ane cuma mau nulis uneg2 ane. ane ga tau pasti ini cocoknya di HTH, FR, atau apapun itu. kalo salah kamar, tolong peringatkan ane, para mimin dan momod yang terhormat. tp jangan dibanned yaaa...
dan mohon maaf kalo cara nulisnya jelek. ini tulisan pertama ane di thread ini.
kisah ini berawal dari orgasme.
usia pernikahanku sudah lebih dari dua tahun.
dan malam ini adalah orgasme pertamaku.
terasa begitu indah ketika dilakukan dengan suami sendiri.
dan lebih indah lagi karena ML malam ini dilakukan secara spontan. bukan karena adanya momen khusus.
malam ini terasa berbeda. aku dan suamiku tidur berdua saja di rumah ini. anak semata wayang kami, Rafif, kami ungsikan di rumah neneknya. lusa liburan semesterku berakhir dan alu harus kembali ke kota M. Biasanya aku selalu membawa Rafif dimana aku mengurusnya sambil kuliah di sana. Kali ini aku tak bisa mengajak Rafif karena semester ini aku harus fokus ke skripsiku.
Maka untuk melatih Rafif agar terbiasa jauh dariku, suamiku punya ide untuk mengungsikan Rafif di rumah mamanya. Ide ini tentu saja disambut gembira oleh keluarganya.
Jadilah kami berduaan di rumah ini. Oh ya, rumah kami dan rumah mamanya Didi, suamiku, terletak di kota A. Sekarang, kami bersiap tidur setelah menghadapi hari yang melelahkan. Saking lelahnya, kami sampai lupa kalau malam ini Malam Jumat. Kalo kata orang sih, ML di malam jumat hukumnya sunnah.
"Gi..." suamiku buka suara.
"Kenapa? Pengen?" tanyaku tanpa tedeng aling-aling. Aku yang berasal dari kota M terbiasa ngomong blak-blakan.
Dia tidak menjawab. Malah menyosorku. Mhhhh aku nggak tahan kalo udah di FK. Di FK aja aku udah basah. Tungkaiku langsung melingkar di pinggulnya. Agak lama kemudian ku lepas ciumannya dan aku berpindah ke telinganya. Didi melenguh karena titik lemahnya ku jilati. Aku suka melihatnya tak berdaya seperti ini.
Ku tarik t-shirtnya melewati kepalanya. Kemudian ku loloskan sarungnya dan meremas penisnya yang masih terbungkus CD. wow. cepat sekali dia ereksi, pikirku. dalam hati aku berharap semoga tidak kecewa seperti malam sebelumnya.
sambil menciumiku, dia membuka kancing kemejaku. dan... o tangannya bergerak tak sabaran ke celana jeans ku. tanpa meloloskannya dr kakiku, jarinya yang besar sudah memainkan vaginaku yang makin basah. bunyi kecipaknya membuatku makin liar.
"ughhhhh... Di.... aaaggghhhh" desahku memecah sunyinya malam. aku memang berisik waktu ML. bahkan foreplay pun didominasi oleh desahan dan eranganku. bukannya menyuruhku berhenti, jarinya makin membelah vaginaku.
daripada desahanku jadi konsumsi tetangga, mulutku bergerak ke dadanya. beberapa bagian di thorax-nya jadi sasaran lumatanku. aku menatap sayu mahakarya ku di permukaan dadanya. terlihat bercak merah di sana sini. love bites everywhere. yaay!
Didi nggak mau kalah. kali ini dilucutinya jeans dan celana dalamku. forget about bra!!! udah2 tahun ini aku jarang pake bra karena menyusui. tatapanku semakin binal.
dia membalasnya menyeringai. sejenak aku merinding. rumah kami terletak di lorong yang semua tetangganya masih kerabat Didi. tetapi di belakang rumah kami masih hutan. dan pohon besar berdiri menjulang di belakang rumah kami. bahkan kami bisa melihatnya dari ventilasi dapur. Didi pernah bilang pohon itu ada penghuninya. Aku jadi parno. 'jangan2...' pikirku. apalagi ini malam Jumat.
"Di..." panggilku ketika dia bersiap ke tahap pemanasan yang pemanasan yang lebih 'panas' lagi.
"iya sayanggg," suaranya rendah. entah kenapa suara lelaki jadi lebih rendah ketika horny berat.
"ini beneran kamu kan?" tanyaku waswas.
Didi selalu bisa menangkap apa yang kupikirkan kecuali satu hal. Akan kuberitahukan soal itu nanti. Dia langsung melontarkan tawa khasnya.
"Kamu kira aku Didi KW, gitu? ada setan yang nyamar jadi aku? ya ampun sayangg... kamu ini besar sekali imajinasinya." ledeknya. Dan tawanya makin keras melihat ekspresi takutku yang tidak dibuat-buat.
"udah ah..." aku kesal diledekin. sebagai balasannya, ku remas penisnya. Didi mendesis. Suasana kembali hot seperti semula. Dijilatinya leherku. Sebelah tangannya kembali menusuk-nusuk lubang vaginaku.
"sayanggg...." gantian aku yang menggelinjang. "ngghhh" ulah Didi pada vaginaku semakin tanpa ampun. Sodokan jarinya semakin intens walaupun lambat.
"sayang... kontolin vagina aku dongg." aku memang sering ngomong kotor kalo udah horny parah#no offense yaa...
