Wednesday, July 29, 2015

Kisahku 2: Edisi Adik Ipar-nya Sepupu Istriku (yg berbaj)

Spoiler

for Sekapur sirih dari Penulis:


Banyak terima kasih saia haturkan kepada para suhu yg sudi meluangkan waktu untuk membaca thread dari seorang newbie semprot yg hina ini. Sesuai dgn mayorita reply thread untuk melanjutkan cerita, maka saia coba untuk memaparkan kelanjutan kisahnya.

Selamat menikmati!



Semoga para suhu masih ingat kisahku dgn si Fitri, sepupu istriku yg tinggal di daerah "Ubud Dunia", Jawa Barat. Di akhir kisah, sebelum mengunci pintu, sekilas aku melihat perempuan cantik berkebaya hijau di jalan yg gelap menuju ke arah pincuran. Kukedipkan mataku untuk memastikan bahwa apa yg kulihat adalah nyata. Namun setelah mengedipkan mata, yg kulihat hanyalah jalan gelap yg kosong melompong. SHIT! What kind of women that i saw several seconds ago???

Aku memilih untuk tidak menghubungkan apa yg kulihat tadi dgn hal2 berbau mistik... karena kebetulan aku bukan tipe yg seperti itu. Kukunci pintu dan langsung masuk ke kamar depan, di mana aku dan istriku biasa tidur jika kami sedang berada di sini. Kulihat istriku sudah menungguku di ranjang, sambil menyiapkan piyama yg akan kugunakan untuk tidur. Segera kuraih piyama itu, membawanya ke kamar mandi, dan langsung membersihkan diri untuk membersihkan iblis yg masih menempel di tubuhku sisa persetubuhan hebat yg terjadi antara aku dan Fitri tadi.

Seusai mandi, aku merebahkan diriku di ranjang, dan seperti biasa... istriku sudah memejamkan matanya. Mungkin ia lelah karena sejak datang tadi langsung menghadapi keluarga besarnya di sini. Kubetulkan letak selimut istriku dan mencium keningnya dengan lembut seperti biasa dan memutuskan untuk tiddur.

-SKIP-

Aku terbangun!

Entah mengapa, tubuhku terasa sangat panas... hingga kuputuskan keluar kamar untuk mencari minuman dingin di kulkas. Kubuka kulkas dan kuambil Bearbrand dingin favoritku yg selalu distok oleh keluarga istriku setiap kali kami mudik, karena mereka tahu bahwa aku sangat gemar mengkonsumsi brand yg satu ini.

Saat aku menikmati susu kalengan ditemani sebatang rokok di ruang tengah, mendadak aku merasakan jemari lembut membelai rambut dan memijat leherku. Wangi semerbak memenuhi ruang tengah. Aku tahu persis harum ini... ini adalah harum White Musk-nya Body Shop yg pasti membuatku turn-on setiap kali wangi ini tercium dari tubuh seorang wanita.

Sejenak kunikmati setiap pijatan dan belaian yg kuterima, dan kurasakan desahan nafas persis di samping telingaku.

A: Aku
F: Fitri

F: " (berbisik mesra).. qamuh kok belum bobo sih, sayaaang? Masih kebayang yg tadi yaaa?"

A: "Aku pikir siapa... ternyata kamu, Fit? Udah ah.. jangan dibicarain, ga enak banget kl kedengeran sama yg lain.."

F: "Ngga, sayang.. Aku janji peristiwa tadi cukup kita aja yg tau yah.."

A: ".. Iya, kita bedua aja.."

Tetiba Fitri langsung duduk di pangkuanku dengan manja sambil merangkulku. Kontan penisku yg berdenyut karena mencium harum tubuhnya kembali mengeras!

F: "Sayang, besok malam suamiku dateng, dan dia bilang mau sekalian bawa si Rani, adiknya untuk nginep satu malam di sini sebelum antar barang ke Jekardah.. Kamu jangan cemburu ya, sayang.."

A: "Ya ngga gitu dong, Fit.. dia kan suami kamu, jadi aku ga boleh cemburu. Santai aja, aku ngerti kok mesti gimana.."

F: "Yakiiin? Kalo besok dia ngentotin aku, nanti sayang gimana doong?"

A: "Ya nggak gimana2lah, Fit.. aduh, udah aku bilang jangan bahas beginian lagi.. bahaya kalo ada yg denger, Fitriii.."

F: "hihihi.. iyyaah.. iyyaah.. aku tau qoq. Semua udah pada tidur, tinggal kita bedua aja yg beluum.. makanya Pitri berani gelendotan begini.. hihihi"

A: "Udah ah, aku mau lanjut tidur lagi.. bangun dulu atuh, Fit.."

F: "Aku mau sekali lagi dong, sayaaanggg.. boleh nnggaaaa? (Tangan kanannya menekan penisku yg tegang di balik piyama yg kukenakan).."

A: "Ga mungkin atuh, Fitriii... di pincuran aja kamu tadi udah berisik begitu, apalagi kalo di sini.."

F: ".. ih, kamu tega banget sih, sayang..ngebiarin Pitri sange beginiii? Ini kontol kamu juga udah keras qoq! Boleh yah, sayaang..sebentaaar ajjah!"

Aku berusaha keras untuk tidak menghiraukan racauan manja Fitri yg sebenarnya membuat penisku semakin tegang! Namun membayangkan resikonya jika dia "berisik" saat kita "main", aku lebih memilih untuk mengontrol nafsuku yg sudah di ubun2 ini.

