Aku berjalan dgn lemah dan terseok seok menyusuri jalan setapak yang tertutup rimbunnya pepohonan hutan blackwood yg berada dibelakang kastil tempat aku menjabat sebagai kapten pasukan pengawal sir arnoldster salah satu bangsawan dikerajaan royal earth. aku baru saja melarikan diri dari sebuah serangan dari pihak pemberontak yg memulai serangannya selama 5 hari, tanpa henti mereka mendesak kami dgn segala cara, hingga akhirnya mereka bisa menembus pertahanan kastil kami dan hari itu pula menjadi hari yang tidak akan terlupakan dalam hidupku. semua saudara saudaraku gugur, mereka bertempur dengan gagah berani walau musuh yg menyerang kami seperti air bah yang menyapu semua kehidupan yang ada dikastil itu, pemberontak pemberontak itu dengan kejinya membantai siapa saja yang ada dihadapan mereka tak peduli tua maupun muda, Wanita bahkan anak kecilpun mereka bunuh tanpa ada rasa kemanusiaan.
Langkahku semakin berat, darah semakin deras mengucur dari luka menganga dipaha kananku, hanya pedangkulah yang menjadi penopangku untuk berdiri dan berjalan. Tampak kejauhan aku melihat asap hitam membumbung tinggi dari kastil ku, suara riuh para pemberontak merayakan kemenangan mereka terdengar sayup sayup ditelingaku. Sungguh seandainya bukan atas perintah sir arnoldster junjunganku agar aku pergi untuk melaporkan peristiwa ini ke keraja royal earth yang mulia baragh the brave, aku lebih memilih mati bersama saudara saudaraku yg pemberani dan saat ini akupun yakin kalau pimpinanku sir arnoldster pun sdh menjadi korban.tapi pertanyaan dibenakku siapa para pemberontak itu yg begitu terorganisir tiba tiba menyerang kami sementara raja royal earth memerintah dengan adil, bijak dan sangat dicintai rakyatnya.
Aku mencoba berjalan kembali setelah membebat sendiri luka dipahaku, kepalaku pusing semua yg kulihat seperti sedang berputar putar dan tiba tiba "siiiing" buk! Aku jatuh terjerembab mencium tanah, rasa sakit dibahuku kananku membuatku Segera tersadar bahwa aku baru saja terkena anak panah."Aaaaargh" erangku menahan sakit, kucoba untuk berdiri tapi kakiku goyah dan aku terjatuh kembali. Kuliat beberapa pria mendekat, wajah mereka sangar dan bringas penuh kebencian."Mau lari kemana kapten!?" Hardik salah seorang dari mereka. Aku mengambil nafas panjang dan berusaha untuk berkonsentrasi meski kesempatanku untuk hidup sangatlah kecil, tapi jangan sebut aku kapten pasukan pengawal kalau aku tidak akan berperang sampai nafas terakhir.
6 orang yah itu jumlah pemberontak yang memburuku, mereka bersenjata lengkap dan mulai mendekatiku dgn sombongnya."Kita apakan dia, langsung dipenggal atau kita potong pelan2..ha..ha..ha.." Tawa salah seorang dari mereka yang mendekatiku dan diikuti tawa teman temanya. Tapi tawa mereka hanya sebentar saat melihatku dengan serangan tiba tiba berdiri dan menebas kepala salah seorang dari mereka yang berdiri paling dekat posisinya dariku. Mereka tertegun melihat kepala teman mereka terjatuh ditanah dan menggelinding masuk kejurang dibelakangku."Ayo siapa lagi yang mau ikut dengannya ke neraka!! Haah!!" Bentakku dgn semangat, rasa sakit ditubuhku sdh tidak kuperdulikan lagi krn semangat untuk bertempur sampai akhir sudah membara didalam dadaku."Siiiing" buk!."Aaaaaaargg'!" Erangku kesakitan setelah sebuah panah tiba tiba menancap didada kananku."Pengecuuut!" Umpatku,aku terhuyung huyung hilang keseimbangan dan ."Ooooh tidaaaaak! Aaaaaaaahhh!" Aku terjatuh kedalam jurang."Inilah saatnya aku mati" kataku dalam hati, saat itu aku pasrah akan nasibku hingga tubuhku menghantam air dan semuanya menjadi gelap gulita yang terdengar hanya suara deru air yg sangat deras, aku pingsan.
