panjangku dan mencopotnya. Dia meraba celana pendekku, menggenggam penis yang tersembunyi didalam celana pendek dan membelai-membelainya.

Aku ingin berontak tapi terasa lemas. Disisi lain aku merasa nyaman penisku dibelai-belai walaupun hanya dari balik celana pendekku saja. Heni tetap tersenyum memandangku dengan senyuman yang begitu manis dan indah yang belum pernah kulihat sebelumnya bersama dia. Lalu Heni berusaha untuk mencopot celana pendekku sehingga tampak jelaslah penisku yang mulai ngaceng ini dengan tak terhalangi apapun juga dari pandangan mata sayup Heni. Tak lama kemudian dia sudah membelai dan menjilati penisku dengan lidah dan juga mulutnya yang membuatku tak bisa berpikir apapun juga saat itu kecuali kenikmatan yang terus mengalir semakin besar semakin besar dan semakin besar. Aku terangsang dan semakin ngaceng sehingga penisku sudah tegang setegang-tegangnya dia bisa tegang karena belaian-belaian mulut dan lidah lihai Heni yang sungguh luar biasa nikmatnya.

Kulihat Heni berdiri dan mencopot seluruh pakaiannya hingga bugil, dengan bukit susu yang besar dan padat, serta vagina dengan bulu jembut yang baru dicukur Heni begitu tampak menggairahkan dimataku jika aku tak sedang lemas mungkin aku akan langsung menerkamnya dan langsung memperkosanya tapi aku masih lemas dan tak bisa apa-apa kecuali melihat tubuh indah luar biasa milik heni yang indah itu. Heni menghampiriku dan menyodorkan susunya ke mulutku. Aku terlalu lemas untuk menggerakkan kepala menghampiri susu, sehingga aku hanya bisa menghisap puting susu yang diletakkan di mulutku. Bergantian Heni memberikan susu kiri dan kanan ke mulutku, dan ia menikmati hisapan lemah. Ingin rasanya tangaku ikut meremasi susu nya yang indah itu yang besar itu dan yang padat itu tapi apa daya tangan tak sampai tapi setidaknya masih bisa ku hisapi bahkan sempat ku tinggalkan beberapa cupangan indah di lembah antara kedua susu nya yang setidaknya membuat nafsuku berasa berkobar-kobar setiap melihat hasil cupanganku yang hanya beberapa saja. Tapi setidaknya mungkin itu bisa ku jadikan kenang-kenangan bersama nya walaupun nantinya bakalan akan terhapus tersapu waktu yang terus berjalan.

Tak lama ia kembali menghampiri penisku dan mempermainkan dengan mulutnya dan kembali gelombang-gelombang nikmat menghantam tubuhku yang lemas tapi tetap bisa merasakan nikmat ini, jilatan-jilatan lidahnya begitu lembut dan membuatku merinding apalagi jika heni menghisap penisku dengan mulutnya, rasanya aku semakin lemas dan tak kuat saja untuk bergerak walaupun hanya untuk membuka mata dan melihat betapa menggairahkannya heni saat dia menghisapi dan menjilati ataupun saat dia sedang membelai dengan nikmat penisku dengan mulutnya itu. Lalu ia duduk dipahaku sambil memegang penis, jantungku semakin berdebar-debar menantikan apa yang akan terjadi dan darahku semakin memanas menantikan apa yang sangat aku inginkan ini. Diarahkan penis ke vaginanya dan mulailah ia menekan untuk memasukkan penis ke vagina, sensai pertama kali menyentuh vagina heni merupakan hal yang sangat kutunggu-tunggu walaupun hanya dalam keadaan setengah sadar sekalipun seperti ini. Perlahan tapi pasti penisku masuk semua kedalam vagina Heni dan terus hingga akhirnya mentok semua di dalam vagina heni yang kurasakan begitu hangat, entah karena kebanyakan minum jadinya hangat begitu atau memang vagina heni yang sangat hangat bahkan cenderung agak panas tapi yang jelas itu sebenarnya nikmat sekali bagiku setidaknya saat itu terjadi. Akhirnya aku bisa lega dengan aku bisa berhubungan seks dengan Heni!