A: " Fit, simpan aja buat suami kamu besok, yah?! Kasian kan dia susah2 bekerja buat kamu..jadi sudah selayaknya dia mendapat prioritas dari kamu. Aku juga laki2, Fit..dan aku menghormati suami kamu karena dia pria yg bertanggung jawab. Jadi sekarang nggak dulu yah..lagipula kan tadi juga udah abis2an, ya kaaan?"

Aku berusaha menenangkan dan memberi pengertian padanya dengan lembut, untuk menunjukkan bahwa aku lebih pro dan berkelas darinya. Walaupun aku tahu bahwa aku seorang bajingan, tapi aku harus tetap berhati2 dan aku harus menyembunyikannya sebaik mungkin di balik kedok "alim" yg selama ini sukses kugunakan.

F: "...sayang jahat banget sih sama Pitri?! Udah ah..."

Fitri meninggalkanku sendiri di ruang tengah dengan wajah murungnya, sementara aku kembali membakar rokok untuk kesekian kalinya. Kulihat jam di dinding yg masih menunjukkan pukul 01.45 WIB..waktu di mana udara akan menjadi sangat dingin di daerah ini.

Tidak berapa lama, aku mendengar suara mobil parkir di depan rumah. Saat kubuka pintu, kulihat Ega -suami Fitri- sedang berjalan dengan seorang wanita. Ega berasal dari sebuah daerah di Jawa Tengah yg terkenal dgn hasil kerajinan tangan dan infrastruktur usaha kecilnya. Ega menggunakan batik lengan panjang, sementara wanita di sampingnya menggunakan kebaya... dan keduanya berwarna hijau!

Apa benar yg sekilas kulihat beberapa jam yg lalu adalah perempuan yg sedang berjalan bersama suami Fitri inii? Tapi sepertinya bukan! Walau dari kejauhan, betapa terlihat jelas paras cantik dari perempuan berkebaya hijau yg kulihat di pincuran itu.. seperti ada sesuatu yg membuatku dapat menatapnya dengan jelas, bahkan dlm kondisi segelap itu!

Lalu pertanyaanku juga.. jika mereka sudah sampai dari tadi, kenapa mereka tidak langsung masuk ke dalam? Aku juga baru mendengar suara mobil Ega barusan saja.. jadi sepertinya kecil kemungkinan kalau perempuan yg kulihat tadi adalah adiknya Ega! Tapi siapa dia? Kalau dia memang ada di snekitar pincuran, kuyakin dia tau mengenai persetubuhanku dan Fitri tadi!

Lamunanku pecah tatkala Ega menyalamiku dengan hangat.

E: Ega
R: Rani
A: Aku

E: "Apa kabar, om? Lama ndak ketemu!"

A: "Yup, kurang lebih setahun yah, ga..dari terakhir kita main catur bareng persis di depan sini.. hahha!"

E: "Haha..iya, om! Aing teu bakal lupa.. cuma lima langkah maneh kalahkeun aing! Cape deh! Dinyanyikeun pacarku lima langkah sagala sama maneh! Teu bakal lupa sampe akhirat juga!... (dengan logat jawa tengah namun berbahasa Sunda).."

A: "Hahaha..ya ngga gitulah! Kalau ada waktu nanti main lagi, yah.. Eh, ngomong2 iniii...???"

R: "Saya Rani... adiknya Ega, Om. Beberapa hari yg lalu dapet kabar dari kantor yg interview terakhir, bilang kalo saya diterima untuk bekerja di kantor pusat mereka di Jekardaahh. Eh, si Mas bilang dia ga begitu ngerti daerah Sudirman, jadi mau ga mau ngeraba dehhh.."

Mendengar kata "ngeraba" yg diucapkan oleh perempuan dengan bentuk tubuh seperti Rani membuat desiran darahku mengalir deras menuju pangkal penisku! Segera kubuang jauh2 pikiran itu dan langsung kutanggapi statement yg baru saja ia kemukakan.

A: "Daerah Sudirman aku lumayan tau kok..wong itu cuma jalan lurus aja..tapi memang harus extra hati2 kalo baru pertama ke sana, karena kl salah ambil lajur, urusannya bakal sama pelisi deh.. haha. Nanti sih teleponan aja kalu udah berangkat ke sanaa.."

R: 'Iya, saya juga udah bookmark di GPS hp, om..biar ndak nyasar..hihihi"

Senyum adiknya Ega ini seolah membiusku!

Ukuran payudaranya tidak kalah dengan kakak iparnya. Bentuk tubuhnya yg padat berisi pasti akan memudahkanku untuk "bermanuver" sementara rambut panjangnya..ouh, betapa hasratku pasti akan terpuaskan jika bisa menjambaknya!

Hmm..dan aku penasaran dengan sesuatu di balik setelan kain panjang yg dikenakannya.. OMG! Lagi2 libidoku mulai mengambil alih kesadaranku! Dengan cepat langsung kujawab guyonan GPSnya itu!

A: "Ahaha...betul itu! Haha..yasud, hayuk pada masuk dulu..dingin ngobrol di luar..'

E: "Makasih om.."

A: "Ega langsung ke kamar Fitri aja di kamar tamu sini yah, soalnya semuanya udah pada tidur. Lagian juga Fitri tadi bilang ke aku kalo kalian akan datang besok.. Kok ya tau2 datengnya dini hari ginii.."