Aku mulai membuka mataku pelan semuanya masih nampak samar, hanya aku merasa nyaman dan hangat."Air..air..aku haus!" Aku memelas aku merasa tak bisa menggerakkan tubuhku dan kembali merasakan sakit yg luar biasa."Aaaaarrhhh oh tuhaaan..aaaaa!!" Erangku kesakitan." Papa..papa..orang itu sdh sadar!" Teriak seorang perempuan. Tapi semuanya kembali gelap dan akupun kembali pingsan. Aku tak tahu berapa lama aku pingsan, tapi setelah aku kembali sadar rasa sakit ditubuhku sudah mulai berkurang dan sudah bisa aku tahan. Aku melihat diriku dalam sebuah rumah tradisional terbuat dari kayu dan beratapkan jerami sangat sederhana tapi melihat kondisiku tempat ini sungguh nyaman." Oh sudah sadar lagi yah?" Suara perempuan itu lagi." Ayahku lagi pergi berburu sekarang hanya ada aku dan kamu, oh ya bagaimana kondisimu?" Tanya seorang wanita muda yang sedang duduk disampingku sambil membasuh wajahku dgn kain yg basah."Namaku nora..kalo nama kamu siapa?" Tanyanya sambil memperkenalkan dirinya."Air.." Jawabku lirih." Air..nama kamu lucu..hi..hi..hi" dia cekikikan, wajahnya tidak cantik tapi kalau diperhatikan dia ternyata terlihat menarik. Kulitnya putih dengan wajah berbintik disertai hidung mancung dan bibir tipis, rambutnya panjang berwarna merah terurai bebas, yah setidaknya nora menjadi pemandangan terindah sampai saat ini." Air..air..aku haus" pintaku lirih."Oh maaf saya kira namamu air" katanya yg segera mengambil kain dan membasahinya dgn air yg ada digelas."Kata ayahku kamu tidak boleh langsung minum nanti tersedak jadi minumnya seperti ini" katanya menjelaskan sambil memenaruh kain basah itu diatas mulutku dan memerasnya pelan. " Regan..namaku regan" aku memperkenalkan diri sambil mencoba untuk duduk."Jangan begerak dulu lukamu parah"cegah nora menahanku, dan tanpa membantah ku ikuti sarannya krn rasa sakit mulai kambuh lagi.