Heni menggoyang-goyangkan pantatnya naik turun sehingga penisku berulangkali masuk dan keluar vaginanya yang membuatku hanya mampu mengerang menikmati nikmat dari hasil goyangan heni yang begitu berpengalaman dan begitu lihai bahkan aku sulit sekali untuk membuka mataku dan melihat indahnya goyangan heni yang vaginanya menelan penisku hidup-hidup dengan penuh kelembutan dari vagina nya yang panas itu. Heni menikmati seks ini dan memutar-mutarkankan pantatnya yang membuat penisku seperti dipelintir-pelintir atau bisa juga seperti di peras-peras dengan vagina lambut nan hangat milik heni yang bahkan belum kupegang dengan tanganku sama sekali tapi malah sudah kunikmati dengan penisku walaupun bukan aku yang memasukkannya tetapi kenikmatannya tetap lah sama karena kenikmatan itu sendiri bahkan membuatku tak bisa bangun ataupun hanya untuk membuka mataku saja. Terus dan terus sampai ia mencapai puncak dan terkulai lemas menindihku. Lalu bergulir terbaring disebelahku.

Melihat penisku masih tegang. Heni merasa iba dan kembali menaiki aku dan memasukkan penisku ke vaginanya, akhirnya kekecewaanku tak akan menjadi nyata saat ini setidaknya aku akan lebih lama lagi bisa menikmati apa yang dilakukan heni pada penisku dengan kenikmatan yang selalu menyertai apa yang dia lakukan bahkan pantat besarnya ingin sekali kupegang karena pantat itu begitu membuatku gemas oleh kemontokannya dan oleh kepiawaiannya menggerakkan vaginanya yang berisikan penisku itu, tapi memang itulah kenyataannya aku memang tak bisa memegangnya karena begitu lemasnya dan karena begitu menikmatinya atas kenikmatan-kenikmatan yang kkurasakan dari apa yang dilakukan heni. Lalu ia kembali menggoyang-goyangkankan pantatnya naik turun dan berputar-putar. Terus dan terus, sampai aku mengeluarkan mani. Merasa ada cairan hangat keluar dari penisku, Heni segera mencabut vaginanya, dan membiarkan maniku muncrat di perutku. Membuatku semakin lemas. Sempat ada rasa sedikit kecewa karena kenapa heni mengeluarkan penisku saat aku mengelurkan maniku padahal saat berada di dalam vagina nya sempat kutembakkan sekali dan itu rasanya sungguh luar biasa tak bisa kujelaskan dengan apapun itu. Tapi setidaknya aku bisa tetap teeerpuaskan bahkan hanya diluar tetapi setidaknya aku pernah merasakan nikmatnya mengerluarkan maniku di dalam vagina nikmat nan panas milik heni yang begitu menggairahkan di mataku bahkan di dalam ingatan ku yang sesaat ini.

Sesaat aku terjaga. Ahh.. ternyata ini hanya mimpi indah saja..
Aku membuka mata lebar-lebar dan aku merasa asing terhadap situasi kamar tidurku. Aku tidak tidur di rumahku atau di rumah Om. Saat aku akan beranjak dari tempat tidur.. ah, ternyata aku bugil.
Aku menoleh ketempat tidur.. lho, ternyata ada Heni sedang tidur.
Jangan-jangan...
Aku menyingkap selimut Heni, dan benar.. Heni tidur dalam keadaan bugil.
Aku mengambil celanaku yang berserakan di lantai dan memakainya kembali. Heni terjaga, dan kaget. Ia bangun sambil menutupi tubuh bugilnya dengan selimut, lalu mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai dan masuk ke kamar.

Heni keluar kamar mandi dengan pakaian lengkap. Berdiri menatapku.Aku kikuk, dan karena matahari sudah mulai tinggi aku berpamitan pulang. Heni segera mengantarku dengan mobilnya. Aku mau ke rumah om untuk minta ongkos, tapi Heni langsung mengantar ke terminal bis. Di dalam mobil aku bertanya, apa yang terjadi tadi malam?
Heni menjawab pelan "kita sama-sama mabuk .."
"Terus..", aku menanyakan kenapa kita bisa berada di satu tempat tidur dalam keadaan sama-sama bugil.
"Kita bergairah dan terangsang..", jawabnya pelan
"Terus..", tanyaku
"Kita melakukan hubungan terlarang", jawabnya hampir tidak terdengar
Aku kaget. Jadi yang tadi malam itu bukan mimpi.

Sesampai di terminal bis Heni memberiku ongkos dan berkata, "tadi malam itu kecelakaan. Anggap tidak pernah terjadi..".

Aku diam."Terimakasih sudah diantar dan dikasih ongkos"
Bagiku kejadian tadi malam adalah pengalaman seks pertamaku yang indah, walaupun aku melakukannya setengah sadar.