E: " Ya kan ga enak kalo baru dateng langsung pamitan, om..makanya saya percepat aja satu hari biar enak pamitannya.. hehhe"

A: "Haha, bener juga ya?"

E: "Saya ke kamar dulu ya, om.. Ran, kamu mandi aja dulu di kamar mandi depan.. biar Mas mandi di kamar mandi belakang. Nanti kalo udah selesai, langsung ke kamar tamu satunya aja..sini mas tunjukin.."

Rumah ini memang memiliki dua kamar tamu yg saling berhadapan di lantai bawah. Jika mudik begini, aku biasa menempati kamar istriku di atas, berseberangan dengan kamar orangtuanya. Mudik kali ini, kamar tamu yg satu diisi oleh Fitri dan ega, sementara kamar tamu yg satu lagi pasti diisi oleh Rani..sendirian!

-Ohoho...tentu tidak, broo! Not tonight! Inget...tadi lu baru main gila sama sepupu istri lu sendiri! Kasih jarak.. main cantiklaah!- ujarku menenangkan diriku sendiri.

Dan akupun kembali melanjutkan merokok di ruang tengah saat kakak beradik itu masuk kamar masing2 untuk beristirahat. Aku kembali melamun membayangkan betapa dahsyatnya permainanku dan Fitri tadi.. kembali membayangkan kalimat2 kotor yg keluar dari mulutnya.. membayangkan kuluman bibir mungilnya yg disertai jilatan2 kecil di sekitar lubang kepala penisku.. ouh, betapa nikmat anugerah dosa yg Engkau berikan padaku malam ini, duhai Tuhanku..

Lamunanku sontak berhenti saat terdengar suara desahan yg sangat kukenal.. desahan yg keluar dari bibir mungil perempuan dengan nafsu iblis yg baru saja kusetubuhi dengan liar di alam terbuka beberapa jam yg lalu! Ya... itu desahan Fitri, dan dia pasti sedang bersetubuh dengan suaminya! Dia tahu kalau aku belum tidur dan sengaja mengencangkan desahannya untuk melampiaskan kekesalannya karena aku tidak mengabulkan apa yg dia inginkan di ruang tengah tadi sebelum suaminya datang!

F: "...aah..uuhh..awww..pelan2 dong Mas Ega sayaaang.. aahh..aahh..."

Jujur aku jadi tertawa sendiri di dalam hati, karena erangan tersebut seolah dibuat2 dan tidak seekspresif saat kusetubuhi Fitri beberapa jam yg lalu. Erangan palsu yg disengaja...dan yg sudah pasti: TANPA RASA! Haha..aku yakin bahwa servis yg kuberikan ke Fitri jauh lebih baik dibanding apa yg ia rasakan sekarang dengan suaminya!

Beberapa menit kulalui dengan menikmati kepulan asap dari rokokku. Namun begitu, muncul rasa penasaran dalam benakku, karena aku sudah tidak mendengar desahan tersebut dari kamar Fitri. Saat aku mendekat ke pintu kamarnya, terdengar suara -yg aku yakini- bahwa mereka berdua sedang berselisih faham.

F: "Kamu tuh pahamin aku dong! Minum obat kuat kek..pake tissue seks kek..atau apalah..coba nafkahi aku dgn benar! Udah nafkah lahir payah..nafkah batin juga ga bisa! Terus fungsi kamu tuh apa sebagai suami?"

E: "Ya ini aku apa adanya! Sekarang mamah maunya apa? Masak gara2 ginian aja jadi panjang, sih?"

F: "..panjang..panjang..! Eta kontol maneh panjangin biar bisa tahan lama! Liat tuh si Teteh aja sering cerita kalo suaminya itu bagus banget ngewein si teteh! Kontolnya gede, ngewenya canggih, ga pelit...dan yg paling penting, bisa memenuhi kebutuhan istri lahir batin! Kamu mana??? Bisanya cuma ngerepotin akuuu aja.. aku baru mulai, kamu udah selesai... Capede!"

Di satu sisi aku ingin tertawa mendengar penjelasan si Fitri! Kok ya jadi seolah istriku yg bercerita ke dia mengenai figur aku... padahal itu semua dia alami sendiri saat kami bersetubuh tadi! Namun di sisi lain, aku miris juga dgn kondisi suaminya Fitri. Mungkin satu saat aku harus tatar si Ega, agar dia dapat berfungsi penuh untuk memberi nafkah batin bagi istrinya yg sebenarnya adalah "syurga" bagi penis dan fantasi liar para lelaki.

R: "Mereka berantem lagi ya, om? Ya ampun ga malu apa..."

Hampir lepas jantungku mendengar bisikan Rani, yg entah sejak kapan, telah berada di sampingku. Ia menggunakan atasan kuning dipadu dengan training ketat warna hitam sebagai pakaian tidurnya. Lagi2 perhatianku tertuju pada dua bukit ranum berwarna cerah yg sekarang persis berada di sampingku.

A: "Namanya juga rumah tangga..biasalah.."

R: "Emang gitu yah, om? Jujur saya juga maksa untuk tetap bekerja karena saya lihat rumah tangga Mas saya seperti itu, om..malu, ga enak banget diliatnya! Kalau saya bekerja, saya nanti bisa bantu suami saya untuk menghindari kondisi rumah tangga yg seperti itu.."

A: "... Hebat kamu..pikiranmu sudah lebih dewasa dari usiamu.."