Hari sdh mulai gelap nora mulai menyalakan api unggun ditengah tengah rumah itu, sepertinya api unggun itu sebagai penerang dan sekaligus alat penghangat. Tiba tiba pintu terbuka dan masuklah seorang pria yg bertubuh gemuk tapi tegap."Nora tolong kuliti kelinci kelinci ini dan masak papa sdh lapar" kata pria itu dgn suara berat, ternyata dia ayahnya nora baru pulang dari berburu."Papa orang itu sudah sadar" kata nora sambil mengambil hasil buruan ayahnya."Oh..sukurlah aku kira kamu tidak akan bertahan hidup dgn luka seperti itu" kata pria itu sambil mengambil kursi dan duduk disampingku."Namaku jahsen aku yg menemukanmu hanyut disungai" katanya memperkenalkan diri sambil menjabat tanganku, untuk orang seumuran dia genggamannya cukup kuat."Dan itu putriku nora" katanya sambil melirik putrinya yg sedang asik memasak 3 ekor kelinci buruan jahsen."Kapten kamu aman disini..jadi beristirahatlah" kata jahsen mengagetkanku."Anda tau darimana kalau aku seorang kapten?" Tanyaku sedikit selidik."Anda masih berada didaerah blackwood dan junjunganku adalah sir arnoldster" katanya dgn suara pelan dan tertunduk."Oh bagaimana kabar tuanku apa anda tau kabarnya?" Tanyaku semangat, jahsen tertegun dan setelah menghela nafas " sir arnoldster sekeluarga tewas. Mayatnya diarak arak pemberontak dialun alun kapten" jahsen tertunduk."Sekarang tempat ini tidak seperti dulu lagi tiada kedamaian lagi" katanya pelan."Oh tuanku maafkaan aku yang tidak bisa menjaga dan melindungimu..oooohh tuhaan" aku menangis sungguh aku merasa menjadi manusia tidak berguna. Jahsen menggenggam tanganku dan berusaha menenangkanku."Yang penting kapten beristirahat karena tidak ada yg bisa kita perbuat saat ini" kata jahsen.aku sdh mulai bisa menguasai diriku kembali dan menenangkan diri." Bagaimana dengan pemberontak" tanyaku lagi."Saat ini mereka sdh mulai menuju pusat kerajaan royal earth, mereka seperti air bah yang menerjang apapun dihadapan mereka, kematian dimana mana" kata jahsen sambil menyalakan rokoknya."Kapten istirahatlah tidak ada yg kapten bisa perbuat" kata jahsen berdiri meninggalkanku yg terbaring merenungi nasibku dan tugasku sebagai prajurit.
Tak terasa aku sdh melewati musim dingin ditempat ini fisikku sudah membaik dan kuat seperti sedia kala dan berlatih pedang adalah sarapanku setiap hari. Jahsen sangat senang aku tinggal bersamanya karena ada pria yang bisa menemaninya dalam bekerja dan berburu. Saat ini hidup rakyat sangat menderita karena penindasan dari raja yg baru raja dorian seorang penkhianat busuk, dorian adalah sepupu dari raja yang sah yg berhasil digulingkan lewat pemberontakannya yang tiba tiba dan menggunakan jasa prajurit prajurit bayaran yg tidak bermoral. Yah keserakahan menutup hati nurani kita sebagai manusia. Dia memerintah dgn tangan besi memanfaatkan posisinya untuk memuaskan hasratnya akan dunia, bahkan dia membunuh ayahnya yg menentang tindakannya dan menjadikan ibu dan saudarinya menjadi pelayannya. Tapi meskipun rakyat hidup dalam penindasan, kehidupanku bersama jahsen dan nora didalam hutan sangat damai. Namun hatiku tidak sedamai yg mereka pikirkan dendam masih membakar hatiku, aku tidak bisa bgt saja menghapus siat ksatria dari nadiku bahwa aku lahir dan hidup untuk memenuhi sumpahku sebagai ksatria. Kadang jahsen selalu menasihatiku agar merelakan semua beban dihatiku. Tapi sungguh aku tak bisa karena hampir setiap saat terbayang wajah saudara saudaraku yang gugur dgn tragis, membuatku kadang menangis pilu bila mengingat perjuangan mereka.