Dia langsung menyodok vaginaku cepat sampai mentok. Dan menggerakkannya keluar masuk. Bunyi selangkangannya yang menghantam vaginaku semakin keras. Begitu juga derit ranjang kami. Keras sekali deritnya. Aku tersadar dari birahi.
ku tatap sekeliling. "sayang... pelan2 dong. kan malu kedengaran tante." kekhawatiranku bukan tanpa alasan. kami bertetangga dengan tante Didi yang tukang gosip. mau jadi apa kalo satu lorong ini tau soal derit ranjang kami di malam jumat?
Didi nggak peduli. "biarin." katanya semakin keras menyodok vaginaku sampai aku tersentak sentak kali ni. aku terbawa suasana. sentakannya membuat dinding vaginaku geli. aku terbawa euphoria yang dihasilkan gesekan kulit penisnya yang merangsang saraf organ intimku. Didi berasal dari etnis berketurunan Arab/Pakistan di ujung Sumatra. Jadi walaupun tubuhnya tergolong big size, penisnya tidak berukuran seperti yang divonis banyak org terhadap kaum overweight.
"ah... ah... ah.. Di.. ngghhh Di... entot aku Di.. iyah... mggghhh... arrggg.. iya gitu diii..." Didi melumat bibirku agar ceracauku tak terdengar satu lorong.... tapi percuma. karena hunjaman penisnya semakin garang keluar masuk vaginaku.
"mmmhhh mhhhhh" desahku tertahan ciumannya. aku melepaskan diri dari belitan lidahnya. terlalu banyak liur.
beda banget ml malam ini. mungkin karena nggak ada Rafif jadi kami lebih eksploratif.
Didi bekerja keras, menyodokku sekalogus berusaha agar bobot tubuhnya tidak menimpaku. Didi agak menarik tubuhnya menjauhiku. RPM penisnya yg menggenjotku mengendur
Ahh aku hampir lupaaa... Ini kesempatanku mengerjainya. Aku melakukan kegel. "Sayang kok meki kamu jepit2 kontol aku sih?" Dia menahan diri agar tidak melenguh.
Tanpa perasaan, aku makin mengencangkan otot vagina sambil memutar pinggulku ganas. Didi sampai menengadah. Dia sejenak melupakan kalau penisnya harus memompa vaginaku. Tapi biarlah. Aku suka melihatnya 'tersiksa' seperti ini. Feels like i'm in charge.
Kakiku semakin menjepit vaginanya. Efeknya luar biasa. Didi yang tadinya Didi memasang pose push up di atasku, jadi berlutut. Tubuhku tertarik dan bokongku jadi naik tanpa melepas jepitan tungkai ku di pinggulnya.
makin ku kencangkan otot vaginaku. "ooohhhh" Didi makin blingsatan. Aku tersenyum binal penuh kemenangan. Tapi laki-laki tetap tidak mau kalah. Di posisi yang entah apa namanya ini, dia berlutut mengocok vaginaku. sementara aku tetap berbaring.
sepertiya ini akan jadi posisi favoritku yang baru selain doggy. aku jadi bisa melihat ekspresi hornynya yang menyetubuhiku sekaligus melihat penisnya ditelan vaginaku. semua adegan sexy ini tersaji dalam satu jarak pandang.
"engghhh sayang... Di... dii... ya ampun... kok enak" ceracauku kembali di sela-sela enjotannya. Didi tak menjawab. Dia terus mendongak dan lebih konsentrasi terhadap akselerasi RPM penisnya menghajar vaginaku yang makin licin. anehnya, penisnya semakin terasa mengoyal vaginaku. uuuggghhh kali ini sensasinya beda. kegel pun tak kulakukan lagi. seolah tak puas dengan kekalahanku, diangkatnya pinggulkuku sampai menciptakan jarak antara permukaan tempat tidur dengan pantatku. aku mendesah keenakan. goyangan penisnya dipercepatnya sampai aku merasa ada yang hampir meledak dari vaginaku. meledak sampai punggungku melengkung merasakan sensasinya. "sayanggg sayangggg diii... didi... aku... akuuu ohhhhhh... fuckkk... aku....aaarrgggghhhh" teriakan orgasmeku mengalahkan derit ranjang. ledakan itu berasal dari saraf dinding vaginaku . persetan si tante besok mau ngomong apa ke orang orang...
ledakan ini malah membuatku meleleh dan lelah. tapi aku tersenyum dan memejamkan mata... menikmatinya dengan mendengarkan ritme jantungku yang kacau karenanya.
Dasar Didi. Dia malah mencabut penisnya. Teganya dia! Ini kan orgasme pertamaku setelah menikah dengannya. Aku pernah baca komen member cewe di forum ini, kalo orgasme makin dahsyat kalo sambil disodok (Dulu waktu pacaran kami menghindari penetrasi dan aku hanya orgasme sekali waktu dia fingering klitoris ku. sedangkan dia jauh lebih banyak karena kami BJ dan petting setiap ketemu). Tapi biarlah. Ini sudah cukup. Ahhh... Orgasme pertamaku.
Dia cengok sejenak. Setelah aku menguasai diri, dia malah berkata dan memelukku,"sayang... kamu nggak papa?"
gantian aku yang bengong.
"nggak sayang. justru barusan aku orgasme. sering-sering bikin aku orgasme ya. makasih sayang." ku cium keningnya.
setelah itu nggak ada pillow talk, apalagi round 2. karena tak lama kemudian adik perempuan Didi sms kami. isinya: Rafif terbangung tengah malam karena nggak ada aku!
dalam perjalanan ke rumah mamanya Didi, aku tercenung. kusadari bahwa orgasme pertama ini baru permulaan. benar saja. akan kuceritakan bahwa kenikmatan yang kureguk di malam ini menjadi sumber masalah bagi rumah tangga kami*tear*
-to be continued-
Saturday, April 4, 2015