Pujianku nampaknya tidak terlalu berlebihan. Untuk seorang remaja berusia 25 tahun, pemikiran Rani memang lebih dewasa dari yg lainnya. Jika remaja lain lebih memilih kongkow sambil kuliah, Rani memilih untuk bekerja untuk membantu perekonomian orang tuanya...walaupun kuyakin, orang tuanya yg juragan tanah itu juga tidak membutuhkan bantuannya.

Dan satu hal lagi, nampaknya kedewasaan pemikirannya itu juga berimbas pada bentuk tubuhnya yg padat berisi. Bongkahan payudara yg tertutup atasan berwarna kuning itu benar2 memanjakan mataku... sementara training hitamnya yg ketat membuatku semakin penasaran dengan bentuk asli bagian tubuh yg dibungkusnya!

DEPPP!

Tetiba lampu mati!

A: "...wah mati lampu kayaknya, Ran! Kamu di sini aja kalo ga keliatan.. itu di rak buffet di atas TV ada banyak lililn kok.. nyalain aja buat ke kamar yah, biar om cek mcb listrik dulu di luar.."

R: "Iya, om.."

Ketika aku keluar, kulihat lampu beberapa rumah di sekitar juga mati..dan saat kucek mcb listrik juga mati. Dear God..apa ini awal balasan dosaku karena menyetubuhi sepupu istriku sendiri??? Dengan gontai, aku melangkah ke ruang tengah dan mulai menyulut rokokku kembali dengan posisi pintu terbuka, agar cahaya bintang di langit dapat menerangi. Tidak berapa lama, tak kuduga Rani datang membawa lilin dan meletakkannya di meja ruang tengah.

A: "Thanks, Ran.."

R: "You're welcome, Dear..(sambil tersenyum)

Eh.. Apa aku salah dengar barusan? Dia memanggilku Dear??? Walaupun in English penggunaan kata Dear memiliki fungsi sebagai kata pengganti yg bersifat umum, namun karena pengaruh libidoku yg telah terkontaminasi oleh dada dan pinggul Rani yg kuyakin menjanjikan kenikmatan syurgawi, maka kata tersebut menjadi sangat istimewa di telingaku!

Rani meletakkan lilin di ruang tengah, dan dia mengambil korekku untuk menyalakan lilin dengan berlutut... Wow! Whatta good view in here! Sebuah pemandangan indah tersaji untukku di saat2 Rani menyalakan korek untuk menyulut sumbu lilin.

Setiap ia menyalakan korek, maka aku yg sedang duduk di kursi ruang tengah dapat melihat payudara Rani yg padat; yg menempel di tubuh Rani dengan sempurna. Selain itu, jarak kami yg sangat dekat membuatku bisa mencium aroma rambut Rani yg harum semerbak.

SHIT! Penisku mulai bereaksi dengan stimulan yg kudapat..dan yg lebih parahnya lagi -karena sudah menggunakan piyama- ... AKU TIDAK PAKAI CD!

Kepanikan mulai melanda di saat sesuatu mulai terlihat berdiri tegak dari selangkanganku. Walau hanya dengan penerangan cahaya lilin, aku yakin Rani yg sedang berlutut itu pasti menyadari jika ada " sesuatu" menyembul dari selangkanganku!

R: "Om, tolong bantuin nyalain lilin di kamar Rani dong.. tangan Rani soalnya penuh nih pegang lilin sama tatakan beginiii.."

A: " Oke, Ran..!"

Aku langsung menyambar korekku yg berada di tangannya beserta sebuah lilin yg belum dinyalakan, dan membawanya ke kamar Rani secepatnya.... jangan berikan kesempatan pada Rani untuk menyadari bahwa aku ereksi karena melihat tubuhnya yg kurasa nikmat untuk disetubuhi dengan kasar!

Saat masuk kamar, kunyalakan lilin... dan apa yg kulihat???

Di tempat tidur tergeletak celana training ketat yg digunakan oleh Rani, dan di sebelahnya terdapat g-string berwarna kuning cerah. Dan yg membuatku semakin shock, saat kuarahkan lilin ke ujung tempat tidur...

Spoiler

for GOD PLEASE HELP ME!:

Suasana gelap
Cahaya lilin menerangi

dan Rani dalam posisi seperti ini
Ps.: maaf jika suasana terang dlm gambar kurang sesuai
dengan alur cerita



Ya... Rani sudah duduk di sana tanpa busana tanpa aku harus bersusah payah... tanpa basa basi... tanpa diminta...!

Untuk menunjukkan kelasku, aku hanya tersenyum kecil...

Ya, sebuah senyum kecil untuk menutupi bahwa aku sudah horni setengah mati dari tadi... bahkan saat ia berpakaian lengkap! Sebuah senyum kecil untuk menutupi harga diri yg tergadaikan andaikan Rani tahu bahwa penisku sudah tegang saat ia menyalakan lilin di dekatku tadi...dan kuyakin semua akan tercover dengan rapih saat kusunggingkan senyum kecilku yg khas!

R: "... (Mendekatiku, posisi tetap duduk di kasur)...
Rani tau qoq kalo dari tadi Om mau sama Rani...dan Rani juga tau qoq kalo Om bisa bikin teh Fitri squirting dan abis itu Om kerjain abis abisan... Ya kan?!"