Hari demi hari kulalui didalam hutan disebuah rumah yg sederhana tapi penuh rasa cinta dan hormat.tak terasa hubunganku dgn jahsen seperti seorang ayah dan anak kami begitu kompak dalam bekerja dan berburu bahkan tak segan dia memakiku bila aku meleset membidik buruanku tapi kadang pujian pun kuterima bila dia merasa sedang senang atau lagi mabuk berat. Tapi berbeda perasaanku terhadap nora dia seperti sebuah salju yg selalu mendinginkan api amarah dihatiku, yah aku merasa membutuhkan dia tidak hanya disisiku tapi juga didalam hatiku.hingga aku mengutarakan perasaanku padanya, malam itu dia tertegun mendengar ungkapan hatiku, wajahnya merah merona terlebih saat aku menggenggam tangannya dan saat ku kecup bibirnya dia terhenyak dan langsung mengguyurku dengan air tepat diwajahku lalu dia berdiri dan berpaling meninggalkanku sendiri,Dgn perasaan yg tak menentu. Malam itu aku tak bisa tidur mataku terpejam tapi pikiranku melayang tiba tiba aku merasa sebuah kecupan mendarat lembut dibibirku, aku terperanjat aku melihat nora didepanku dgn wajah yg merah merona tertunduk."Nora aku bingung dekat sikapmu tadi kau menolakku dan sekarang kau menciumku, apa kau ingin mempermainkanku?" Tanyaku ketus. Nora menatapku dengan mata yg berbinar " regan baru kamulah pria yg menciumku dan aku takut kalau itu hanya mimpi dan aku bersyukur tidak menamparmu" katanya malu malu sambil tersenyum indah.aku tertawa mendengar alasannya aku lalu menariknya pelan hingga menindihku dan kami pun berciuman dgn penuh perasaan bibirnya begitu lembut nafasnya menghangatkan jiwaku sungguh malam itu aku merasa tentram dalam cintanya hingga tak kami sadari tubuh kami sdh tak berbusana sama sekali, ciuman yg awalnya lembut kini berubah menjadi ciuman yg penuh nafsu memburu, gairah kami berdua sudah membara. Aku menindih tubuh nora yg putih kulitnya begitu halus, wajahnya merah karena hasrat menggebu."Oooh..regan..aku mencintaimu" bisiknya dgn nafas memburu ditelingaku. Aku menjelajahi tubuhnya yg polos mulai dari bibir, leher, payudaranya yang tidak begitu besar dgn puting berwarna merah muda, dadanya juga berbintik bintik sama seperti wajahnya tapi membuatku terpesona. Aku menjelajahi senti demi senti payudaranya dgn nafsu kuremas kujilat dan ku gigit pelan putingnya yg mulai mengeras membuat nora mengelinjang dan berdesah lembut. Tak terasa penisku sdh mengeras dan tegak, aku lalu memandangnya bgt pula dia memandangku."Aku mencintaimu nora."Kataku lembut."Lakukan regan aku milikmu malam ini dan seterusnya" katanya sambil menatapku penuh arti. Kami kembali berciuman sambil tangan kananku mengarahkan penisku ke vaginanya, kuusapkan kepala penisku dimulut vaginanya membuat nora kembali berdesah disela2 ciuman kami matanya terpejam, sungguh pemandangan yg indah. Aku merasakan sdh sangat terangsang krn vaginanya sdh basah dan aku merasa inilah saatnya, aku mulai menekan penisku perlahan lahan diikuti tubuh nora yg menegang dan berdesah."Ssshhhhhh..aaaahhh..sssshh" desah nora dan ketika penisku sdh masuk kedalam vainanya yg begitu sempit nora terhenyak dia memelukku erat tubuhnya bergetar."Aaaa..regan..aaaammmmh" desah nora pelukannya bgt kuat apalagi saat penisku yg terasa hangat didalam vaginanya kumasukkan pelan2 dan masuk bgt dalam terasa vagina nora mencengkram penisku."Aaahh regaaaaan..batangmu keraaass..mmmmmh" desah nora. Setelah kami sdh bisa menguasai diri kembali, aku mencium nora lagi dan dibalasnya dgn nafsu kami berpagutan cukup lama hingga aku mulai menggoyang pinggulku maju mundur diikuti desahan nora yg nakal membuatku sungguh bergairah. penisku keluar masuk dengan leluasa dan berbuat semaunya didalam vagina nora yg juga berdenyut denyut memijit penisku.tempo goyanganku perlahan lahan mulai kencang..kami semakin liar terlebih nora seperti ikan yg jauh dari air dia bergoyang, mengeliat, mencengkeram selimut diranjangku, hingga dia mencengkeram tanganku, kepalanya mendongak, matanya terpejam dan tiba2."Aaaaaaah..regaaaaan..oooooooh"dia mengerang dan mengejang, nora orgasme. Melihat ekspresinya membuatku makin memburu kenikmatan itu juga, goyanganku makin kencang nora pun bergerak makin liar dan rasa dingin dan ngilu menjarar dari penis hingga punggungku dan."Aaaaaaaaaah.." Aku mengerang, tubuhku bergetar aku ambruk memeluk nora yg terengah engah penuh peluh.aku menyemburkan spermaku didalam vagina nora.