A: "hehe..ternyata kamu deket banget ya sama kakak ipar kamu, sampai kamu bisa update banget mengenai hal yg baru terjadi beberapa jam yg lalu? Ternyata memang benar, usia kamu yg lebih tua beberapa tahun memang lebih pantas untuk jadi tetehnya Fitri..tapi karena Masmu adalah suaminya Fitri, maka kamu tetap menjadi seorang adik..."

R: "(Suara Rani meninggi).. Siapa bilang? Walaupun tuturku adalah adik, tapi aku lebih dalam hal segalanya dibanding dia! Om mau bandingkan aku darimana? Dari sisi bahasa? Etika? Bahkan dari ujung rambut sampai ujung kaki pun aku lebih baik daripada dia! Dia lebih pantas menjadi adikku daripada menjadi istri Masku!"

Akalku berusaha untuk mencampur aduk dan mengkombinasikan berbagai hal...mencoba mengubah situasi ini agar lebih menguntungkan untukku...dan yg lebih utama: menguntungkan untuk penis tegangku yg sudah tidak lagi kututupi di hadapannya! Masih dalam posisi berdiri dengan kondisi penis terbungkus piyama yg mengacung tegang dan keras, aku mendekatinya dan tangan kananku menyentuh dagunya! Mataku sudahh gelap..sekelilingku seolah berubah menjadi hitam, dan sepertinya aku mulai terbawa oleh hawa nafsuku...

A: "Oh, jadi kamu pikir kamu pantas menjadi kakak? Kamu pikir kamu lebih baik dari diia, Ran?"

R: " Tentu! Aku lebih baik darinya dalam segala hal..dan sekarang aku akan buktikan bahwa aku juga bisa melakukan apa yg dia lakukan ke kamu beberapa jam yg lalu!"

A: "Uuww..apa kamu yakin? Kalau memang kamu yakin lebih baik, harusnya kamu tau dong apa yg harus kamu lakukan kalau ini... (menunjuk ke penisku yg tegang dan terbungkus piyama)... sudah berada persis di depan wajah kamu? Ya, seperti sekarang ini..."

Seketika Rani tersenyum dan raut wajahnya terlihat sangat menggairahkan. Rambutnya yg panjang, buah dadanya yg menggantung padat, ditambah paha dan pantat sekal yg mulus dan bibir sensualnya sungguh membuatku lupa daratan!

R: "Hihihi...Rani tadi cuma becanda qoq! Abis om kan tipenya serius..ternyata ekspresi qamu lucu juga ya Om kalo lagi ketauan kartunya...xixixi"

GOD...sepertinya anak ini memiliki split personality! Ia dapat dengan mudah mengontrol kadar emosi dan senangnya dalam hitungan detik..kemampuan yg hanya dimiliki oleh mereka yg berkepribadian ganda! Damn it is so cool! I will fuck a weirdo! Pasti akan sangat menggairahkan menyetubuhi wanita ini..batinku di dalam hati.

R: "qamu yakin udah siap??"

Celetukan Rani diiringi dengan jemari lentiknya yg mulai membelai lembut kepala penisku yg masih terbungkus celana piyama dengan gerakan memutar. Di antara temaram cahaya lilin, kusaksikan senyuman nakal yg membuatku sangat bergairah untuk menyentuh wajahnya dengan lembut, dan mengarahkan kepalanya mendekat ke arah kemaluanku.

Rani mulai mengulum kepala penisku yg masih tertutup piyama tipis, kurasa ia berniat untuk membasahi celana piyamaku dengan ludahnya tanpa menyentuh kulit penisku terlebih dahulu. Ia mengeluarkan gigitan2 kecil di sekujur batang kemaluanku, diiringi dengan tangannya yg mulai masuk ke dalam celana piyamaku dari belakang, dan mulai meremas remas pantatku dengan lembut.

Aku menengadahkan kepalaku, memberikan sebuah sign bahwa aku sedang mengikuti alur permainan yg sedang dimulainya. Mulai kugoyangkan pinggulku untuk membuatnya turn-on..sengaja kutempelkan penis tegangku ke pipi, hidung dan telinganya untuk membuatnya semakin tenggelam dalam permainan.

A: "ssshh..mmm..mmm.."

R: "(berbisik).. qamu tu udah keras begini masih belagu aja! Akui aja, qamu udah terangsang sejak awal kedatanganku, kan?"

A: "hmm..nggak juga, sih! Aku kan masih dalam proses recover selepas menyetubuhi kakak ipar kamu yg binal itu! Jujur aku benar2 menikmati tubuhnya! Dia itu benar2 pandai memuaskan pria dengan kelugu..OW! AAUUWWW.."

Belum sempat kuselesaikan kalimatku, Rani telah menurunkan celana piyamaku dan menggigit kepala penisku dengan keras, disertai ekspresi manja yg khas. Matanya menatap tajam ke mataku dengan tatapan sensual yg seolah menghipnotisku untuk terus memperhatikannya saat melakukan proses blow job.

R: "(berbisik dgn posisi masih menggigit penisku)..
Sekali lagi kamu puji perempuan murahan itu, aku gigit lebih keras lagi nih.."

A: "(berbisik menenangkan)
Ow..ok..ok! I won't, darling! As long as you suck my cock with different way..

R: " Keep your words..and i will!"

Kudengar nafas Rani mulai memburu, tanda bahwa libidonya sudah mulai terbakar saat memblowjob penisku. Perlahan tapi pasti, aku membiarkan Rani seolah memegang kendali dalam permainan kali ini. Padahal sebenarnya, aku sudah memegang kendali secara utuh pada saat ia menurunkan celana piyamaku. Namun memang, untuk wanita dengan type seperti Rani, kita harus seolah mengikuti apa yg dia inginkan..walaupun pada akhirnya kita juga yg akan memegang kendali atas permainan ini.

Haha..aku pasti akan membuatnya menggelinjang nanti! Wanita freak seperti Rani memang harus terpuaskan dengan cara yg berbeda..ujarku dalam hati!

Aku mulai menggerakkan pinggulku maju mundur dengan perlahan. Tangan kananku membelai rambutnya dengan lembut, lalu turun ke telinga kirinya...sementara tangan kiriku mengarahkan kepalanya agar menatapku, sambil perlahan menekan penisku lebih dalam. Aku ingin kerongkongannya mampu melahap seluruh batangku yg masih ingin dibuai dengan gigi kelinci dan bibir manis adik dari seorang suami yg istrinya baru kusetubuhi dengan liar beberapa jam yg lalu!

R: (wajahnya menatapku dgn kondisi mulut masih mengulum penisku).. "Mmhhh..emmhhh...emmhh..emmh.."

Kupindahkan posisi tangannya yg masih meremas2 pantatku. Sekarang kedua tangan Rani sudah berada di belakang, dan kutahan dengan tangan kiriku, sementara tangan kananku kuarahkan untuk membelai belai rambutnya untuk kemudian menjambaknya dengan lembut sembari memajumundurkan kepalanya agar dapat melahap penisku lebih dalam. Posisi Rani yg masih duduk di ranjang memudahkannya untuk memblowjobku, karena posisi kepalanya persis berada di depan batangku.

Dari sela2 temaramnya cahaya lilin, kulihat ia begitu menikmati jambakan dan belaian tanganku. Ia juga tidak berusaha untuk melepaskan kedua tangannya yg kutahan di belakang tubuhnya..malah dia perlahan memasukkan penisku lebih dalam, dan dengan sengaja menyentuhkan kulit kepala penisku dengan gigi kelincinya yg menimbulkan sensasi ngilu nikmat yg khas!

Setelah kurasa bahwa ia sudah cukup menikmati posisi itu, kuhentikan belaian tangan kananku di rambutnya dan kudorong kepalanya ke arah batangku bersamaan dengan pinggulku yg maju ke depan. Kini posisi seluruh batang kemaluanku sudah berada di dalam kerongkongannya, dan aku menguncinya dalam posisi itu untuk sekian detik!

Akhirnya: PERFECT FELLATIO!

R: "mmmpphhh..mmmpphhh..glekglekglek..grroookkk.. "

Rani sudah mulai mengeluarkan suara yg khas dari seorang wanita yg mulai kehabisan nafas dan siap untuk tersedak karena kerongkongannya telah penuh dengan batang kemaluanku. Dengan sedikit membungkuk, kudekatkan mataku dengan matanya yg tajam hingga mata kami hampir bersentuhan, dan aku berbisik padanya..

A: "Kakak Rani masih mau nakal lagi? Kalau masih nakal, Mas setrap gini lagi yaa.."

R: "mmmpphhh..mmmpphhh..glekglekglek..grroookkk.. "

A: "Apa? Mas ndak denger nih? Kamu mau bilang apa, kakak Rani sayaang? Mas ndak bisa denger niih..."

Entah dari mana bisikan itu datang, namun bisikan itu mengatakan bahwa Rani sebenarnya terobsesi dengan sosok Mas Ega, kakaknya. Sementara di sisi lain aku menangkap tendensi bahwa dia juga ingin diakui sebagai seorang kakak dengan berbagai keunggulan yg dimilikinya. Dengan begitu, aku memposisikan diri sebagai kakak laki2nya dan membahasakan diriku "Mas" dalam permainan kali ini, namun aku juga memperlakukan dia bagai anak kecil dengan panggilan kakak Rani.

Di luar dugaan, Rani tidak berusaha melepaskan kondisi fellatio yg seharusnya akan membuatnya tersedak, dan mengeluarkan liur kental dari mulutnya yg masih tersambung ke penisku..pemandangan yg sangat kusukai saat Fitri mem-blowjob-ku beberapa jam yg lalu! Alih2 melepaskan, ia malah kembali memberikan gigitan2 kecil dengan gigi kelincinya, dan memiringkan kepalanya agar penisku menghunjam bagian dalam pipinya. Cetakan penisku terlihat dengan jelas pada pipi kanan Rani, dan seolah ia ingin terus memasukkan penisku ke dalam mulutnya!

SHIT... SENSASI APALAGI INI!

Dengan kasar kuraih kepala Rani dengan kedua tanganku, dan kutahan kepalanya dengan lembut, sambil kuhunjamkan penisku dengan kasar ke dalam mulutnya berkali2. Baru sekali ini aku bisa memasukkan seluruh penisku ke dalam mulut wanita, seperti aku melakukan penetrasi ke dalam vaginanya! Kujambak rambutnya sambil terus memasukkan penisku ke dalam mulut Rani dengan kasar..sepuasku! Sensasi hangat ngilu nikmat yg kudapat dari gigi kelinci Rani sudah terganti dengan nikmatnya menyentuh ujung kerongkongan perempuan ini berulang kali, dan mendengarkan desah nafasnya yg tersengal akibat dari kenikmatan yg kurasakan saat ini!