Kami pun berpelukan dan saling mengelus satu sama lain. Mata kami saling menatap dan kadang disertai tawa kecil, seakan tidak percaya peristima apa yg telah terjadi diantara kami berdua. Tiba tiba pintu terbuka jahsen pulang dari memeriksa perangkap buruan kami didalam hutan."Nora papa pulang!!..regan perangkap yg kau..!?" Kata katanya terhenti mata jahsen terbelalak tak berkedip melihat kami yg polos tanpa busana dan sedan berpelukan."Papa aku mencintainya papa..!!"Kata nora panik yg langsung memelukku erat dia takut.jahsen lalu mencabut pedangnya dan mendekati kami dihunuskannya pedangnya tepat dileherku membuat nora tambah panik."Anakku bilang dia mencintaimu regan..apa kau percaya itu?"Tanya jahsen geram dia menatapku tajam."Iya aku percaya!"Jawabku tegas, sedang nora hanya bisa menangis memegang tangan ayahnya memohon untuk tidak menyakitiku."Dan kau apa kau mencintai anakku hai ksatria!?" Hardiknya, aku merasa darah sdh mengalir sedikit dari leherku yg membuat nora histeris panik dan menangis sejadi jadinya."Yah aku mencintainya itu sumpahku" aku menatap jahsen dgn tajam aku tak gentar."Kalau bgt nikahi anakku.hai ksatria jgn kau hina kehormatanku" kata jahsen dgn suara bergetar."Ya aku akan menikahinya malam ini" jawabku tegas, nora menatapku dgn air mata yg basah krn tangisnya."Bagus lah" kata jahsen sambil tertawa terbahak bahak."Itu baru sifat ksatria" dia lalu mencium keningku dan kening nora yg masih bingung dgn situasi."Oh anak2ku" jahsen memeluk kami berdua, dan kami pun membalas pelukannya."Sudah pakai pakaian kalian aku jadi salah tingkah liat ulah kalian" goda jahsen yg menyadarkan kami bahwa kami masih telanjang bulat. Malam itu kami merayakan pertunangan kami dgn menikmati buruan kami.
Esoknya aku menikahi nora disebuah chapel kecil dipinggiran kota walau sederhana tapi kami bahagia. Menikahi nora sejenak membuatku melupakan dendamku. Aku hanya ingin membahagiakan istriku, membina rumah tangga bahkan terbesit dipikiranku untuk merelakan beban hatiku. Tapi itu tidak lama saat kebahagiaanku, impianku, hancur luluh lantak direbut nafsu setan dalam diri manusia yg merenggut istriku. Yah meneguk manisnya madu kasih dgn nora hanya sekejap saat patroli kerajaan yg menemukan rumah kami, mereka menangkap istriku dan membunuhnya disaat aku dan jahsen sdg berburu. Mereka menemukan seragamku yg disembunyikan oleh jahsen saat dia menolongku. Dan nora tidak mau memberitahukan siapa pemilik seragam itu dan karena cintanya padaku diapun menjadi korban kebejatan manusia yg tidak bermoral. Dan sekarang tidak adalagi cinta, tidak adalagi hati nurani dalam diriku, perang akan dimulai lagi dan mereka yang memintanya..sekarang yg ada hanya darah dan pembantaian..
Sunday, June 14, 2015