SLEPPP..SLEPP..SLEPP..SLEPP..!

R: "mmmpphhh..mmmpphhh..glekglekglek..grroookkk.. "

R: "..eemmhh..ini hukuman untuk kamu, kakak Rani yg nakal! JANGAN BERHENTII! Ini hukumannya kalo kakak Rani nakal sama Mas!"

Aku terus menahan kepalanya sambil memaju mundurkan pinggulku dengan extreme! Seperti sesuatu yg luar biasa bahwa aku lagi2 bisa melakukan fantasi liarku dengan seorang perempuan, tanpa keluhan dari sisi si perempuan! Oh Tuhan, apakah setiap dosa harus berlangsung seperti ini? Jika dosa di dunia saja sudah senikmat ini, maka neraka akan cocok sebagai surgaku di alamMu yg kekal..batinku meracau tidak menentu menikmati sensasi binal yg kudapatkan dari mulut Rani!

Sampai kurasakan ada kedutan2 dari penisku, yg menandakan bahwa sebentar lagi waktu untuk ejakulasi. SHIT..aku benar2 terlena dengan kenikmatan yg Rani berikan melalui mulutnya, tanpa mengatur nafasku dengan baik untuk mengantisipasi terjadinya ejakulasi!

Akhirnya dengan cepat kucabut penisku dari mulutnya sebelum terlambat! Ludah kental tersembur dari mulut Rani dan berjatuhan dari penisku menuju lantai. Tidak memberi waktu istirahat, langsung kuarahkan wajahnya menuju dua bola di bawah penisku. Seolah mengerti, Rani langsung mengulum testisku satu persatu dengan rakus..dengan banyaknya air liur kental yg masih berada di mulut dan bibirnya!

Dengan celana piyama yg sudah turun setengah, aku mengangkat sebelah kakiku untuk memudahkannya melakukan manuver terhadap "biji" ku yg tebal, sementara penisku yg masih berlumuran ludah kugesekkan ke keningnya. Rani mengulum dan menjilati testisku dengan sempurna tanpa bantuan tangannya yg masih kutahan di belakang tubuhnya! FUCK! Diiringi temaramnya cahaya lilin, ini benar2 pemandangan sensual yg sangat seksi dan belum pernah kudapatkan dari sosok istriku!

R: "..emmhhh..sluurrppp..clep..plok..ahh..ummm.."

A: "Suck it, naughty bitch! And i will give you somethin that you never felt before!"

R: "..mmhmm? Can you please shut-up..mmhh..slluurpp.. and prepare your fucking cock and sperm to fuck me hard? ...mmhhh..sluurppp.. Rani tau qoq kalo Mas udah mau duluan..sluurp..pluk..mmhhh..i think you are not as good as my sistah testimony!
(Translate: "..mmhmm? qamuh bisa diem ndak, sih? Mendingan qamuh siapin kontol dan sperma kamu buat entotin Rani..mmhhh..sluurp..Rani tau qoq kalo tadi Mas udah mau duluan..sluurp.pluk..mmhhh..Rani pikir kamu ga sehebat apa yg teh Fitri bilang ke Rani!")

Bagai terbakar api membara, baru sekali seumur hidupku ada wanita yg berani mengucapkan kalimat itu padaku!

GELAP!

Seluruh inderaku seolah tidak berfungsi..dan yg kurasa hanya sesuatu yg seolah ingin keluar dari tubuhku..sesuatu yg sedari tadi masih kutahan dengan akal pikiranku sekuatnya..sesuatu yg liar bahkan di luar apa yg pernah kuimajinasikan sebelumnya!

A: ".. (berbisik lembut).. Kakak Rani, sekarang waktunya belajar! Pake baju dulu yah kakak Rani sayang.."

R: "... ... ..."

Degan segenap kekuatanku kuangkat tubuh padat Rani untuk berdiri, dan kupakaikan kaus warna kuning yg tadi ia kenakan.. karena menurutku, bersetubuh dengan half-naked costum memilik sensasi tersendiri!

Selesai kupakaikan kaus kuning itu, kudorong tubuhnya mendekati kaca besar yg menempel di lemari pakaian yg ada di kamar tamu. Dengan kasar kubalikkan tubuhnya membelakangiku..kupeluk ia dari belakang dan menghadap ke kaca lemari. Sosok setengah telanjang Rani yg sedang kupeluk jelas terpampang di sana..dan tentu saja, penisku yg sudah licIn karena air liur Rani sudah mengacung dengan keras ke arah samping! Kugunakan tangan kiriku untuk mengarahkan kepala Rani untuk melihat pantulan bayangannya sendiri di kaca, sementara jemari telunjuk dan jari tengahku kumasukkan dalam2 ke mulutnya!

A: "(aku berbisik di telinga kanannya).. Kamu lihat, kakak Rani yg pinter? Kakak Rani sekarang lagi Mas peluk niih, tandanya Mas sayang sama Kakak Rani..sebentar lagi kakak Rani belajar sama Mas yah.. Mas akan ajari kakak Rani mengenai ilmu tubuh yg pasti jarang kamu dapetin.."

R: "..mmhhh..fffhhh..mmhhh...iya, Mas..sshh..ajari Rani, Masss..sshh"

A: "Tapi sebelum mulai, Mas mau kakak Rani ulangi.. bilang sama Mas kalo kamu mau Mas ajarin.."

Selagi berbisik, kuarahkan tangan kiriku yg sebelumnya berada di wajah Rani, untuk meremas payudara sebelah kanannya dengan kasar..sementara kuturunkan tangan kananku ke klitorisnya. Dengan telunjuk dan jari tengah, kumainkan jemariku untuk memberikan belaian dan sentuhan kecil di daerah paling sensitif dari tubuh Rani yg setengah telanjang.

Tak kuduga reaksinya begitu dahsyat saat jari tengahku bergerilya di sekitar kemaluannya, sampai akhirnya mulai membelah vagina Rani untuk mencapai klitorisnya.

Sentuhan pertama pada klitoris membuat kakinya bergetar!

Sentuhan kedua membuatnya melenguh dan melentingkan tubuhnya, sekaligus menekan penisku dengan bongkahan pantatnya yg padat! Kedua tangannya diangkat ke atas, merangkul leherku dari belakang.

Segera kupilin puting sebelah kanannya sekaligus meremasnya dengan kuat menggunakan tangan kiriku, sementara tangan kanan kugesekkan ke klitorisnya terus menerus sambil kutekan penisku agar tenggelam di belahan pantat Rani. Kini lidahku sudah menjelajahi leher dan telinganya dengan liar. Kepala Rani mendongak ke atas..matanya terpejam dan bibir sensualnya terbuka..ia mencoba mengikuti irama permainanku dengan ikut menggoyangkan pinggulnya untuk menggesek batang kemaluanku agar tenggelam lebih dalam ke belahan bongkahan pantatnya yg kenyal! Sesekali ia membuka matanya untuk melihat pantulan bayangan kami di kaca, dan tatapan matanya yg tajam seolah memohon padaku agar aku terus memperlakukan dia seperti itu karena dia benar2 menikmatinya!

R: "..mmhh..sshhhiitt! Sshh..oohh..Rani janji ga nakal lagi, Mas..sshh..Rani janji..sshh..ouih..bener, Mas! ..ahh..sshhh.."

A: (berbisik sambil menjilati telinga Rani)... mmhh..Bener? Janji? Sluurp..mmh.. Tapi kakak Rani tetap harus Mas hukum agar kakak Rani inget dan ndak nakal lagi nanti..paham?"

R: "Iya, Mas..sshhh..kasih Rani hukuman, Mas..ahh..sshh.. Hukum Rani pake kontol kamu, Mas!..sshh..Rani udah ga kuattt..sshhh..terusin siksaan kamu, Mass..sshh..ahh.."

Tanpa membuang waktu, langsung kudorong tubuh Rani ke permadani yg terbentang di lantai tengah kamar tamu. Segera kuludahi penisku yg telah mengering dari air liur Rani, untuk lebih memudahkan batangku masuk ke vagina Rani yg telah basah saat kubelai klitorisnya tadi. Kutindih ia dari belakang, dan denga kasar kumasukkan penisku ke dalam vaginanya.

R: "..ouuhhh..mmmm...mmhhhh..sshhh..gede banget sih, Maaasss??..sshhh..bener yg teteh Fitri bilang..sshh..mmhh.. kamu emang jago ngewe, Maaass..kontol gede gitu kok bisa masuk semua sih ke aquuhh..sshhh..ohhh..."

A: "..uuhh..omongan kotor kamu ga kalah sama ipar kamu ya, kakak Ranii..uuhhh.. Dan biar kamu tau, ini belum masuk semua loh.."

R: "..oohh..sshh..please jangan bandingin aku sama pelacur ituh, Maass..sshh..ohh..ahh..sshh..pelacur itu cuma bener dalam satu hal Mas..sshh..mmhhh.."

A: "Apa itu, kakak Rani sayaaanggg..?"

R: "..sshh..ahh..pelacur itu benar..ahh..sshhh..mengenai kontol kamu yg besarr Mmasss..sshh"

Kuletakkan tangan kiriku di payudara sebelah kirinya, sementara kurasakan lubang syurga Rani masih menyesuaikan seperempat penisku yg sudah berada di dalam. Setelah kurasakan vagina Rani sudah siap, segera kuhunjamkan penisku seluruhnya dan kupompa berkali-kali dengan kasar. Jemariku meremas payudara sebelah kirinya dengan keras, dan saat kulihat ke arah kaca, ekspresi kenikmatan memenuhi wajah Rani...ia kembali memejamkan mata dan membiarkan bibirnya yg merekah terbuka! Sesekali ia melayangkan tatapan sinis dengan memicingkan matanya padaku sambil mendesah parau, dan kembali memejamkan matanya..menandakan bahwa ia sangat menikmati caraku menyetubuhinya!

Spoiler

for Hot:





Semakin kunaikkan intensitas tekanan pinggulku, sehingga batangku merangsek lebih dalam ke ujung vagina Rani. Saat kulihat bayangan kami di kaca, aku semakin merasa perkasa.. karena pada akhirnya aku mampu melampiaskan otak liarku kepada seorang perempuan, dan perempuan itu menikmatinya! DAMN.. Betapa kunikmati desahan yg keluar dari mulut Rani yg dengan sengaja memperlihatkan padaku bahwa ia menggigit bibirnya dan memperlihatkan tatapan mata minta dikasihani..betapa kunikmati remasan keras yg kuberikan pada dada kirinya yg memiliki puting yg pas untuk ditekan dengan keras..dan betapa kunikmati laknatnya persetubuhan terlarang yg sedang kujalani kali ini!